No | Kata | Arti |
---|---|---|
1 | dahan pembaji batang | Menggunakan harta kekayaan milik tuannya/atasannya. |
2 | dapat durian runtuh | Mendapatkan keuntungan tanpa harus bersusah-payah. |
3 | dapat tebu rebah | Mendapatkan keuntungan tanpa harus bersusah-payah. |
4 | dapur tidak berasap | Sangat miskin, hingga untuk makan pun tidak cukup. |
5 | di luar merah di dalam pahit | Baik secara lahiriah, tetapi buruk/jahat secara batiniah; terlihat baik diluar, namun buruk didalam. |
6 | di manakah berteras kayu mahang | Sesuatu yang mustahil sebaiknya tidak perlu terlalu diharapkan. |
7 | dialas bagai memengat | Mengatakan sesuatu dengan alasan yang cukup. (memengat = memasak pengat/masakan tak berkuah) |
8 | diam penggali berkarat | Ilmu pengetahuan yang hanya disimpan (tidak diamalkan dan diajarkan) maka lama-kelamaan akan hilang. |
9 | diberi berkuku hendak mencengkam | Diberi sedikit kekuasaan sudah hendak berbuat sesuka hati. |
10 | diberi bertali panjang | Diberikan kebebasan sepenuhnya. |
11 | diberi betis hendak paha | Diberi sedikit hendak minta banyak. |
12 | ditebuk tikus | Sudah hilang kegadisannya/perawannya. |
13 | duduk di ambung-ambung taji | Selalu dalam kekhawatiran. |
14 | dari semak ke belukar | Menceraikan isteri yang jahat, namun kemudian menikah lagi dengan wanita yang lebih jahat. |
15 | Dada manusia tidak dapat diselam | Pengetahuan (pemikiran) seseorang tidak dapat diduga. |
16 | Dagangan bersambut yang dijualnya | Cerita dari orang lain yang diceritakannya. |
17 | Dalam berselam, dangkal berjingkat | Penghasilan yang dipadakan/dicukupkan. |
18 | Dalam dua tengah tiga | Tidak jujur. |
19 | Dalam laut boleh diduga, dalam hati siapa tahu | Pengetahuan (pemiikiran) seseorang tidak dapat diduga. |
20 | Dalam menunduk dia menyonggeng | Dari sikap terlihat ia menerima dengan baik, tetapi sebenarnya hatinya membantah. |
21 | Dalam menyelam, cetek bertimba | Penghasilan yang dipadakan/dicukupkan. |
22 | Dalam rumah membuat rumah | Mencari keuntungan atas pengeluaran orang lain. |
23 | Dalam sudah keajukan, dangkal sudah keseberangan | Telah diketahui dengan baik/benar tujuan atau maksud seseorang. (ajuk = duga) |
24 | Dapat dihitung dengan jari | Sangat sedikit. |
25 | Dapat harta karun | Mendapatkan keuntungan tanpa harus bersusah-payah. |
26 | Dapat harta timbul | Mendapatkan keuntungan tanpa harus bersusah-payah. |
27 | Dapat kijang teruit | Mendapatkan keuntungan tanpa harus bersusah-payah. |
28 | Darah setampuk pinang | Belum berpengalaman. |
29 | Dari ajung turun ke sampan | Diturunkan pangkat/jabatannya. |
30 | Dari jauh diangkat telunjuk, kalau dekat diangkat mata | Umpat/caci-maki karena perilaku yang tidak senonoh. |
31 | Dari lecah, lari ke duri | Menghindarkan diri dari kesulitan yang kecil, namun akhirnya mendapatkan kesulitan yang lebih besar. |
32 | Dari telaga yang jernih, tak akan mengalir air yang keruh | Dari sifat orang yang mulia, tidak akan muncul budi bahasa dan perilaku yang kasar/tidak baik. |
33 | Dari telaga yang keruh, tak akan mengalir air yang jernih | Dari orang yang tabiatnya jahat, tidak akan muncul budi bahasa dan perilaku yang baik. |
34 | Daripada cempedak baiklah nangka, daripada tidak baiklah ada | Lebih baik sedikit daripada tidak sama sekali. |
