No | Kata | Arti |
---|---|---|
1 | lading tajam sebelah | Selalu mau menerima pemberian orang, tetapi enggan untuk memberi. (lading = sejenis alat perang) |
2 | lain gatal lain digaruk | Jawaban yang tidak sesuai dengan pertanyaannya. |
3 | lain padang lain belalang | Adat di masing-masing negeri selalu berlainan. |
4 | laksana jentayu menantikan hujan | Sangat rindu. (jentayu = burung garuda yang besar) |
5 | laksana taji dibentuk | Kening yang elok. |
6 | lapuk oleh kain sehelai | Beristeri atau bersuami hanya seorang saja (tidak bercerai-berai dan tidak saling menduakan). |
7 | laut budi tepian akal | Orang cerdik (pandai) atau cendekiawan. |
8 | laut ditimba akan kering | Harta yang banyak sekalipun akan habis jika selalu dibelanjakan/digunakan. |
9 | layang-layang putus talinya | Tinggal berserah kepada nasib saja karena sudah tidak ada lagi daya/upaya. |
10 | layar menimpa tiang | Kawan yang menjadi lawan. |
11 | lemak penyelar daging | Orang yang memboroskan harta benda tuannya. (penyelar = penggoreng) |
12 | lempar batu sembunyi tangan | Berbuat jahat/usil kepada orang lain tetapi pura-pura tidak tahu. |
13 | lengan bagai lilin dituang | Lengan yang indah/menawan. |
14 | lepas bantal berganti tikar | Kawin/menikah dengan saudara atau keluarga dari isteri yang sudah tiada/meninggal. |
15 | licin bagai belut | Tidak mudah ditipu atau ditangkap. |
16 | lidah bercabang | Selalu berubah-ubah; tidak dapat dipercaya. |
17 | lidah biawak | Selalu berubah-ubah; tidak dapat dipercaya. |
18 | lidah terganjal | Tidak dapat membantah permintaan seseorang karena telah berhutang budi dan sebagainya. |
19 | lidah terkalang | Tidak dapat membantah permintaan seseorang karena telah berhutang budi dan sebagainya. |
20 | lihat anak pandang menantu | Menganggap orang lain sama/setara dengan dirinya sendiri. |
21 | lupak jadi perigi | Orang miskin yang menjadi kaya. |
22 | lurus bagai piarit | Kelihatannya baik, tetapi sebenarnya jahat. (piarit = serampangan, seruit) |
23 | Laba sama dibagi, rugi sama diterjuni | Persahabatan yang sangat karib. |
24 | Laba tertinggal, harta lingkap | Laba tidak diperoleh, namun modalnya juga lenyap/hilang. |
25 | Labu dikerbuk tikus | Gadis yang sudah kehilangan daranya/perawannya. |
26 | Ladang yang berpunya | Perempuan yang sudah kawin/menikah. |
27 | Lading tak tahu akan majalnya | Tidak insaf akan keadaan dirinya. (majal = tumpul, tidak tajam) |
28 | Lagak Padang, omong Betawi | Sombong, padahal pengetahuannya hanya sedikit. |
29 | Lagi jatuh ditimpa tangga | Mendapatkan kesulitan bertubi-tubi. |
30 | Lagi lebai lagi berjanggut | Orang yang berilmu dan berbudi pekerti yang baik. |
31 | Lagi murah, lagi ditawar | Semakin diberi semakin banyak yang diminta. |
32 | Lagi teduh, lagi berkajang | Melakukan sesuatu dengan sebaik-baiknya. |
33 | Lagi terang, lagi bersuluh | Perbuatan yang pandir/bodoh; mempertanyakan sesuatu yang sudah diketahui banyak orang; menyia-nyiakan tenaga dan uang. |
34 | Lagi tongkat lagi senjata | Semakin kaya semakin banyak temannya. |
35 | Lah baris nan berpahat, lah jalan nan berturut | Pekerjaan yang dilakukan dengan menurut aturan. |
