No | Kata | Arti |
---|---|---|
1 | sabung selepas hari petang | Tetap harus berusaha walaupun berkali-kali jatuh bangun di dalam suatu usaha. |
2 | salah cotok melantingkan | Jika telah melakukan kesalahan, maka harus segera memperbaiki diri. |
3 | salai tidak berapi | Perempuan hamil yang ditinggalkan (atau bahkan diceraikan) suaminya. |
4 | sambil berdendang biduk hilir | Melakukan dua pekerjaan sekaligus. |
5 | sambil menyelam minum air | Sekali melakukan suatu pekerjaan, beberapa maksud tercapai. |
6 | sampan ada pengayuh tidak | Keinginan yang tidak sesuai dengan keadaan dirinya. |
7 | satu juga gendang berbunyi | Tidak berubah; selalu sama. |
8 | sedap dahulu pahit kemudian | Bersenang-senang dahulu, lalu akhirnya mendapatkan kesusahan. |
9 | sedia payung sebelum hujan | Sebaiknya berjaga-jagalah sebelum terjadi sesuatu yang membahayakan. |
10 | seekor kerbau berlumpur semuanya berlabur | Satu orang yang berbuat jahat, seluruh anggota keluarga/kerabatnya mendapat malu (namanya tercoreng). |
11 | segan bergalah hanyut serantau | Seorang pemimpin yang segan/enggan bertanya, akan menyusahkan seluruh anggota kelompoknya. |
12 | sehabis kelahi teringat silat | Setelah persoalan atau pekerjaan selesai, baru teringat cara untuk menyelesaikannya. |
13 | sekam menjadi hampa berat | Tidak akan dirugikan. |
14 | sekebat bagai sirih | Kesepakatan dalam musyawarah. |
15 | sekerat ular sekerat belut | Orang yang bermuka dua. |
16 | sekutuk beras basah | Tidak ada gunanya. |
17 | selama hayat dikandung badan | Selama masih hidup. |
18 | senjata makan tuan | Sesuatu yang ditujukan untuk alasan tertentu, tetapi justru mencelakakan dirinya sendiri. |
19 | seorang ke hilir seorang ke mudik | Selalu bertentangan. |
20 | sepala-pala mandi biarlah basah | Bila mengerjakan sesuatu, sebaiknya janganlah setengah-setengah (terbengkalai). |
21 | seperti katak di bawah tempurung | Orang yang berpengetahuan sempit; pemikiran yang picik. |
22 | serigala berbulu domba | Orang jahat yang berpura-pura baik. |
23 | setali tiga uang | Sama saja; tidak ada bedanya. |
24 | sia-sia menjaring angin | Mengerjakan sesuatu yang mustahil. |
25 | sia-sia utang tumbuh | Pekerjaan yang dilakukan tanpa kehati-hatian akan mendatangkan bahaya. |
26 | sirih pulang ke gagang | Kembali ke tempat asalnya. |
27 | sudah basah kehujanan | Kemalangan yang datang terus-menerus; tertimpa musibah berkepanjangan/bertubi-tubi. |
28 | sudah bertarah berdongkol pula | Setelah perkara yang satu dibereskan/diselesaikan, timbul lagi perkara yang lain. |
29 | sudah dieban dihela pula | Kemalangan yang datang terus-menerus. |
30 | sudah genap bilangannya | Ajalnya sudah tiba; waktunya sudah tepat. |
31 | sudah kenyang makan kerak | Sudah banyak pengalaman. |
32 | sudah lulus maka hendak melantai | Penyesalan merupakan hal yang tidak berguna. |
33 | sudah panas berbaju pula | Kesusahan/musibah yang bertumpuk-tumpuk/bertubi-tubi. |
34 | sudah tahu peria pahit | Menyesali perbuatannya, padahal ia sudah tahu bahwa yang diperbuat itu kurang baik. |
35 | sukat air menjadi batu | Mustahil/tidak mungkin. |
36 | sumur digali air terbit | Mendapatkan hasil melebihi dari yang diharapkan. |
37 | salah wesel | Orang yang salah mengerti dalam membicarakan orang lain. |
38 | seperti cacing kepanasan | Tidak tenang; selalu gelisah. |
39 | Sahaja basahan jadi air mandi | Orang yang berusaha menutupi kesalahannya, padahal semua orang sudah mengetahuinya. |
40 | Sakit hati berulam jantung | Perasaan yang sangat sedih. |
41 | Sakit kepala panjang rambut, patah selera banyak makan | Orang yang sedang berpura-pura di depan orang lain. |
42 | Sakit sama mengaduh, luka sama menyiuk | Sikap yang sangat setia, sehidup semati, senasib sepenanggungan, seia sekata. |
43 | Salah bunuh memberi balas, salah cencang memberi pampas | Hukuman yang diberikan harus sesuai/setimpal dengan perbuatannya. |
44 | Salah cencang memberi pampas, salah bunuh memberi bangun | Salah mengerti orang lain dapat berakibat fatal; hukuman seharusnnya diberikan sesuai/setimpal dengan perbuatannya. |
45 | Salah cetok melantingkan | Melakukan pekerjaan hendaknya sewajarnya, karena jika terlalu kurang atau berlebihan dapat menyulitkan diri sendiri. |
46 | Salah cotok berkerudung paruh, salah telan belah perut | Berat dan ringannya suatu hukuman disesuaikan dengan perbuatannya. |
47 | Salah gelok hulu malang, pandai berrtenggang hulu baik | Akan celaka diri sendiri jika kurang berhati-hati dalam menjalankan kewajiban. |
48 | Salah lebur sama binasa | Selalu seia sekata, senasib sepenanggungan, dan sehidup semati. |
49 | Salah makan memuntahkan, salah tarik mengembalikan, salah langkah surut kembali | Apabila sudah mengetahui kesalahan yang telah diperbuat, hendaknya segera memperbaiki diri. |
50 | Salangkan bah kapar yak hanyut, ini kemarau panjang | Pada saat memiliki penghasilan saja tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, apalagi saat tidak berpenghasilan sama sekali. |
51 | Sama naik bagai gelombang, sama turrun bak kapencong | Dua hal atau kejadian yang sama keadaannya. |
52 | Sama rasa sama rata | Segala suka duka ditanggung bersama. |
53 | Sama turun dengan malim | Bercerai dengan suaminya setelah menikah selama satu bulan. |
54 | Sambang jala terletak, laut kering ikan terhempas | Usaha yang telah membawa hasil. |
55 | Sambang jala terletak, laut kering terhempas | Suatu usaha yang sudah berhasil. |
56 | Sambang penuh jala terletak, laut kering ikan terhempas | Melakukan suatu pekerjaan yang hasilnya sangat memuaskan. |
57 | Sambil berdendang nasi masak | Melakukan dua pekerjaan sekaligus. |
58 | Sambil berdiang nasi masak, sambil berdendang biduk hilir | Menyelesaikan dua hingga tiga perkerjaan sekaligus. |
59 | Sambil diang nasi masak | Sekali menggarap suatu pekerjaan, dua hingga tiga maksud tercapai. |
60 | Sambil menyelam minum air, sambil menyeruduk galas lalu | Sekali melakukan suatu pekerjaan, beberapa maksud tercapai. |