35 | Daripada hidup bercermin bangkai, lebih baik mati berkalang tanah | Lebih baik mati daripada harus menanggung malu yang teramat sangat. |
36 | Daripada hidup bergelumang tahi, lebih baik mati bertimbun bunga | Lebih baik mati daripada harus menanggung malu yang teramat sangat. (bergelumang = berlumur) |
37 | Daripada segenggam jadi segantang | Bernasib baik/mujur. |
38 | Datang nampak muka, pergi nampak belakang | Datang dengan baik-baik, pergi pun harus dengan baik juga; datang dan pergi bertamu hendaklah memberitahu/bersalam. |
39 | Datang seperti ribut, pergi seperti semut | Tentang penyakit. |
40 | Datang tak berjemput, pulang tak berhantar | Tamu yang tidak penting. |
41 | Datang tampak muka, pulang tampak punggung | Datang dengan baik-baik, pergi pun harus dengan baik juga; datang dan pergi bertamu hendaklah memberitahu/bersalam. |
42 | Datang tiada dijemput, dihalau dia berpaut, salah hemat kita diangkut | Tentang penyakit. |
43 | Datar bak lantai papan, licin bak dinding cermin | Keputusan yang sangat adil. |
44 | Daun dapat dilayangkan, getah jatuh ke perdu juga | Tidak sama/setara antara kasih sayang yang diberikan kepada anak sendiri dengan kasih sayang yang diberikan kepada anak saudara. |
45 | Daun keladi dimandikan | Memberikan nasihat/ajaran yang sia-sia. |
46 | Daun mengenalkan pohonnya | Dari perilaku dan budi bahasa dapat diketahui mengenai asal-usulnya. |
47 | Daun nipah dikatakan daun labu | Segan/enggan untuk bertanya/mencari tahu yang akhirnya dapat menimbulkan kesalahpahaman. |
48 | Daun telah melayang, buah jatuh ke perdu juga | Tidak sama/setara antara kasih sayang yang diberikan kepada anak sendiri dengan kasih sayang yang diberikan kepada anak saudara. |
49 | Daunnya jatuh melayang, buahnya jatuh ke pangkal juga | Orang yang tidak berbudi pekerti walaupun banyak pengetahuannya sekalipun, akan ketahuan juga asal-usulnya; yang berguna tetap tinggal, tetapi yang tidak berguna dibuang. |
50 | Degar-degar merapati | Perselisihan internal keluarga yang semakin merapatkan hubungan. (degar-degar = bunyi kayu dipukul) |
51 | Dek sukar berkampuh ijuk, nan adat diturut juga | Adat yang tidak boleh ditinggalkan, walaupun hidup dalam kemelaratan. |
52 | Dekat dapat ditunjal, jauh dapat ditunjuk | Perkataan atau pengakuan yang dapat dibuktikan kebenarannya. |
53 | Dekat tak tercapai, jauh tak berantara | Sesuatu yang diinginkan, tetapi tidak berdaya/tidak mampu untuk meraihnya. |
54 | Dendang menggonggong telur | Orang bodoh yang berpakaian bagus. |
55 | Dengan kartu terbuka | Dengan terus terang. |
56 | Dengar cakap enggang, makan buah beluluk; dengar cakap orang, terjun masuk lubuk | Suatu pekerjaan hendaklah dipikirkan secara masak/matang sebelum dikerjakan (jangan sekali-kali melakukannya hanya karena mendengar apa yang dikatakan orang lain). |
57 | Dengarkan cerita burung, anak dipangku dilepaskan | Karena mendengarkan tutur manis dari orang lain, pekerjaan yang sudah dilakoni (mata pencaharian sehari-hari) pun disia-siakan. |
58 | Deras datang dalam kena | Pekerjaan yang dikerjakan secara terburu-buru kelak akan mendatangkan kerugian/kesusahan. |
59 | Deras seperti anak panah | Sangat cepat. |
60 | Destar habis, kopiah luluh | Mengalami kemalangan (bernasib sial) secara terus-menerus. |