36 | Lah karam maka bertimba | Setelah mendapatkan kesulitan/kerugian barulah teringat. |
37 | Lah ke tengah makan api | Perselisihan yang telah mendalam/memuncak dan sulit untuk didamaikan/diselesaikan dengan baik. |
38 | Lah panas hari, kacang lupa akan kulitnya | Orang yang melupakan asal-usulnya setelah mendapatkan sesuatu. |
39 | Lah sesak alam tempat diam, tak berbumi tempat tegak | Mendapatkan malu yang teramat sangat, sehingga tidak ada tempat lagi untuk menyembunyikan muka. |
40 | Lah tampak jalan tempat lalu, lupa batu akan menarung | Orang miskin yang mendapatkan kebahagiaan/kesenangan dan lupa akan bahaya yang mungkin mencelakakan dirinya. (menarung = menyentuh, menyerandung) |
41 | Lain bengkak lain bernanah | Orang lain yang tidak bersalah yang menanggung akibatnya. |
42 | Lain biduk lain digalang | Jawaban yang tidak sesuai dengan pertanyaan. (galang = penyangga, landasan) |
43 | Lain di mulut, lain di hati | Yang dikatakan lain dengan yang ada di dalam hati. |
44 | Lain diniat lain ditakdir, lain diacah lain yang jadi | Memperoleh sesuatu yang lain daripada yang dikehendaki/diinginkan. |
45 | Lain dulang lain kaki, lain orang lain hati | Masing-masing orang memiliki kesukaannya tersendiri. |
46 | Lain galang, lain perahu yang disorong | Perbuatan yang berlainan dengan tujuannya. |
47 | Lain lubuk, lain ikannya | Adat di masing-masing negeri selalu berlainan. |
48 | Lain luka lain menyiuk, lain sakit lain mengaduh | Lain yang disindir lain yang tersinggung; lain yang berbuat salah lain pula yang menerima akibatnya. (menyiuk = menarik nafas karena sakit) |
49 | Lain mangkuk lain cawan | Tidak sama antara pembawaan dan kesukaan. |
50 | Lain orang memperanakkan, lain orang dipanggil bapa | Balasan yang tidak pada tempatnya; lain orang yang berbuat baik, lain pula orang yang mendapatkan penghargaan/imbalan. |
51 | Lain orang yang makan nangka, lain orang yang kena getah | Lain orang yang melakukan kesalahan, lain pula orang yang menerima akibatnya. |
52 | Lain orang, lain pendapat | Masing-masing orang memiliki kesukaannya tersendiri. |
53 | Lain sakit lain diobat, lain luka lain dibebat | Jawaban yang tidak sesuai dengan pertanyaannya. |
54 | Lain teringat lain disebut, bertukar angguk dengan ilallah | Perbuatan yang bertentangan dengan apa yang dikatakan. |
55 | Lain yang bengkak, lain yang bernanah; lain yang untut, lain yang mengisut | Lain orang yang melakukan kesalahan, lain pula orang yang dituduh. |
56 | Laki pulang kelaparan, dagang lalu ditanakkan | Urusan sendiri ditinggalkan karena lebih mementingkan urusan orang lain. |
57 | Laksana antah lemukut, lapar sangat baru berguna | Sesuatu yang tidak (kurang) berharga dan kurang baik, tetapi kalau sudah sangat kekurangan akan berguna juga. |
58 | Laksana apung di tengah laut, dipukul ombak jatuh ke tepi | Hidup melarat di negeri asing/rantauan. |
59 | Laksana apung dipermainkan gelombang | Hidup melarat di negeri asing/rantauan. |
60 | Laksana barang derham, sedia ada suratan Istanbul | Pekerjaan mulia yang telah dilakukan/diselesaikan dan mendapatkan pujian istimewa. |