61 | Samir tak habis, kajang pula | Belum membayar hutang yang lama sudah hendak berhutang lagi. |
62 | Sampah jangan ditendang sepak | Jangan menganggap rendah orang miskin. |
63 | Sampai titik darah yang penghabisan | Sampai meninggal. |
64 | Sampan upih berdayung bilah | Mengerjakan sesuatu dengan peralatan yang tidak memadai. |
65 | Samun berdarah dingin | Suatu permasalahan harus diputuskan setelah ada bukti yang sah. |
66 | Samun sakal berdarah tangan | Kejahatan yang harus dihentikan. |
67 | Santan masak pasu, ampasnya tumpah ke tanah | Orang tua yang membeda-bedakan perlakuannya terhadap anak-anaknya. |
68 | Sapu tangan menali ayam | Orang yang hidupnya sangat miskin. |
69 | Sarak itu adik mati | Seseorang yang sedang merindukan sesuatu hingga jatuh sakit. |
70 | Sarang tabuhan jangan dijolok | Jangan mencari bahaya. |
71 | Sarang unam dimasuki ketam jadi umang-umang | Menyamar untuk memperdayai/mengelabuhi orang lain. |
72 | Sarap sehelai dituilkan, batu sebungkah digulingkan | Sangat teliti dalam memeriksa. |
73 | Satu bertelur, ayam sekandang ikut ribut | Satu orang yang mendapatkan kesusahan atau keberuntungan, semua orang akan ikut membicarakannya. |
74 | Satu biduk nahkoda dua | Bila dalam satu perusahaan/perkumpulan terdapat dua orang pimpinan tertinggi, pasti akhirnya tidak beres. |
75 | Satu jentik sepuluh rebah | Keuntungan (yang halal) yang telah diperoleh sebaiknya jangan disia-siakan. |
76 | Satu nyawa dua badan | Suami yang sangat setia terhadap isterinya, begitu pula sebaliknya. |
77 | Satu pintu bila tertutup, sepuluh pintu lagi kan terbuka | Perkara yang telah tersebar luas. |
78 | Sauk air mandikan diri | Orang yang hidup dengan usaha sendiri. |
79 | Sawah berpematang, ladang berbintralak | Orang miskin yang berpenampilan seperti orang kaya. |
80 | Sawah luas tahan tua, rumah gedang tahan tonggak | Dalam hal meminjam uang haruslah ada jaminannya. |
81 | Sayang aak badak tampung, cucu konon badak raya | Orang yang mengaku keturunan bangsawan, padahal sebenarnya tidak. |
82 | Sayang akan baju, badan binasa | Karena terlalu sayang terhadap keluarga/kerabatnya, ia mendapatkan musibah. |
83 | Sayang akan garam secacah, dibusukkan kerbau seekor | Karena tidak mau mengeluarkan biaya sedikit, akhirnya menderita kerugian yang besar. |
84 | Sayang anak, tangan-tangani, syang bini tinggal-tinggalkan | Anak dan isteri yang selalu dituruti kemauannya (dimanjakan) akan menjadi sombong dan takabur. |
85 | Sayang buah kepayang dimakan mabuk, dibuang sayang | Keadaan yang serba salah. |
86 | Sayang di anak dilecut, sayang negeri ditinggalkan | Memberikan kasih sayang kepada anak, bukan berarti memanjakannya. |
87 | Sayang garam secacah, busuk kerbau seekor | Menderita kerugian besar karena takut mengeluarkan biaya sedikit. |
88 | Sayap patah bertongkat paruh | Pantang berputus asa. |
89 | Sebab berkelahi jangan perigi akhirnya mati dahaga | Sia-sia saja melawan orang yang berkuasa. |
90 | Sebab budi boleh kedapatan | Nama baik tercemar akibat perbuatan buruk/jahat. |
91 | Sebab karena cendrawasih, merak emas dilepaskan | Menyia-nyiakan harta yang sudah didapatkan karena mengharapkan keuntungan yang lebih besar namun belum pasti. |
92 | Sebab kasih akan bunga setangkai, dibuang bunga seceper | Menyia-nyiakan teman-teman yang lain karena terlalu menyayangi seseorang. |
93 | Sebab mutiara sebiji, lautan dalam diselam orang | Orang yang berilmu/berpengetahuan tinggi, walau di mana pun ia tinggal pasti akan dicari orang. |
94 | Sebab nila setitik rusak susu sebelanga | Karena kejahatan kecil nama baik menjadi tercemar (tidak dipercayai oleh orang lain lagi). |
95 | Sebab pijat-pijat tuma mati | Mendapatkan kesulitan karena berkawan dengan orang jahat. |
96 | Sebab pulut santan binasa, sebab mulut badan binasa | Musibah/malapetaka/kesulitan yang timbul akibat berbicara yang tidak seharusnya. |
97 | Sebab tiada tahu menari dikatakan tanah lembab | Mengatakan alatnya rusak, padahal karena ia tidak mampu mengerjakannya. |
98 | Sebagai ayam diasak malam | Perihal seseorang yang tak berdaya. |
99 | Sebagai cendawan dibasuh | Seseorang yang memilki penyakit keras. |
100 | Sebagai duri landak | Jari-jari yang kecil dan runcing. |
101 | Sebagai kunyit dengan dapur | Mudah bersatu. |
102 | Sebagai si bisa mimpi terasa ada terkatakan tidak | Seseorang yang tidak dapat/mampu menyampaikan maksud hatinya kepada orang lain. |
103 | Sebaik-baiknya tinggal di rantau, baik juga di negeri sendiri | Betapa pun makmurnya tinggal di negeri orang, tetap saja lebih baik tinggal di negeri sendiri. |
104 | Sebelum ajal berpantang maut | Tidak akan mati sebelum tiba ajalnya. |
105 | Sebelum ajal berpantang-pantang mati | Hidup dan mati seseorang hanya Tuhan yang dapat menentukan. |
106 | Sebelum ajalnya pantang mati | Tidak akan berhenti sebelum berhasil mencapai tujuan. |
107 | Seberapa panjang sarungnya begitulah panjang matanya | Perangai yang baik ataupaun jahat dapat menunjukkan sedikit atau banyaknya ilmu seseorang. |
108 | Seberapa tajam parang, masih tajam mulut manusia | Suatu perkataan akan terasa lebih menyakitkan daripada tersayat senjata tajam, karena bekasnya lebih lama sembuh. |
109 | Seberat-beratnya beban, laba jangan ditinggalkan | Betapa pun beratnya suatu pekerjaan, janganlah ditinggalkan karena suatu saat pasti akan memberikan keuntungan yang besar. |
110 | Seberat-beratnya kayu, terapung juga di air | Betapa pun besarnya suatu permaslahan/perkara, pasti ada jalan keluarnya. |
111 | Sebesar-besarnya bumi dilempar tak kena | Perkara yang tampak/kelihatannya mudah, namun sulit untuk dipecahkan/diselesaikan. |
112 | Sebuah lesung, seekor ayam gedangnya | Setiap rapat/musyawarah pasti mempunyai seorang pemimpin (penengah) sebagai pelindung/pelerai dari akibat buruk yang mungkin muncul. |