61 | Di bawah ketiak orang | Berada dibawah kekuasaan orang lain. |
62 | Di bawah lancung nan tiris | Seseorang yang mendapatkan penghinaan dan menganggap dirinya rendah. (lancung = sesuatu yang palsu) |
63 | Di bawah lantai nan tiris | Seseorang yang mendapatkan penghinaan dan menganggap dirinya rendah. |
64 | Di belakang ia menendang kita, bila di depan ia mengeting kita, jika di tengah ia berpusing ligat pula | Menghadapi orang terkasih yang menyebabkan kita merasa serba salah. |
65 | Di hulu keruh di hilir pun tentu keruh juga | Kalau asalnya tidak baik, maka hasilnya pun tentu tidak baik. |
66 | Di laut angkatan, di darat kerapatan | Kekuatan di laut bergantung pada angkatan perang, sedangkan kekuatan di darat bergantung pada rasa persatuan. |
67 | Di luar bagai madu, di dalam bagai empedu | Baik secara lahiriah, tetapi buruk/jahat secara batiniah; terlihat baik diluar, namun buruk didalam. |
68 | Di luar berkilat di dalam berongga | Baik secara lahiriah, tetapi buruk/jahat secara batiniah; terlihat baik diluar, namun buruk didalam. |
69 | Di lurah air yang besar, di bukit orang yang hanyut | Orang tidak bersalah yang menerima hukuman. |
70 | Di lurah maka hendak angin, di bukit maka hendak air | Menghendaki sesuatu, namun tidak pada tempatnya. |
71 | Di mana lalang habis, di situ api padam | Dimana mati maka disana pulalah dikuburkan. |
72 | Di mana tumbuh, di situ disiang | Dimana timbul perkara/permasalahan maka disana pulalah diselesaikan. |
73 | Di mudik sebulakan, di hilir semuara | Persatuan yang kukuh. (bulakan = pancaran air yang menggenang) |
74 | Di padang orang berlari-lari, di padang sendiri berjengket-jengket | Orang yang suka menerima/menuntut hak orang lain, tetapi hak sendiri disembunyikan (tidak ingin dituntut). |
75 | Di reban sendiri melegas, di reban orang meromok | Berani di rumah/tempat sendiri tetapi takut di tempat orang lain. |
76 | Di rumah sendiri dapur tak berabu, ke rumah teman pergi berpasak seribu | Suka bertandang/bertamu dan makan di rumah orang lain. |
77 | Di waktu garuda alah oleh ular | Kalimat kiasan terhadap waktu yang telah lalu; zaman dulu kala. |
78 | Diam di laut, masin tidak; diam di bandar, tak meniru | Tidak menghiraukan segala perubahan (terutama perubahan-perubahan yang baik). |
79 | Diam-diam lepu | Musuh/lawan yang pendiam bukan berarti tidak bisa apa-apa. (lepu = ikan laut lionfish) |
80 | Diam-diam ubi berisi, diam-diam besi berkarat | Orang pendiam yang suka berpikir atau banyak memiliki pengetahuan; bekerja dengan diam-diam. |
81 | Dian sebatang dinyalakan hujung pangkalnya, teraba-teraba sudahnya | Orang yang menyia-nyiakan sesuatu kelak akan mendapatkan kesulitan. |
82 | Dianjak layu, dibubut mati | Keputusan yang tidak dapat diubah lagi. |
83 | Dianjung seperti payung, diambak seperti kasur | Orang yang sangat dimuliakan. |
84 | Diapit tidak bersanggit, ditambat tidak bertali | Isteri yang tidak dipelihara/dijaga oleh suaminya, tetapi juga tidak diceraikan; seorang isteri yang hidup diluar nikah. (sanggit = geser, gosok) |
85 | Diasak layu, dicabut mati | Keputusan yang tidak dapat diubah lagi. |
86 | Dibakar tak hangus, direndam tak basah | Sangat berkuasa; tidak mudah untuk dikalahkan. |
87 | Dibalik-balik bagai memanggang | Dipikirkan secara masak/matang. |