61 | Laksana barang yang disadur | Tidak tahan uji. |
62 | Laksana batang manau, seribu kali embat haram tak putus | Sangat kuat dan kokoh. (manau = rotan besar) (embat = pukul) |
63 | Laksana batik Lasam | Sesuatu yang semakin lama digunakan semakin baik. (Lasam = nama daerah di Jawa) |
64 | Laksana binatang umang-umang di mana sarang udang di situ tempat menumpang | Orang yang hidupnya bergantung kepada orang lain. |
65 | Laksana buah bemban, masak jatuh ke lumpur | Menghilangkan diri. |
66 | Laksana buah masak lum, dihinggut perdu luruh sendiri | Orang tua yang sudah uzur sewaktu-waktu mungkin akan mendapatkan sakit keras. (lum = ranum) |
67 | Laksana bunga dedap, sungguh merah berbau tidak | Orang yang elok/rupawan dan berbudi bahasa yang baik. |
68 | Laksana buntal kembung, perut buncit di dalamnya kosong | Orang sombong yang kurang berpengetahuan. |
69 | Laksana burung diam dalam sangkar | Orang yang hidupnya terikat dengan sesuatu. |
70 | Laksana cempedak mambung, pulur saja jual tak laku | Perempuan gemuk yang tidak disukai orang. |
71 | Laksana golok kayu, ditetakkan tak makan, dijual tak laku | Pengetahuan yang tidak sempurna, sehingga tidak mendatangkan faedah sedikit pun. |
72 | Laksana janda baru bangun tidur | Perempuan yang benar-benar cantik. |
73 | Laksana jauk penjauk yang kerap | Terlalu kikir. (jauk = jaring kecil bertangkai untuk menangkap ikan) |
74 | Laksana kain putih | Sentiasa menuruti perkataan/perintah orang; masih kanak-kanak. |
75 | Laksana kain tiga hasta | Serba tanggung/tak cukup. |
76 | Laksana kasihkan bunga seceper, terbuang bunga sekaki | Terlalu menghiraukan yang banyak, sehingga yang sedikit dan sudah di tangan menjadi hilang. |
77 | Laksana katak di harung ular | Lari bercempera/berhamburan dengan suara agak riuh karena ketakutan. |
78 | Laksana kedidi, di mana pantai tercunggit-cunggit | Orang yang tidak tahu membawa/menempatkan diri. |
79 | Laksana kedidi, sedikit hujan banyak bermain | Suka membesar-besarkan perkara yang kecil. |
80 | Laksana kerbau, di mana rumput hijau di sana menerkam | Tidak menghiraukan adanya bahaya karena melihat sesuatu yang disukainya. |
81 | Laksana kumbang menyeri bunga, kumbang pun terbang bunga pun layu | Lelaki yang suka mempermainkan perempuan (ia pergi, perempuan itu pun merana). |
82 | Laksana layang-layang melawan angin | Melakukan perbuatan yang sia-sia. |
83 | Laksana layang-layang putus teraju | Hanya tinggal berserah pada nasib saja karena sudah tidak ada daya/upaya lagi. |
84 | Laksana layang-layang salah teraju | Anak-anak muda yang menapaki jalan yang salah. |
85 | Laksana lembu dogol, tak boleh ditanduk hanya disondol | Orang yang suka menggertak/mengancam tetapi tidak berbahaya. |
86 | Laksana lembu kasi, galak saja tiada melawan | Orang yang tubuhnya besar dan suka menggertak, tetapi sebenarnya penakut. |
87 | Laksana lemping terbuang | Bagi orang yang berada/mampu benda-benda yang sedikit itu tidaklah berguna, tetapi bagi orang yang kurang berada/miskin benda-benda itu sangatlah besar artinya. |
88 | Laksana mencari sungai yang tiada berhulu | Bersusah payah tanpa hasil; sia-sia saja. |