113 | Sebusuk-busuknya daging dikincah dimakan juga, seharum-harumnya tulang dibuang | Jika anggota keluarga berbuat salah akan dimarahi, tetapi setelah itu pasti diampuni, namun jika orang lain yang berbuat salah pasti tidak akan dimaafkan. |
114 | Sebusuk-busuknya telunjuk, telunjuk juga mencolek tahi mata | Betapa pun jahatnya keluarga/kerabat, kalau anggota keluarga/kerabat tersebut dihina pasti anggota keluarga yang lain akan menutut balas. |
115 | Sebut aku pasti datang, sebut dia penantian | Sebaiknya gunakan barang yang sudah ada. |
116 | Secicip bagai ayam, sedencing bagai besi | Suka duka ditanggung bersama; senasib sepenanggungan. |
117 | Sedangkan bah kapur tak hanyut, ini pula kemarau panjang | Masih memiliki mata pencaharian saja tidak kaya, apalagi jika tidak memiliki mata pencaharian. |
118 | Sedangkan cacing diinjak bergerak apalagi manusia | Betapa pun lemahnya orang, bila terus-menerus dihina pasti akan melawan juga akhirnya. |
119 | Sedangkan gajah yang besar dan berkaki empat lagi terkadang terserondong dan jatuh tersungkur ke bumi | Setiap orang berkuasa ada kalanya akan kehilangan kebesarannya, oleh karena itu sebaiknya janganlah mengagung-agungkan kebesaran yang telah/sedang dimiliki. |
120 | Sedangkan pucuk lagi tak merah, konon pula seleranya | Dalam keadaan berkecukupan/mampu saja kikir, apalagi jika dalam keadaan miskin. |
121 | Sedangkan tupai lagi gawal | Orang yang sangat ahli sekalipun pasti juga akan pernah melakukan kesalahan. |
122 | Sedap manis jangan ditelan, pahit jangan segera dimuntahkan | Sebaiknya berpikir dahulu sebelum melakukan sesuatu, agar tidak mendapat kesusahan pada akhirnya. |
123 | Sedatar saja lurah dengan bukit | Tidak membeda-bedakan antara yang kaya dan yang miskin. |
124 | Sedekat-dekatnya tepi kain, dekat juga dengan bebat | Betapa pun dekatnya hubungan kita dengan orang lain, masih lebih dekat dengan keluarga/kerabat sendiri. |
125 | Sedencing bagai besi, seciap bagai ayam | Mengerjakan sesuatu secara bersama-sama. |
126 | Sedepa jalan ke muka, selangkah jalan kedepan | Berusaha sesuai dengan kemampuan demi mencapai harapan. |
127 | Sedepa tanduk yang datang, sejengkal tanduk yang menanti, payah juga yang datang | Lebih susah untuk mengadu nasib di negeri orang daripada di negeri sendiri. |
128 | Sedikit bicara banyak bekerja | Lebih baik buktikan dalam hal pekerjaan daripada terlalu banyak berbicara; orang yang mapan dalam melakukan suatu pekerjaan tetapi tidak banyak bicara. |
129 | Sedikit hujan, banyak yang basah | Perkara kecil yang dapat membuat beberapa pihak saling membenci/dendam. |
130 | Sedikit kerja banyak beruntung | Perihal orang yang sangat malas. |
131 | Seekor cacing menelan naga | Orang lemah yang dapat mengalahkan orang besar; anak bangsawan yang dinikahi oleh orang kebanyakan/rakyat biasa. |
132 | Seekor kerbau berkubang, sekandung kena luluknya | Satu orang yang berbuat salah, semuanya ikut tebawa-bawa/dilibatkan. |
133 | Seekor kerbau membawa lumpur, semua habis terpalit | Satu orang yang berbuat jahat, semuanya terkena akibatnya. |
134 | Segala yang baik ada cacatnya | Di dunia ini tidak ada yang sempurna, semuanya memiliki kekurangannya masing-masing. |
135 | Segan berkayuh perahu hanyut | Hidup haruslah berikhtiar, jika malas bekerja akan berbasib buruk. |
136 | Segan berkayuh, hanyut serantau | Seorang pemalas hanya akan menjadi beban keluarga/kelompoknya. |
137 | Segan bertanya sasat dijalan, segan bergalah hanyut serantau | Jika tidak tahu mengenai sesuatu hal, sebaiknya ditanyakan selengkapnya agar tidak celaka/mendapat musibah. |
138 | Segan menurut rundingan orang lain | Merasa segan/enggan untuk mendengarkan nasihat dari orang lain. |
139 | Segantang tak akan jadi secupak | Nasib seseorang tidak akan dapat diubah oleh orang lain. |
140 | Segar dipakai, layu dibuang | Sesuatu yang sangat dihargai hanya pada waktu baik/perlu saja. |
141 | Sehabis rabuk, sehabis putaran | Begitu pekerjaan selesai, modalnya pun habis. |
142 | Sehari sehelai benang, lama-lama jadi sehelai kain | Perihal perbuatan orang yang sabar dan tidak putus asa, dari sedikit lama-lama membuahkan hasil. |
143 | Sehelai sepinang | Semua harta kekayaan hilang karena tertimpa musibah. |
144 | Sehembus naik, sehembus turun | Orang yang hampir meninggal dunia; mendekati ajalnya. |
145 | Seidas bagai benang, sebentuk bagai cincin | Dua orang yang berjodoh. |
146 | Seikat bagai sirih, serumpun bagai serai | Suka duka ditanggung bersama; sehidup sepenanggungan. |
147 | Seikat diulas, panjang dikerat | Jika membagi sesuatu, hendaknya dibagi dengan sama rata. |
148 | Seiring bertukar jalan, beria bertukar sebut | Kedua belah pihak memiliki maksud yang sepaham, tetapi berbeda cara melakukannya. |
149 | Seiring bertukar jalan, sekadang tidak sebau | Pendapat berbeda, tetapi tujuan/maksudnya sama. |
150 | Sejahat-jahatnya harimau tak akan memakan anaknya sendiri | Betapa pun jahatnya orang tua kandung, mereka tidak akan tega mencelakakan anaknya sendiri. |
151 | Sejengkal tak akan jadi sehasta, secupak tak akan jadi sesukat | Umur, rezeki, dan jodoh sudah ditentukan oleh Tuhan. |
152 | Sekain sebaju, selauk senasi | Gambaran persahabatan atau ikatan percintaan yang seia sekata serta sehidup sepenanggungan. |
153 | Sekali lancing ke ujian, seumur hidup orang tak percaya | Sekali berbuat jahat, seumur hidup orang tidak akan percaya padanya lagi. |
154 | Sekali lancing ke ujian, seumur hidup orang takkan percaya | Sekali berbuat jahat, seumur hidup orang tidak akan mempercayainya lagi. |
155 | Sekali membuka pura, dua tiga utang terbayar | Sekali bekerja, beberapa maksud/tujuan terselesaikan/tercapai. |
156 | Sekali merengkuh dayung, dua, tiga pulau terlampaui | Menyelesaikan dua hingga tiga pekerjaan dalam sekali waktu. |
157 | Sekejam-kejamnya harimau ia takkan makan anaknya | Betapa pun kejamnnya orang tua kandung, mereka tidak akan tega untuk mencelakakan anaknya sendiri. |
158 | Sekejap bagai pelita akan padam | Seorang gadis yang mempunyai wajah yang sangat cantik/rupawan. |