88 | Dibalun sebalun kuku, dibuka selebar alam | Alam rohani yang tak berbatas. (balun = gulung) |
89 | Dibenarkan duduk di serambi, hendak bermaharajalela di tengah rumah | Diberi sedikit hendak minta banyak. |
90 | Diberi bahu, hendak kepala | Perihal orang yang terlalu dimanjakan. |
91 | Diberi berpadang luas | Diberikan kebebasan sepenuhnya. |
92 | Diberi sejengkal hendak sehasta, diberi sehasta hendak sedepa | Diberi sedikit hendak minta banyak. |
93 | Dibilang genap, dipapar ganjil | Kelihatannya (dikatakan) saja untung, tetapi sebenarnya rugi. (dipapar = dibentangkan) |
94 | Dibuang yang keruh, diambil yang jernihnya | Yang buruk dibuang, sedangkan yang baik diambil/digunakan. |
95 | Dibuat karena Allah, menjadi murka Allah | Dilakukan dengan maksud/niat yang baik, tetapi diterima oleh orang lain dengan penuh curiga. |
96 | Dicari cempedak di bawah kerambil | Mencari sesuatu tetapi tidak pada tempatnya. (kerambil = kelapa) |
97 | Dicecah orang bagai garam | Wanita yang baru saja menikah, tetapi kemudian langsung bercerai. |
98 | Dicocok orang hidungnya | Menurut saja. |
99 | Dicukur-cukur rambut, tumbuh juga semula | Orang yang tabiatnya jahat/buruk, meskipun dinasihati dan dihukum, lambat laun akan berbalik seperti semula (kembali berbuat jahat). |
100 | Didenda dengan emas yang habis, dipancung dengan pedang yang hilang | Didenda atau dihukum hanya dengan syaratnya saja karena mencari perdamaian. |
101 | Didengar ada, dipakai tidak | Nasihat yang sia-sia. |
102 | Didukung disangka orang sakit, kiranya orang kekenyangan | Menolong orang namun tidak pada tempatnya. |
103 | Didului bak melanting babi | Mendahului dalam melakukan suatu pekerjaan kadang-kadang bisa berhasil baik. (melanting = melempar) |
104 | Dielakkan harimau, gajah tentu dengan londarnya; dielakkan untung, tak tentu londarnya | Nasib yang tidak dapat dipastikan. (londar = denai, jejak binatang besar di hutan) |
105 | Digantung tidak bertali | Seorang wanita yang menjadi gundik (isteri tidak sah) atau yang telah ditinggalkan suaminya tetapi belum ditalak/belum resmi bercerai. |
106 | Digantung tinggi, dibuang jauh | Tidak berkuasa sedikit pun; sangat lemah. |
107 | Digantungkan tinggi, digalikan dalam | Perjanjian/kesepakatan yang dibuat dengan syarat-syarat yang mengikat. |
108 | Digenggam takut mati, dilepaskan takut terbang | Menghadapi suatu permasalahan yang sangat sulit; berada dalam keadaan yang serba salah. |
109 | Digenggam tiada tiris | Sangat hemat dan berhati-hati dalam mengeluarkan/membelanjakan uang. |
110 | Dihentak alu luncung | Dikalahkan oleh orang bodoh. (luncung = lancip tetapi tidak runcing/tajam di ujungnya) |
111 | Dihentak tak masuk, diumpil tak bergerak | Sangat degil/tidak mau menurut (keras kepala). |
112 | Dihujani kering, dijemur basah | Melakukan suatu pekerjaan yang hanya menyusahkan orang lain. |
113 | Diidam seperti babi lemak | Dendam yang tak berujung. (diidam = menaruh dendam) |
114 | Diimbau berbunyi, dilihat bersua | Kebenaran yang tidak dapat dibantah/tidak terelakkan. (diimbau = dipanggil) |
115 | Diindang ditampi teras, dipilih antah satu-satu | Jika hendak mencari isteri, menantu, pegawai, dsb hendaklah diperiksa asal-usulnya secara pasti/betul terlebih dahulu sehingga tidak salah pilih. |