89 | Laksana pencalang tersarat, tiada ke timur tiada ke barat | Orang yang sudah berpakaian dan bersolek dengan menarik, tetapi hanya berdiam diri di dalam rumah saja. |
90 | Laksana pohon kayu tiada berbuah | Ilmu yang tidak diamalkan. |
91 | Laksana sampan pukat | Orang yang tidak pernah keluar jauh dari tempat kediamannya. |
92 | Laksana sebuku gaharu, sukat dibakar makin berbau | Baru memperlihatkan kelebihannya/kemampuannya bila diperlukan saja. |
93 | Laksana terung bertunang ikan kering | Sangat sesuai/cocok. |
94 | Lalang yang terbakar, sicerek menumpang mati | Terlibat dalam urusan orang lain; mendapat kesulitan karena kesalahan orang lain. |
95 | Lalat langau mengerumuni bangkai | Para lelaki yang berkumpul di rumah perempuan jahat. |
96 | Lalat memanglah mencari puru | Lelaki yang jahat memanglah mencari perempuan jahat. |
97 | Lalu hangus, surut layu | Berada dalam keadaan yang serba salah; dilakukan/dikerjakan salah, tidak dilakukan pun salah. |
98 | Lalu penjahit, lalu kelindan | Apabila usaha yang pertama telah berhasil, niscaya usaha yang berikutnya pun akan berhasil juga. |
99 | Lambat laga asalkan menang | Biarpun lambat bekerja asalkan maksud tercapai sesuai harapan. |
100 | Lampai bagai pimping di lereng, lemah bagai lenggundi muda | Pujian terhadap perempuan yang tubuhnya bagus/elok. |
101 | Lampu kekurangan minyak | Dalam keadaan payah/lelah. |
102 | Lamun ada ubi, ubi; tiada ubi, gadung jadilah | Jika terpaksa, barang yang kurang baik pun dapat dipergunakan juga. |
103 | Lamun takut dilanggar batang, jangan duduk di kepala pulau | Kalau takut susah, lebih baik jangan melakukan suatu pekerjaan yang sulit. |
104 | Lancar kaji karena diulang, pasar jalan karena diturut | Kepandaian/kemahiran didapatkan karena selalu berlatih. (pasar = licin) |
105 | Lang pungguk lang berikan, tidur siang berjaga malam | Pencuri yang tidur di siang hari dan berjaga/mengintai di malam hari. |
106 | Langau di ekor kerbau, debu di atas tunggul | Kedudukan atau pekerjaan yang tidak tetap. |
107 | Langit akan disigai, tebat akan disiar | Hendak melakukan sesuatu yang mustahil. |
108 | Langit berkelikir, bumi bertemberang; salah-salah fikir menjadi hamba orang | Pemikiran yang menuruti hawa nafsu pada akhirnya hanya akan menjerumuskan kita pada kesengsaraan. |
109 | Langit dapat dilukis, sudut kambut diserayakan | Kesalahan kecil dari orang lain tampak/disadari, sedangkan kesalahan besar dari diri sendiri tidak disadari. |
110 | Langit menimpa kepala, bumi memegang kaki | Hidup serba salah karena melanggar perintah negeri. |
111 | Langit menyungkup kepala | Sesuatu yang tidak dapat diatasi lagi. |
112 | Langit runtuh, bumi cair | Segala harapan telah musnah. |
113 | Langit runtuh, bumi telah terban | Segala harapan telah musnah. (terban = runtuh) |
114 | Langit yang tinggi hendak ditampar, bumi yang dipijak tak dapat dicapai | Berhajat/menginginkan pangkat yang tinggi, sedangkan pangkat rendah pun tidak dimiliki. |
115 | Langkah yang telah terlangkahkan | Sesuatu yang sudah dimulai; terlanjur dilakukan. |
116 | Langkas buah papaya | Suatu perkara yang mustahil. |