159 | Sekeras-kerasnnya batu bila tertimpa hujan akan retak juga | Betapa pun kerasnya pendirian seseorang, bila terus-menerus dipengaruhi pasti akan berubah juga. |
160 | Sekudung llimbat sekudung lintah | Karena sesuatu hal, pendirian seseorang menjadi goyah. |
161 | Selama air hilir, selama gagak hitam | Tetap selama-lamanya; tidak akan berubah. |
162 | Selama capung cebok | Suatu perkara/permasalahan yang diputuskan/diselesaikan dengan mudah tanpa pertimbangan yang matang. |
163 | Selama enggan mengeram | Sangat lama. |
164 | Selama gagak hitam, selama air hilir | Tetap selama-lamanya; tidak akan berubah. |
165 | Selama hayat dikandung badan, budi baik diingat pula | Selama masih hidup, budi baik seseorang akan tetap dikenang dan dihargai. |
166 | Selama hujan akan panas | Walaupun selama ini hidup dalam kemelaratan, kelak pasti akan memperoleh kesenangan juga. |
167 | Selangkah berpantang surut, setapak berpantang mundur | Berani menghadapi apapun. |
168 | Selapik seketiduran, sebantal sekalang hulu | Perihal hubungan suami isteri yang harmonis, sehingga suka duka pun ditanggung bersama. |
169 | Selapit seketiduran sebantal sekalang gulu | Persahabatan yang sangat karib. |
170 | Selembab-lembabnya puntung di dapur, ditiup menyala juga | Suatu pekerjaan bila dilakukan dengan sungguh-sungguh pasti akan membuahkan hasil. |
171 | Selepas bedil berbunyi, mencebur ikan dalam laut, berkokok ayam dalam hutan | Sepatah kata pun dapat menggemparkan orang-orang. |
172 | Selera bagai taji, tulang bagai kanji | Malas bekerja, tetapi banyak meminta. |
173 | Selera bagai taji, tulang bagai sayap | Orang yang berpendirian kuat; teguh. |
174 | Selera tajam bagai tali, tulang lemah bagai kanji | Banyak meminta, tetapi tidak mau bekerja. |
175 | Selimat kain tiga hasta, ditarik ke atas bawah terbuka, ditarik ke bawah atas pula terbuka | Tidak mencukupi; serba kekurangan. |
176 | Selisih berujung kerja berjunjung | Setiap pekerjaan besar selalu ada orang yang bertanggung jawab. |
177 | Selompat hidup selompat mati | Mendekati ajal. |
178 | Seluas dada tuma | Terlalu sempit. |
179 | Seludang menolak mayang | Telah kelihatan/diketahui isi hatinya. |
180 | Seludang menolakkan mayangan | Memperlihatkan atau kelihatan kecantikannya. |
181 | Seluduk sama bangkok, melompat sama patah | Seia sekata. |
182 | Semahal-mahal gading, kalau patah tak berguna | Betapa pun seseorang dianggap mulia/besar, sekali saja melakukan kesalahan besar, pasti tidak akan dihormati lagi. |
183 | Semak-semak disaingi, rimbun-rimbun ditutuh | Memelihara segala sesuatu dengan sebaik-baiknya. |
184 | Semalam di bawah nyiur pinang orang, kala di turut | Harus menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru. |
185 | Semalam di bawah nyiur pinang orang, kata di turut | Seseorang yang hampir bisa untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungan yang baru. |
186 | Semangat harimau | Sanggup melakukan pekerjaan dengan resiko besar. |
187 | Semanis-manis gula, ada pasir di dalamnya | Kata-kata yang manis terkadang memiliki maksud tidak baik yang tersembunyi. |
188 | Semanis-manisnya gula ada pasir di dalamnya, sepahit-pahitnya mambu kelatnya menjadi obat | Kata-kata manis terkadang bisa menipu, sedangkan kata-kata keras/kasar terkadang bisa bermanfaat karena berisi nasihat. |
189 | Sembahyang diberi waktu, janji diberi berketika | Segala sesuatu ada masanya. |
190 | Sembahyang mencari akal, rusuk mencari kira-kira | Berpura-pura baik, padahal sebenarnya jahat. |
191 | Sembelih ayam dengan pisau, sembelih orang denngan kapak | Memperlakukan sesuatu sesuai dengan keadaannya. |
192 | Sembunyi tuma kepala tersorok, ekor kelihatan | Berusaha menyembunyikan kejahatan yang telah diketahui oleh banyak orang. |
193 | Sementara suruk ekor habis | Selalu ditimpa kemalangan. |
194 | Semir tak habis kajang pula | Mencari hutang baru, padahal hutang yang lama belum terbayar. |
195 | Semut gatal gonggong gunung, bagaimana dunia takkan sunyi | Melakukan sesuatu yang aneh/tidak wajar. |
196 | Semut terpijak tidak mati, alu bertarung patah tiga | Kehidupan seorang wanita yang berpendirian teguh. |
197 | Sendok berdengar-dengar, nasi habis budi dapat | Tidak/kurang berhati-hati dalam mengerjakan sesuatu, sehingga akhirnya hanya mendapat malu karena rahasianya terungkap. |
198 | Sengsara membawa nikmat | Orang yang semula hidupnya menderita, namun kemudian dapat hidup bahagia karena pantang menyerah dalam berusaha. |
199 | Seorang budi-budian, seorang tabung seruas | Dua orang yang sangat berbeda sifatnya. |
200 | Seorang dicecak, semuanya merasa pedih | Jika salah satu anggota keluarga disakiti, dihina, dsb, maka sanak keluarganya juga akan merasa sakit hati. |
201 | Seorang makan nangka, semua kena getahnya | Satu orang yang melakukan kesalahan, tetapi yang lainnya juga ikut terkena imbasnya. |
202 | Sepandai-pandai bungkus, yang busuk berbau juga | Perbuatan buruk yang selalu dirahasiakan, suatu saat pasti akan ketahuan juga. |
203 | Sepandai-pandai mencecang, landasan juga yang akan habis | Betapa pun baiknya orang yang menumpang di rumah orang lain, pasti akan merugikan juga dalam hal tertentu terhadap orang yang ditumpanginya. |
204 | Sepandai-pandai tupai melompat akhirnya jatuh ke tanah jua | Betapa pun pandai atau hebatnya seseorang dalam suatu perkara/permasalahan ataupun pekerjaan, pasti memiliki kelemahan juga (pernah salah juga). |
205 | Sepandai-pandai tupai melompat sekali akan gagal juga | Betapa pun pandai atau hebatnya seseorang dalam suatu perkara/permasalahan ataupun pekerjaan, pasti memiliki kelemahan juga (pernah salah juga). |
206 | Sepantun elang dengan ayam, lambat laun disambar jua | Laki-laki dan perempuan hendaknya tidak bergaul secara bebas, karena pada akhirnya pasti akan menimbulkan suatu permasalahan. |
207 | Sepedih-pedihnya mata memandang, pedih juga kulit merasai | Betapa pun pedihnya orang yang melihat penderitaan orang lain, masih lebih pedih lagi orang yang mengalami penderitaan tersebut. |