116 | Diiringkan menyepak, dikemudiankan menanduk | Berada dalam keadaan yang serba salah, terutama dalam menghadapi orang bodoh; diajak berunding tak tentu pikirannya, tak diajak berunding ia marah. |
117 | Dijemba-jemba bagai bersiang, dihela surut bagai bertanam | Mengatur segala sesuatu supaya baik. (bersiang = membersihkan) |
118 | Dijual sayak, dibeli tempurung | Sesuatu yang baru tidak berbeda dengan yang lama. |
119 | Dijunjung merekah kepala, dipikul meruntuh bahu | Perintah atau hukuman yang sangat berat untuk dijalani. |
120 | Dikacak betis sudah bak betis, dikacak lengan sudah bak lengan | Orang yang menyangka dirinya telah cukup kuat (perihal uang atau kemampuan), sehingga merasa dirinya tidak perlu meminta bantuan dari orang lain; orang yang angkuh. (dikacak = dipegang) |
121 | Dikatakan berhuma lebar, sesapan di halaman | Terlalu mengagung-agungkan/menyombongkan harta dan kemampuan miliknya, padahal sebenarnya tidak seberapa. (sesapan = semak belukar) |
122 | Dikatakan mati emak, tak dikatakan mati bapa | Menghadapi suatu permasalahan yang sangat sulit; berada dalam keadaan yang serba salah. |
123 | Dikati sama berat, diuji sama merah | Pangkat atau kedudukan yang sama/setara. |
124 | Dikembar seperti benang | Wanita/isteri yang menduakan suaminya. |
125 | Dikerkah dia menampar pipi, dibakar dia melilit puntung | Tidak mau hanya berdiam diri dalam menghadapi perlakuan yang tidak baik/tidak adil. |
126 | Dikulum menjadi manikam, dimuntahkan menjadi sekam | Lebih baik diam daripada terlalu banyak membicarakan hal yang tidak diketahui akar permasalahannya. |
127 | Dikunyah patah gigi, ditelan sembelit | Melakukan suatu pekerjaan tanpa didasari pengetahuan adalah hal yang sia-sia. |
128 | Dilahir serupa tidak, dibatin menggunting angin | Hidup dalam kepura-puraan. |
129 | Dilambai tak nampak, diseru tak dengar | Tidak mau mendengarkan nasihat orang lain. |
130 | Dilelar timba ke perigi; tak sekali, sekali pecah juga | Suatu perbuatan yang tidak baik jika diulang lambat laun akan tidak baik juga padahnya/akibatnya. (lelar = berulang-ulang) (perigi = sumur) |
131 | Dilengah beruk berayun | Melakukan sesuatu hal yang mengasyikkan tetapi tidak ada gunanya. (dilengah = dimabuk) |
132 | Dilihat galas berlaba, dihitung pokok termakan | Kelihatannya (dikatakan) saja untung, tetapi yang sebenarnya rugi. |
133 | Dilihat si pulut, ditanak berderai | Kelihatannya saja seperti orang kaya, tetapi yang sebenarnya tidak berpunya/miskin. |
134 | Dilumas dengan daun katang-katang | Sangat marah/gusar. |
135 | Dimakan kapang habis berlubang | Menderita penyakit kelamin. (kapang = sejenis teritip/kerang laut;Toredo Navalis) |
136 | Dimakan mati emak, diluahkan mati bapa | Menghadapi suatu permasalahan yang sangat sulit; berada dalam keadaan yang serba salah. |
137 | Dimana api padam, disitulah puntung tercampak; dimana periuk pecah, disitulah tembikar tinggal | Dimana mati maka disana pulalah dikuburkan. |
138 | Dimana batang terguling, disitu cendawan tumbuh | Dimana timbul perkara/permasalahan maka disana pulalah diselesaikan. |
139 | Dimana buah masak, disitu burung banyak tampil | Dimana banyak kesenangan maka disana pulalah banyak orang yang datang. |
140 | Dimana bumi dipijak, disana langit dijunjung | Hendaklah patuh pada adat dan aturan yang berlaku di tempat yang kita kunjungi/tinggali. |