117 | Lantai dan dinding bertelinga belaka | Memperbincangkan suatu rahasia hendaklah beringat-ingat/pikir-pikir dahulu. |
118 | Lapuk-lapuk diganti, usang-usang dibarui | Adat atau peraturan yang tidak/kurang baik sebaiknya diganti. |
119 | Laut datang memunggah mutiara | Orang pandai/bijaksana yang datang mengajarkan ilmu yang berguna kepada kita. |
120 | Laut ditembak, darat kena | Memperoleh sesuatu yang tidak diinginkan. |
121 | Laut madu berpantaikan sakar/gula | Perkataan manis yang diucapkan oleh orang yang baik dan rupawan. |
122 | Laut mana yang tak berombak, bumi mana yang tak ditimpa hujan | Segala usaha pasti ada bahaya atau kesulitannya. |
123 | Laut tidak membuang sungai, rimba tidak membuang latah | Orang besar/berkuasa yang baik dan murah hati tidak akan menolak permintaan yang diminta kepadanya. (latah = sampah di bawah pohon) |
124 | Lautan dapat diduga, hati manusia siapakah cakap menduganya | Hati/perasaan manusia tidak ada yang mengetahuinya selain dirinya sendiri. |
125 | Lautan yang dalam sudah diselam rata, buyung di dapur tak tahu apa isinya | Negeri asing/rantauan yang sudah benar-benar diketahui seluk-beluknya, sedangkan negeri sendiri tidak diketahui keadaannya. |
126 | Lautan yang dalam sudah diselami, ini pula air dalam terenang | Orang yang pernah mengerjakan suatu pekerjaan besar tidak akan khawatir mengerjakan pekerjaan kecil. |
127 | Lawak-lawak main, bunga tahi | Bersenda-gurau yang akhirnya mendatangkan kegaduhan/keributan. |
128 | Layu bunga digenggam, layu rumput di halaman | Akan menyatakan kematian dari seorang pemimpin mulia/pembesar negeri. |
129 | Lebai berjanggut kambing pun berjanggut juga | Pakaian dan rupa orang bisa saja mirip, tetapi kedudukannya berlainan. |
130 | Lebih baik berputih tulang daripada berputih mata | Lebih baik mati daripada harus menanggung malu yang teramat sangat. |
131 | Lebih baik seekor singa di padang yang luas, daripada seekor ular di dalam rumput | Lebih baik menghadapi musuh besar yang jelas terlihat/diketahui daripada harus berhadapan dengan musuh kecil yang tidak terlihat/diketahui. |
132 | Lebih berharga mutiara sebutir daripada pasir sepantai | Lebih baik bersahabat dengan orang baik walaupun hanya seorang daripada bersahabat dengan sekawanan/sekumpulan orang jahat. |
133 | Lebih pucuk, lebih pelepah? | Kiasan tentang yang mana lebih baik kawan lama atau kawan baru? |
134 | Lebuh sempit kuda penyepak, jalan licin tebing berkelok | Rintangan dalam melakukan suatu pekerjaan akan terasa sangat sulit jika kurang berpengetahuan. |
135 | Lecah di kaki | Seorang lelaki yang kawin/menikah tanpa ada tanggung jawab, melainkan hanya sebagai orang yang menumpang saja. |
136 | Leka di kerak jarang, kuku habis perut tak kenyang, burung terbang dipipiskan lada | Mengerjakan suatu pekerjaan yang merugikan. (leka = asyik, lalai) |
137 | Leka senantiasa di lipatan sanggul, fikiran singkat akal pun tumpul | Tergila-gila dengan seorang perempuan sehingga lupa untuk makan dan minum. (leka = asyik, lalai) |
138 | Lekuk batu dititik air selalu | Biar bodoh sekalipun kalau belajar dengan sungguh-sungguh, niscaya akan menjadi pandai juga. |