208 | Sepenggalah matahari | Saatnya untuk bertindak/bekerja; sudah menginjak dewasa. |
209 | Seperti Belanda minta tanah, diberi sehasta minta sedepa | Perihal orang yang sangat tamak. |
210 | Seperti abu di atas tunggul | Kedudukan yang tidak kuat. |
211 | Seperti air dalam talam | Keadaan yang aman dan sentosa. |
212 | Seperti air dalam terenang | Orang yang sikapnya selalu tenang dalam menghadapi permasalahan. |
213 | Seperti alu penumbuk emping | Perihal orang yang sombong, kemana pun selalu bertingkah congkak/angkuh dan tidak menyadari kekurangan yang dimilikinya. |
214 | Seperti anai-anai makan kayu | Mengerjakan suatu pekerjaan dengan sangat tekun. |
215 | Seperti anak ayam kehilangan induknya | Bercerai-derai hingga mengalami kesusahan untuk hidup. |
216 | Seperti anak panah lepas dari busurnya | Melaju sangat kencang. |
217 | Seperti anjing bertemu pasir | Bertemu/menjumpai barang kesukaannya. |
218 | Seperti api dengan asap | Pertalian/hubungan yang tidak dapat diputuskan. |
219 | Seperti api di dalam sekam | Perasaan dendam yang tersembunyi. |
220 | Seperti api makan lalang kering, tidak dapat dipadamkan | Karena kesalahan orang lain, diri sendiri menjadi korban; suatu permasalahan yang disulut dengan permasalahan lain, hingga tidak dapat diselesaikan. |
221 | Seperti aur ditarik sungsang | Pekerjaan yang sangat sulit untuk diselesaikan. |
222 | Seperti ayam beranak itik | Perihal orang tua yang berpemikiran kolot/kuno dan memiliki anak yang berpemikiran modern. |
223 | Seperti ayam, kais pagi makan pagi, kais petang makan petang | Orang yang miskin dan harus bekerja keras siang malam untuk bisa makan. |
224 | Seperti badak makan anaknya | Orang tua yang tega mencelakakan anaknya sendiri. |
225 | Seperti bangsi buluh perindu | Suara yang merdu dan gerakan yang lemah lembut. |
226 | Seperti baranak besar, hidung dikeluani | Seseorang yang selalu memamerkan barang yang diperolehnya. |
227 | Seperti batang mengkudu, dahulu buah dari bunga | Perihal orang yang lekas/cepat marah sebelum mengetahui benar kesalahan orang yang hendak dimarahinya. |
228 | Seperti benang putih | Orang yang selalu menurut; tidak membantah. |
229 | Seperti beras lembab, dijual tak laku, ditanak tak mual | Sesuatu yang tidak/kurang berharga. |
230 | Seperti bergalah di tengah arus | Melakukan pekerjaan yang sangat sulit; seseorang yang selalu dirundung kegelisahan. |
231 | Seperti bergendang ke Sirukam, perut kenyang emas dapat | Memperoleh keuntungan yang tidak terduga. |
232 | Seperti berjejak di atas bara | Gelisah karena ditimpa kesulitan. |
233 | Seperti biji saga rambat di atas talam | Tidak berpendirian tetap; selalu berubah-ubah; goyah. |
234 | Seperti buah bemban masak | Air mata jatuh bercucuran. |
235 | Seperti buku gaharu | Apabila perlu, diperlihatkan semua keunggulannya/kemampuannya. |
236 | Seperti bunyi gong pecah | Suara yang tidak enak/bagus didengar. |
237 | Seperti bunyi gong tengkurap | Perkataan yang tidak jelas, sehingga sulit untuk dimengerti oleh orang yang mendengarkan. |
238 | Seperti burung gagak pulang ke benua | Seseorang yang pulang dari perantauan/negeri asing, tetapi keadaannya masih sama seperti sebelum merantau. |
239 | Seperti cecak makan kapur | Seseorang yang mengalami kesulitan karena perbuatannya sendiri. |
240 | Seperti cembul dengan tutupnya | Cocok sekali; benar-benar sesuai. |
241 | Seperti cendawan tumbuh di musim hujan | Banyak hal yang terjadi. |
242 | Seperti cincin dengan permata | |
243 | Seperti daun delima dengan bunganya | Hidup yang tidak berguna. |
244 | Seperti dedalu api hinggap dipohon kayu, hinggap di batangnya mati, hinggap di ranting, rantingnya patah | Orang jahat yang berkawan dengan orang baik, pada akhirnya hanya akan merugikan orang yang baik saja. |
245 | Seperti delima merekah | Bibirnya merah dan bagus. |
246 | Seperti denak mencari lawan | Perihal orang yang gagah berani. |
247 | Seperti durian menunjukkan pangsanya | Tingkah laku atau cara bicara seseorang dapat menunjukan baik atau buruk asal-usulnya. |
248 | Seperti elang menyongsong angin | Orang yang gagah berani. |
249 | Seperti emas baru disepuh | Kecantikan seorang wanita yang luar biasa. |
250 | Seperti embacong buruk kulit | Orang yang buruk rupa, tetapi berhati baik/mulia. |
251 | Seperti embun di daun keladi | Orang yang tidak mempunyai pendirian yang tetap; selalu berubah-ubah; goyah. |
252 | Seperti gajah masuk kampung | Orang besar/berkuasa yang bertindak sewenang-wenang di lingkungan orang yang lemah. |
253 | Seperti gajah putih ditambat | Merasa susah karena menanggung kesengsaraan orang lain. |
254 | Seperti garam dengan asam | Sangat serasi. |
255 | Seperti gerundang kekeringan | Orang yang sedang dalam kesulitan dan tidak mendapatkan pertolongan. |
256 | Seperti gula dalam mulut | Perihal pekerjaan yang sangat mudah, sesuatu yang sudah dikuasai sepenuhnya; seseorang yang sedang menikmati hasil usahanya. |
257 | Seperti gunting makan di ujung | Pelan-pelan, tetapi tepat sasaran. |
258 | Seperti harimau kena kucing pekak | Orang yang marah, tetapi takut karena bahaya akan datang. |
259 | Seperti harimau menunjukkan kukunya | Berusaha menonjolkan diri terhadap orang lain. |
260 | Seperti ikan dalam belanga | Sesuatu yang sudah pasti akan didapatkan. |
261 | Seperti ikan kena tuba | Sudah tidak berdaya. |
262 | Seperti ilmu padi, makin tua makin merunduk | Perihal orang yang pandai, semakin berilmu semakin merendah. |
263 | Seperti inai dengan kuku | Persahabatan yang sangat erat dan tidak dapat dipisahkan. |
264 | Seperti itik mendengar guntur | Terkejut karena berita menyedihkan yang datang secara tak terduga. |
265 | Seperti jana belum bersuami | Perawan yang sudah ternoda. |
266 | Seperti janggut pulang ke dagu | Berada pada tempatnya. |
267 | Seperti kaduk kena air tahi | Orang yang tidak lagi berharga di masyarakat, namun terkadang justru dapat berkembang maju. |