141 | Dimana bunga kembang, disitu kumbang banyak | Dimana ada gadis cantik maka disana pulalah ada pemuda yang berkumpul. |
142 | Dimana kapak jatuh, disitu baji makan | Dimana timbul perkara/permasalahan maka disana pulalah diselesaikan. |
143 | Dimana kayu bengkok, disanalah musang meniti | Dimana tempat yang tidak dijaga dengan baik maka disanalah pencuri datang; orang yang lengah akan mendapat bencana; orang yang bodoh akan dengan mudah ditipu. |
144 | Dimana kelintung berbunyi, disitu kerbau tinggal diam | Dimana perintah yang baik maka disanalah rakyatnya hidup rukun; negeri yang aman memiliki penduduk yang ramai. |
145 | Dimana makan disitu berak | Berbuat jahat di tempat mencari rezeki. |
146 | Dimana ranting dipatah, disitu air disauk | Hendaklah patuh pada adat dan aturan yang berlaku di tempat yang kita kunjungi/tinggali. |
147 | Dimana tembilang terentak, disitu cendawan tumbuh | Dimana timbul perkara/permasalahan maka disana pulalah diselesaikan. |
148 | Dimana tempat kutu hendak makan kalau tidak di atas kepala | Menghabiskan harta kekayaan milik orang tua/majikan/atasan. |
149 | Dimandikan dengan air segeluk | Pujian yang tidak ada artinya; pertolongan yang tidak mencukupi/kurang. |
150 | Diminta tebu diberi tembarau | Apa yang diberikan berbeda dengan yang diminta. (tembarau = gelagah; Erianthus Arundinaceus) |
151 | Dinding teretas, tangga terpasang | Suatu kejadian/perkara yang sudah cukup buktinya. (retas = toreh dengan senjata tajam) |
152 | Dipandang dekat, dicapai tak boleh | Menginginkan sesuatu tetapi tidak berdaya untuk meraihnya. |
153 | Dipanggang tiada hangus | Selamat dalam menempuh bermacam-macam cobaan. |
154 | Dipegang lengan sudah bak lengan, dipegang betis sudah bak betis | Orang yang menyangka dirinya telah cukup kuat (perihal uang atau kemampuan), sehingga merasa dirinya tidak perlu meminta bantuan dari orang lain; orang yang angkuh. |
155 | Diperbesar isap, hitam bibir | Boros dalam membelanjakan uang yang pada akhirnya membuatnya hidup dalam kemelaratan. |
156 | Diperluas parak, tidak disiangi | Kalau mata pencaharian sudah bertambah, hendaklah dijaga dengan baik. |
157 | Dipujuk dia menangis, ditendang dia tertawa | Perilaku yang tidak senonoh. |
158 | Dipukul lutut sakit, direngkuh siku ngilu | Berada dalam keadaan yang serba salah. |
159 | Diraih siku ngilu, direngkuh lutut sakit | Berada dalam keadaan yang serba salah. |
160 | Diratapi langau hijau | Anak dagang yang mati di rantau orang. |
161 | Direbus tak empuk | Sangat sulit untuk dikalahkan. |
162 | Direndam tak basah | Sangat sulit untuk dikalahkan. |
163 | Dirintang siamang berbuai | Melakukan sesuatu yang mengasyikkan tetapi tidak ada gunanya. |
164 | Disambut dengan penyapu tak bersimpai | Dihalau keluar dari suatu keramaian karena dibenci orang. |
165 | Disangka panas sampai ke petang, kiranya hujan tengah hari | Disangka akan baik atau mulia selamanya, tetapi tiba-tiba ditimpa kesulitan, sehingga jatuh melarat/hina. |
166 | Disangka tiada akan mengaram, ombak yang kecil diabaikan | Mendapatkan kesulitan karena memandang ringan perkara kecil. |
167 | Disangkakan bedena timbul, terpeluk bangkai babi bengkak hanyut | Orang tamak yang tidak tahu cara membedakan hal yang baik dengan yang buruk. |