139 | Lelar makan di upih, lagi putih lagi dikeruk | Perbuatan yang didasari hawa nafsu pada akhirnya hanya akan mendatangkan kesulitan/malapetaka dan penyesalan. |
140 | Lemah liat kayu akar, dilentur boleh dipatah tak dapat | Pada lahirnya kelihatan lemah tetapi sebenarnya tidak dapat dipengaruhi atau dipermainkan. |
141 | Lemah melapis, condong menopang | Saling tolong-menolong satu sama lain. |
142 | Lemah tersudu, keras tak tertakik | Orang yang teguh pendiriannya. (takik = toreh pada kayu) |
143 | Lemah-lembut lintah, melekat payah lucut | Orang yang lemah lembut perilakunya tetapi susah hendak melepaskan sesuatu yang telah diperolehnya. |
144 | Lemah-lembut santan berlada | Perkataan manis yang berisi sindiran yang pedas. |
145 | Lemak manis jangan ditelan, pahit jangan dimuntahkan | Suatu pertimbangan hendaklah dipikirkan secara matang mengenai baik buruknya, sedangkan kecaman dari orang lain janganlah pula ditolak mentah-mentah/tidak dihiraukan. |
146 | Lemak manis pada dialah, pahit maung pada orang | Orang yang hanya suka dipuji dan tidak suka dikritik. |
147 | Lembah diraih, pantai dititi | Sikap yang bijaksana dalam mengeluarkan suatu perintah. (raih = tarik) |
148 | Lembu dogol jangan dibalun | Orang yang tidak melawan sebaiknya jangan diusik, karena bisa saja nanti dia melawan dengan bersungguh-sungguh. |
149 | Lempar bunga dibalas lempar tahi | Kebaikan dibalas dengan kejahatan. |
150 | Lemukut di tepi gantang | Sesuatu yang sangat tidak dihargai. |
151 | Lenggang bagai sirih jatuh, tak tahu di tampuk layu | Orang yang tidak sadar akan kekurangan pada dirinya. |
152 | Lenggang lenggok bagai cupak hanyut | Gaya melangkah yang lemah lembut/gemulai. |
153 | Lenggang patah sembilan | Gaya melangkah yang lemah lembut/gemulai. |
154 | Lengkuas di tepi kandang, tekak puas badan menyandang | Orang yang berbuat jahat/salah haruslah menerima hukuman yang setimpal. |
155 | Lepas kaki leher terjerat | Orang jahat yang sudah tidak dapat menyembunyikan kejahatannya lagi. |
156 | Lepas putih hitam tak dapat | Yang diharapkan tidak diperoleh dan apa yang telah dimiliki pun hilang. |
157 | Lepas taufan paksa baik | Sehabis kesusahan timbulah kesenangan. (paksa = kesempatan waktu) |
158 | Lesung mencari antan | Perempuan yang sedang mencari lelaki. (antan = alu) |
159 | Lewat di manis, masam; lewat di harum, busuk | Hilang yang baik lalu timbul yang jahat. |
160 | Licin bagai basuh perahu | Mengalami kerugian. |
161 | Licin karena minyak berminta, elok karena kain berselang | Merasa gagah atau angkuh karena harta orang lain. (selang = pinjam) |
162 | Lidah tidak bertulang, salah petik jiwa hilang | Orang yang mendapatkan kemalangan karena tidak bisa menjaga tutur katanya. (petik = gerak lidah) |
163 | Lidah tidak bertulang | Mudah berjanji dan mudah pula untuk mengingkarinya. |
164 | Lidahnya masin | Perkataannya dituruti dan permintaannya diterima. |
165 | Limau masak sebelah, perahu karam sekerat | Hukuman yang berat sebelah (karena memandang kedudukan, harta, dsb). |
166 | Linggi diserang, Riau yang alah | Menyerah tanpa berjuang. |