268 | Seperti kain buruk, dibakar tak berbau | Perihal orang yang hidupnya miskin dan menderita. |
269 | Seperti kain kasa diatas duri | Keadaan perkara yang sudah parah, sehingga sulit untuk diselesaikan. |
270 | Seperti kambing dengan harimau | Orang lemah/rendahan yang melawan orang kuat/besar. |
271 | Seperti kambing dihalau ke air | Orang malas yang tidak mau melakukan suatu pekerjaan. |
272 | Seperti kambing putus tali | Lekas/cepat pergi. |
273 | Seperti kapak menyelam beliung | Perihal orang malas yang menyuruh orang yang lebih malas. |
274 | Seperti kapak naik ke pemindangan | Sesuatu yang tidak pada tepatnya. |
275 | Seperti kapal tiga tiang | Lelaki yang suka main perempuan dan tidak senonoh kelakuannya. |
276 | Seperti kapas yang dibusur | Sangat putih dan bersih. |
277 | Seperti kapur di ujung telunjuk | Tidak dapat memberikan pertolongan kepada sanak saudara yang sedang membutuhkan pertolongan. |
278 | Seperti katak minta hujan | Mengharapkan sesuatu dengan cara yang tidak sopan. |
279 | Seperti kebau berendam, sekandang kena luluknya | Satu orang yang bersalah, namun semuanya yang mendapatkan hukuman. |
280 | Seperti kecek ular | Membesar-besarkan suatu perkara/permasalahan. |
281 | Seperti kelekati masuk api, tiada tahu akan mati | Perihal orang yang terlalu berambisi untuk mencapai tujuan, sehingga akhirnya justru rugi dan tujuan tidak tercapai. |
282 | Seperti kelekatu masuk api | Tidak peduli dengan bahaya yang mengancam. |
283 | Seperti kelopak pandan | Perihal bentuk tubuh wanita yang sangat indah. |
284 | Seperti kepiting tidak tahu bungkuknya, sebagai udang tak tahu bungkuknya | Orang yang tidak tahu akan cacat/kekurangan dirinya, serta tidak sadar akan kebohohannya/tingkah laku buruknya. |
285 | Seperti kera dengan monyet | Sama saja. |
286 | Seperti kerbau dicocok hidungnya | Selalu menurut. |
287 | Seperti kerbau menanduk anak dengan kapar tanduk tidak dengan ujung | Memberikan hukuman kepada seseorang bukan untuk menyakitinya, tetapi untuk memberinya pelajaran. |
288 | Seperti kerbau menanduk anak dengan papar bukan dengan tanduk | Memberikan hukuman kepada seseorang bukan untuk menyakitinya, tetapi untuk memberinya pelajaran. |
289 | Seperti keris makan tuan | Merugi/sial karena tipu muslihatnya/tingkah laku buruknya sendiri. |
290 | Seperti kersik di pulau | Mendapatkan rezeki yang berlimpah. |
291 | Seperti ketiak ular, panjang lanjut | Tidak dapat ditentukan baik ataupun buruknya. |
292 | Seperti kiambang dilepas | Berpisah sebentar, namun kemudian berkumpul kembali. |
293 | Seperti kijang lepas ke rimba | Merasa senang karena telah pulang dari rantauannya. |
294 | Seperti kodok ditimpa kemarau | Perihal seseorang yang berkeluh-kesah. |
295 | Seperti kodok merindukan bulan | Mustahil. |
296 | Seperti kucing dapat tikus | Tidak bisa diam. |
297 | Seperti kucing dengan tikus | Tidak pernah akur. |
298 | Seperti kucing dibawakan lidi | Sangat takut. |
299 | Seperti kucing terkena balur | Seorang lelaki atau perjaka yang malu kepada seorang gadis. |
300 | Seperti kuda lepas dari pingitan | Merasa gembira setelah terbebas dari kungkungan/pasung. |
301 | Seperti kulit badak | Keras dan kejam; tidak berperasaan dan tidak tahu malu. |
302 | Seperti kumbang dijolok | Suatu perkataan yang menusuk hati dan tidak enak untuk didengar. |
303 | Seperti laba-laba cinta kepada telurnya | Perihal orang tua yang sangat mengasihi anak kandungnya; saling mencintai. |
304 | Seperti lalat mencari puru | Perihal orang yang tamak dan tidak tahu malu dalam mencari kekayaan. |
305 | Seperti lampu kekurangan minyak | Serba kekurangan. |
306 | Seperti lebah, mulut bawa madu, pantat bawa penyengat | Perihal orang yang bertutur kata manis, tetapi di dalam hatinya ada niat jahat. |
307 | Seperti limau masak seluas | Paling menonjol di antara saudara-saudaranya/kerabatnya/teman-temannya. |
308 | Seperti lipas kudung | Selalu sibuk. |
309 | Seperti lonjak alu penumbuk padi | Kesombongan seseorang yang terlihat dari tingkah lakunya. |
310 | Seperti manau, seribu kali empat haram tak patah | Orang yang teguh pendiriannya; orang yang kuat imannya. |
311 | Seperti mayang menolak selundang | Orang tua yang melepaskan anaknya karena sudah dewasa. |
312 | Seperti mayang terurai | Rambut wanita yang bagus sekali. |
313 | Seperti melukut di tepi gantang | Merasa sedih karena tidak dapat menolong keluarganya. |
314 | Seperti melukut di tepi gunung, keluar tidak mengurangi, masuk tidak memenuhi | Tidak berdaya ketika keluarganya membutuhkan pertolongan. |
315 | Seperti memalu ular dengan benih, ular jangan mati, benih jangan rusak | Hukum yang sangat adil. |
316 | Seperti membangkitkan bangkai ular | Mengungkit-ungkit perkara yang sudah dilupakan, sehingga menimbulkan perselisihan lagi. |
317 | Seperti memegang tali layang-layang | Orang berkuasa yang dapat berbuat sekehendak hatinya terhadap orang lemah. |
318 | Seperti menarik rambut dalam tepung, rambut jangan putus, tepung jangan bergoyang | Sangat sulit dalam memutuskan sesuatu dan membutuhkan kesabaran serta ketekunan. |
319 | Seperti mencari kutu dalam ijuk | Mengerjakan suatu pekerjaan yang sangat susah. |
320 | Seperti menegakkan benang basah | Sia-sia. |
321 | Seperti menepung tiada betas | Pekerjaan yang dilaksanakan tanpa kepandaian/keahlian yang memadai sangat jarang akan berakhir baik/sesuai harapan. |
322 | Seperti menggantang anak ayam, masuk dua keluar tiga | Perbuatan yang merugikan. |
323 | Seperti mentimun dengan durian, menggolek rusak, kena golek binasa | Perlawanan yang tidak sebanding, antara orang lemah dengan orang kuat/antara orang bodoh dengan orang pandai. |
324 | Seperti menuangkan minyak tanah dalam api | Menambah keruh suasana; menyulut kemarahan orang. |
325 | Seperti minyak dengan air | Tidak bisa bersatu; tidak mau sepaham. |
326 | Seperti monyet dipakaikan sutra | Tidak dapat menghargai sesuatu yang diberikan kepadanya. |