168 | Disangkakan langit itu rendah, dipandang dekat, dicapai tak dapat | Suatu pekerjaan hendaklah dicoba terlebih dulu sebelum mengatakan mudah atau susah. |
169 | Disigai sampai ke langit | Diselidiki/diperiksa dengan saksama/teliti. |
170 | Disisih bagai antah | Orang yang diasingkan karena tidak disukai; orang yang disisihkan (tidak boleh ikut campur) karena miskin/hina. |
171 | Disuruh dituruti, berserah sekehendak hati | Harap-harap percaya tidak. |
172 | Disuruh pergi dipanggil datang, bekerja karena perintah, berhenti karena tegah | Patuh; menurut pada perintah. |
173 | Ditakik bagai berendang, disepakkan bagai berayam | Pemberian gelar yang tidak ada artinya. |
174 | Ditakik getah di daun | Hidup dalam kemelaratan. |
175 | Ditambat tidak bertali | Hidup seperti berkeluarga tetapi diluar nikah. |
176 | Ditanaknya semua berasnya | Semua kepandaiannya/kemampuannya diperlihatkan sekaligus. |
177 | Ditanam tebu di telinga, berkembang bunga raya di muka | Merasa gembira karena mendengar pujian untuknya. |
178 | Ditangkap buaya, nampak riaknya; ditangkap malas tak bertanda | Sifat malas seseorang tidak akan terlihat sebelum disuruh untuk melakukan suatu pekerjaan. |
179 | Ditarik ia menanduk, digiring ia menyepak | Orang bodoh yang tidak mau menurut pada nasihat orang lain. |
180 | Ditatang di anak lidah | Sangat mengasihi/menyayangi anak-anak dan isterinya. |
181 | Ditating bagai minyak penuh | Diperlakukan dengan sangat hati-hati. |
182 | Ditelan tak sengkang | Semuanya berjalan dengan lancar. |
183 | Ditembak dengan peluru petunang | Perundingan yang berhasil baik. |
184 | Ditempuh nyamuk terbalik, ditindih lalat tak dapat bangkit | Terlalu lemah; tidak berdaya dalam menghadapi sesuatu. |
185 | Ditentang langit, langit; ditentang bumi, bumi | Tidak ada tempat bergantung (hidup dalam kemelaratan). |
186 | Ditetak belah dipalu belah, tembikar juga akan jadinya | Walau disiksa atau disakiti sekalipun, pada akhirnya akan menjadi mayat juga. |
187 | Ditiarapkan tiada keluar, ditelentangkan tiada masuk | Menghadapi suatu perkara/permasalahan yang sangat sulit. |
188 | Ditindih yang berat, dililit yang panjang | Kemalangan yang tak dapat dielakkan; tidak dapat melepaskan diri dari kekuasaan orang lain. |
189 | Dititik belah, dipalu belah | Kerusakan yang sudah tidak dapat diperbaiki. |
190 | Ditolak tak tumbang | Pendirian yang teguh; orang yang banyak harta. |
191 | Dituba sajakah ikan, dijala dijaring bukankah ikan? | Tidak malu memperoleh sesuatu dengan melakukan kejahatan, padahal ada cara yang baik/halal dalam mendapatkannya. |
192 | Ditumbuk dikisar barulah lumat | Hendaklah berusaha dengan sungguh-sungguh untuk dapat memperoleh sesuatu yang dikehendaki. |
193 | Diturutkan gatal tiba ke tulang | Menuruti kehendak hawa nafsu kelak akan mendatangkan kesulitan/malapetaka. |
194 | Diuji sama merah, ditahil sama berat | Sudah sepadan/setara. |
195 | Diuji timbang lebih sesaga | Perbedaan yang sangat kecil/hampir tidak terlihat. |
196 | Dua badan senyawa | Sangat karib/akrab. |
197 | Dua ekor gajah berjuang, seekor kancil mati tersepit di tengah | Orang kecil yang ikut campur urusan antara orang-orang besar/berkuasa, pada akhirnya ia sendiri yang akan binasa/mengalami kesulitan. |