167 | Longgar sendat, lapang bertukul | Berpura-pura menerima suatu kebenaran, padahal tidak sedikit pun hal itu diingatnya/diterimanya. |
168 | Lonjak sebagai labu dibenam | Sombong dan angkuh. |
169 | Lubuk akal lautan ilmu | Sangat luas pengetahuannya. |
170 | Lubuk dalam si kitang-kitang yang empunya | Masing-masing orang memiliki kemampuan/kelebihannya tersendiri. |
171 | Lubuk jadi pantai, pantai jadi lubuk | Nasib manusia tidaklah tetap, ada masanya orang kaya menjadi miskin dan sebaliknya. |
172 | Luka di tangan dapat diobat, luka di hati siapa tahu? | Kesedihan di hati hanya diketahui oleh diri sendiri. |
173 | Luka sudah hilang, parutnya tinggal juga | Orang yang berselisih meskipun sudah berdamai, tetapi kenangan-kenangannya masih teringat juga. |
174 | Luka tangan karena berebutkan tembikar pecah | Mendapatkan bahaya/malapetaka karena memperebutkan perempuan jahat/sesuatu hal yang buruk. |
175 | Lulus jarum, lulus kelindan | Apabila permulaan dari suatu usaha telah berhasil, maka usaha yang berikutnya pun akan berhasil juga. |
176 | Lulus tabuh perhatian | Hati lapang dan lega; sangat suka. (tabuh perhatian = tabuh untuk maklumat) |
177 | Lulus tidak berselam, hilang tidak bercari | Orang yang sedang sengsara, tetapi tidak ada yang mau menolong. (lulus = maksudnya terbenam dalam air) |
178 | Lunak disudu, keras ditakik | Orang yang penurut diperintah dengan lemah lembut, sedangkan yang suka melawan harus dikerasi/agak dipaksa. |
179 | Lunak gigi daripada lidah | Bersikap merendah; bersikap lemah lembut. |
180 | Lupa ketinggalan, terlelap kemalingan | Kurang berhati-hati dan akhirnya mengakibatkan kerugian. |
181 | Lupa mengingatkan, terlelap menjagakan | Saling mengingatkan. |
182 | Lurah dituruni, bukit didaki | Gigih; tak mengenal lelah; azam/cita-cita yang kuat. |
183 | Lurah juga diturut air, bukit juga dilejang panas | Orang yang berpengaruh/berkuasa juga yang mendapat penghormatan dan orang biasa berbuat jahat pula yang selalu dituduh. |
184 | Lurah tidak terturuni, bukit tidak terdaki | Teramat tua dan daif/tidak berkuasa. |
185 | Luruh upih pergam datang, suruh putih hitam datang | Memperoleh hasil yang tidak sesuai dengan yang dihajatkan/diinginkan. |
186 | Lurus lubang lurus penjolok | Pemerintahan dalam sesuatu negara haruslah adil, walaupun keras hukumannya. (penjolok = galah untuk menjolok) |
187 | Lurus sebagai sumpitan | Terlalu jujur; lurus hati. |
188 | Lurus sumpitan hendak mengena | Melakukan tipu muslihat untuk mencari keuntungan pribadi. |
189 | Lurus-lurus ekor anjing, walau bagaimanapun ada juga bengkoknya | Orang yang sudah terbiasa berbuat jahat, sekali-sekali pasti akan teringat untuk mengulangi perbuatan jahatnya. |
190 | Lurus-lurus sumpitan | Melakukan tipu muslihat untuk mencari keuntungan pribadi. |
191 | Lutung (lotong) kekah kumput jarinya; kembung sengal kentut jadinya | Kesudahan/hasil bagi orang yang mencari kehidupan adalah kesenangan. |
Kamus Kamus Peribahasa ini merupakan online. Jika anda mencari terjemah atau arti kata menurut kamus Kamus Peribahasa, anda bisa mencari disini. Kamus bisa ditelaah menggunakan abjad atau formulir pencarian.