327 | Seperti negeri dikalahkan garuda | Daerah yang sepi karena ada gangguan. |
328 | Seperti ombak darat jolong menurun | Tercengang/terheran-heran, seperti orang desa masuk ke kota. |
329 | Seperti orang mabuk gadung | Lemah karena kehabisan tenaga. |
330 | Seperti orang mati bila tiada orang yang mengangkat bilakah bergerak | Orang lemah yang tidak berdaya, jika tidak ada orang yang menolong akan bertambah susah. |
331 | Seperti orang mati jika tidak diangkat tidak bergerak | Orang miskin/lemah yang membutuhkan pertolongan. |
332 | Seperti orang penghisap candu, dengan candu sampai mati | Kebiasaan buruk sukar untuk ditinggalkan atau dihilangkan. |
333 | Seperti padi hampa, makin lama makin mencongak | Perihal orang yang bodoh, semakin lama semakin sombong dan semakin besar omongannya. |
334 | Seperti paru dengan kepak | Perihal dua orang atau kelompok yang semufakat dan saling tolong-menolong. |
335 | Seperti pelandak lepas dari jerat | Terlepas dari sengsara. |
336 | Seperti peluru dua setuangan | Sesuatu yang memiliki berbagai kesamaan. |
337 | Seperti perahu tidak berjuragan | Suatu organisasi atau perkumpulan yang tidak memiliki pemimpin. |
338 | Seperti pikat kehilangan mata | Bingung tidak keruan; kehilangan akal sehat. |
339 | Seperti pinang pulang ketampyak | Sesuai benar. |
340 | Seperti pinggan dengan mangkuk, salah sedikit hendak berantuk | Pertengkaran suami isteri adalah hal yang biasa/lumrah dalam rumah tangga. |
341 | Seperti pinggan putih retak sedikit kelihatan | Berhati-hatilah dalam menjaga kehormatan diri, karena bila mendapat cela sedikit saja akan terlihat. |
342 | Seperti polong kena sembur | Lari ketakutan. |
343 | Seperti pucuk dengan pelepah | Sama juga. |
344 | Seperti pucuk eru, kemana angin yang keras kesana condongnya | Seseorang yang tidak berpendirian teguh dan selalu mencari hal-hal yang menguntungkan baginya. |
345 | Seperti puyuh mau yang betina dari yang jantan | Isteri yang membanting tulang/bekerja keras sedangkan suaminnya hanya bersenang-senang saja. |
346 | Seperti rusa masuk kampung | Orang yang yang sangat kagum melihat sesuatu; terheran-heran. |
347 | Seperti santan dengan tengguli | Cocok. |
348 | Seperti sebuah biji tersesat dalam rrumput | Sesuatu yang sangat kecil. |
349 | Seperti sembunyi puyuh, kepada tersorok, ekor kelihatan | Orang yang memiliki suatu rahasia dan mengira rahasianya tersebut tidak diketahui oleh orang lain, padahal sebenarnya justru semua orang sudah mengetahuinya. |
350 | Seperti sendok dengan periuk sentuh-menyentuh | Ada kalanya terjadi perselisihan dengan sahabat/anggota keluarga. |
351 | Seperti si buta baru melihat | Orang yang baru mendapatkan kekayaan menjadi sombong. |
352 | Seperti si cebot hendak mencapai bulan | Suatu keinginan yang tidak mungkin tercapai; mustahil. |
353 | Seperti sirin pulang ke gagangnya | Kembali pada keadaan aslinya; seperti semula. |
354 | Seperti sumpit ditegakkan | Olok-olok bagi orang gemuk yang berjalan dengan sangat lambat. |
355 | Seperti tabuhan dalam tukil | Orang yang berbicara tidak/kurang jelas, seperti bunyi lebah dalam tabung bambu. |
356 | Seperti talam dua muka | Bermuka dua; mendua. |
357 | Seperti tebu, airnya dimakan, ampasnya dibuang | Perkataan orang haruslah dipilah, mana yang baik dan mana yang buruk. |
358 | Seperti tempayan tertiarap | Orang bebal (orang yang lambat dalam menanggapi sesuatu) yang mau mengikuti nasihat. |
359 | Seperti tikus jatuh di beras | Memperoleh kedudukan yang bagus; memperoleh kekayaan yang melimpah. |
360 | Seperti tikus jatuh ke beras | Terlalu gembira. |
361 | Seperti tikus masuk perangkap | Sangat gelisah. |
362 | Seperti tikus masuk roman | Kecewa karena keinginannya tidak terpenuhi. |
363 | Seperti tudung dengan delamak | Tidak dapat bercerai lagi. |
364 | Seperti tulis di atas air | Sia-sia menasihati orang jahat, karena tidak akan dapat mengubah tabitatnya. |
365 | Seperti tuma, di kain putih, dia putih, di kain hitam, dia hitam | Orang yang pandai menempatkan diri dalam pergaulan. |
366 | Seperti ular dicubit ekor | Mudah marah. |
367 | Sepuluh batang bertindih, yang bawah juga yang luluh | Perkataan yang tidak sesuai dengan kenyataan dan akhirnya membuat orang lain merasa terkucilkan. |
368 | Sepuluh kapal datang, anjing pun bercawat ekor | Perihal orang yang mempertahankan tradisi dan tidak mau diajak maju/berubah. |
369 | Serak tak sudah | Wanita yang sangat gemuk, sehingga terlihat seperti tidak berpinggang. |
370 | Serasa di liang lahat | Seseorang yang sedang ditimpa kemalangan yang sangat dalam. |
371 | Serba guruh serba putus | Karena mengingat sesuatu, pekerjaan yang sedang dilakukan dikerjakan dengan tergesa-gesa tanpa mempergunakan alat sama sekali. |
372 | Sering bertukar jalan, sering bertukar sebut | Beberapa orang yang memiliki tujuan yang sama, namun menggunakan cara yang berbeda. |
373 | Serta lalu kucing, tikus tiada berdecit lagi | Seseorang yang merasa ketakutan. |
374 | Seruas tebu yang berulat, sebatang yang dibuang | Seluruh keluarga/kerabat/kelompok menanggung malu akibat perbuatan anggotanya. |
375 | Serumpun bagai serai, tentu maung | Seia sekata. |
376 | Serumpun bagai serasi, seliang bagai tebu | Suka duka dihadapi bersama-sama. |
377 | Serupa paham perempuan | Suka mencampuri urusan orang lain. |
378 | Sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tiada gunanya | Hendaklah berpikir secara matang sebelum membuat suatu keputusan. |
379 | Sesal dahulu yang bertuah, sesal kemudian yang celaka | Dalam melakukan sesuatu hendaklah dipikirkan dahulu akibatnya agar tidak mendatangkan kesulitan kemudian. |
380 | Sesat di ujung jalan, balik ke pangkanlnya | Sebelum melakukan sesuatu sebaiknya direncanakan terlebih dahulu agar hal tersebut tidak terus diulang-ulang karena gagal. |
381 | Sesat di ujung jalan, lebih baik ke pangkal jalan | Jika tahu perbuatan yang kita lakukan adalah salah/tidak baik, maka sebaiknya cepat kembali ke jalan yang benar sebelum terlanjur. |