198 | Dua kali dua empat | Sama saja. |
199 | Duduk berkelompok, tegak berpusu | Mencari orang yang sepemikiran/setara dalam sesuatu perkumpulan. (berpusu = berduyun-duyun, berkumpul) |
200 | Duduk berkisar, tegak berpaling | Memungkiri/tidak mengakui apa yang telah dikatakan dahulu. |
201 | Duduk berkurung siang malam | Orang yang sangat jarang keluar dari rumahnya. |
202 | Duduk dalam duri yang banyak, bersandar di batang rengas | Hidup dalam keadaan yang serba salah karena tengah menghadapi kesulitan. |
203 | Duduk dengan cupak dan gantang | Ketua/pemimpin yang adil. |
204 | Duduk dengan sukatan | Orang kaya. |
205 | Duduk di dalam tabir langit-langit, berbau tembelang | Orang yang sangat jarang keluar rumah, tetapi tabiat buruknya telah tersiar/terdengar kemana-mana. |
206 | Duduk meraut ranjau, tegak meninjau jarak | Bekerja tiada henti. |
207 | Duduk sama rendah, berdiri sama tinggi | Setara. |
208 | Duduk sehamparan, tegak sepematang | Dua orang yang sama derajatnya di dalam adat. |
209 | Duduk seorang bersempit-sempit, duduk banyak berlapang-lapang | Hasil pemikiran yang diperoleh di dalam suatu perundingan/musyawarah lebih baik dibandingkan dengan hasil pemikiran satu orang saja. |
210 | Duduk seperti kucing, melompat seperti harimau | Orang pendiam yang tangkas dalam bekerja dan berpikir. |
211 | Dulu besi, sekarang timah | Orang berpangkat/berstatus sosial tinggi yang telah diturunkan pangkat/status sosialnya. |
212 | Dulu buah daripada bunga, dulu duduk daripada cangkung | Beranggapan sudah memiliki sesuatu yang belum tentu diperoleh. |
213 | Dulu intan daripada jawi | Bekerja tanpa mematuhi peraturan. |
214 | Dulu intan, sekarang jadi batu buatan | Orang berpangkat/berstatus sosial tinggi yang telah diturunkan pangkat/status sosialnya. |
215 | Dulu parang, sekarang besi | Sudah rusak; tidak dapat digunakan lagi. |
216 | Dulu permata intan, sekarang batu Belanda | Orang berpangkat/berstatus sosial tinggi yang telah diturunkan pangkat/status sosialnya. |
217 | Dulu rampak rimbun daun, kini sangat merarasi | Dulu kaya dan rupawan, tetapi kini papa dan buruk rupa. (raras = gugur, luruh) |
218 | Dulu sorak, kemudian tohok | Menggembar-gemborkan sesuatu yang belum tentu akan terjadi. (tohok = campak buang yang diberi bertali) |
219 | Dulu timah, sekarang besi | Orang kecil/rendahan yang memperoleh pangkat/status sosial tinggi. |
220 | Dulukan yang dulu merasa garam | Mengutamakan orang yang lebih tua dalam suatu pekerjaan. |
221 | Dunia diadang, saku-saku dijahit | Hendak bersuka ria saja, tidak mau merugi. |
222 | Duri di hutan siapa pertajam | Kekuasaan Tuhan yang tidak ada batasnya. |
223 | Durian dengan mentimun, menggolek rusak, kena golek binasa | Orang lemah/rendahan yang tidak berdaya untuk melawan orang yang berkuasa, salah atau benar pun orang lemah/rendahan itu juga yang menanggung kerugian/kekalahan. |
224 | Durian seambung dengan timun | Jika orang kuat dan jahat berhimpun/berkumpul dengan orang yang lemah dan baik, maka niscaya binasalah orang yang lemah dan baik itu. |
Kamus Kamus Peribahasa ini merupakan online. Jika anda mencari terjemah atau arti kata menurut kamus Kamus Peribahasa, anda bisa mencari disini. Kamus bisa ditelaah menggunakan abjad atau formulir pencarian.