382 | Sesipai bagai lidi | Sehidup semati; seia sekata; senasib sepenanggungan. |
383 | Sesiuk kuaran terbang, selayang kuda berlari | Rumah adat yang panjang dan besar. |
384 | Setajam-tajamnya parang, tajam juga mulut orang | Suatu perkataan/ucapan bisa lebih menyakitkan dibandingkan senjata tajam. |
385 | Setampar seemas, dua tampar seemas, baik ditampar benar | Janganlah berbangga atas kelakuan jahat yang sudah dilakukan. |
386 | Setapak jangan lalu, setapak jangan surut | Pendirian yang kuat; kokoh. |
387 | Setelah hujan akan panas jua | Setiap penderitaan/kesulitan pasti akan berakhir, dan mungkin dengan akhir bahagia. |
388 | Setempuh lalu, sebondong surut | Tetap bersatu; kompak. |
389 | Setiap tunas akan tumbuh ke atas dan akar akan tumbuh ke bawah | Sudah menjadi hukum alam; sesuatu yang sudah wajar. |
390 | Setinggi-tingginya melanting, jatuh juga ke tanah | Betapa pun jauhnya orang merantau, suatu saat pasti kembali ke kampung halamannya juga. |
391 | Setinggi-tingginya terbang bangau, hinggap di bubungan juga | Betapa pun jauhnya orang merantau, suatu saat pasti akan pulang ke negeri asalnya juga. |
392 | Setolok bagai gelang, setempa bagai cincin | Perihal suami isteri yang sangat sepadan/cocok. |
393 | Seukur berbaur, bertopang bercerai | Suami yang sedang bertengkar dengan isterinya. |
394 | Seumpama telur sesarang dierami induknya | Anak yang maju dan sukses karena mendapatkan bimbingan/didikan dari orang tuanya. |
395 | Seumur-umur belum pernah megalami | Belum pernah sekalipun merasakan atau mengalami. |
396 | Si bungsu pengindang antah | Anak yang tidak dapat dimanjakan, karena hidup miskin. |
397 | Sial bercampur malang | Bernasib naas; sangat sial. |
398 | Siang bagai hari, terang bagai bulan | Perihal kasus atau perkara yang sudah jelas. |
399 | Siang bernapas, malam berembun | Seseorang yang sangat miskin dan tidak mempunyai tempat tinggal. |
400 | Siapa berkotek siapa bertelur | Orang yang berbuat kesalahan biasanya menjadi orang pertama yang membicarakan kesalahan itu. |
401 | Siapa bermakan lada, ialah berasa pedas | Barang siapa yang merasa bersalah, pasti akan tersinggung saat dibicarakan. |
402 | Siapa cepat boleh dulu, siapa kemudian putih mata | Yang lebih dulu datang lebih hulu ditolong, sedangkan yang datang belakangan ditolong belakangan juga. |
403 | Siapa cepat dia yang dapat | Berusaha dengan cepat untuk mendapatkan sesuatu. |
404 | Siapa cerdik naik tinggi, siapa calak menang terhitung | Orang yang pandai berbicara untuk menutupi kesalahannya dan mampu membuat orang lain percaya bahwa ia benar. |
405 | Siapa gatal, dia yang menggaruk | Siapa yang berbuat maka, dialah yang harus bertanggung jawab; bila mempunyai suatu keinginan untuk diwujudkan, maka harus mau berusaha. |
406 | Siapa lama tahan, menang | Apabila bekerja dengan tekun dan tidak tergesa-gesa, maka lama-kelamaan pekerjaan itu pasti akan selesai juga dengan baik. |
407 | Siapa makan cabai dialah yang merasa pedas | Barang siapa yang berbuat, maka dialah yang harus bertanggung jawab. |
408 | Siapa makan nangka, akan terkena getahnya | Siapa yang berbuat kesalahan, maka dialah yang akan menanggung akibatnya. |
409 | Siapa melalah, siapa patah | Berani berbuat, maka harus berani juga bertanggung jawab. |
410 | Siapa menjala, siapa terjun | Siapa yang menginginkan sesuatu, maka dialah yang harus berusaha meraihnya. |
411 | Siapa patah, siapa melejang | Pekerjaan yang dikerjakan dengan tergesa-gesa hasilnya tidak akan bagus. |
412 | Siapa pun menjadi raja, tangan ke dahi juga | Siapa pun yang menjadi pemimpin, pasti tetap akan dihormati juga. |
413 | Siapa yang gatal, dialah yang menggaruk | Siapa yang berkehendak, maka dialah yang harus berusaha mewujudkannya. |
414 | Siapa yang kena cubit, akan merasa pedih | Orang yang bersalah akan merasa tersinggung kalau mendengar sindiran. |
415 | Siapa yang makan nangka, dia yang terkena getahnya | Siapa yang bersalah, maka dialah yang harus menerima akibatnya/hukuman. |
416 | Siapa yanng berketuk, dia yang bertelur | Siapa yang berbuat jahat, maka dialah yang akan menerima akibatnya/hukuman. |
417 | Siapakah yang mau menghujankan garamnya? | Tidak ada orang yang mau menunjukkan aibnya sendiri. |
418 | Sigai dua berseragai | Suatu perkara yang masih tersangkut-paut dengan masalah yang lain. |
419 | Silang berpangkal, kerja berjunjung | Ada pemimpin dalam setiap pekerjaan agar segala sesuatunya dapat berjalan lancar dan dapat dipertanggung jawabkan. |
420 | Silap cakap kena radak, hilang jiwa percuma saja | Sebaiknya berhati-hati dalam menangani suatu masalah agar tidak menemui kesulitan kemudian atau agar tidak memperkeruh suasana. |
421 | Silap mata, pecah kepala | Sedikit kesalahan dapat membawa akibat yang besar sekali. |
422 | Silih berganti bagai ombak di tepi pantai | Hidup bagai roda pedati, kadang di bawah kadang di atas, kadang senang kadang susah. |
423 | Sinar ikan dalam air, sudah tahu jantan betinanya | Orang yang bijaksana tahu akan baik buruknya sesuatu. |
424 | Singkat diulas, panjang dikerat | Menambah sesuatu yang kurang dan mengurangi yang lebih. |
425 | Singkat tidak terluas, panjang tidak terkerat | Kematian seseorang akan tiba bila waktunya sudah tepat. |
426 | Singkat untuk tabuh, panjang untuk gendang | Perihal sesuatu yang serba tanggung/tidak cukup. |
427 | Sirih berlipat datang sendiri | Mudah mendapatkan keuntungan. |
428 | Sirih naik junjungannya naik | Mendapatkan keuntungan dari berbagai arah. |
429 | Sirih naik, junjungan patah | Baru saja bahagia atau mendapatkan keuntungan, namun sudah mendapatkan kesusahan lagi. |
430 | Sisih antah dengan beras | Persaingan antara orang kaya dengan orang miskin. |
431 | Sudah baik kedudukannya, tidak tempatnya | Tidak pantas. |
432 | Sudah banyak makan asam garam | Mempunyai banyak pengetahuan dan pengalaman. |
433 | Sudah bergulung lapik saja | Perihal orang miskin yang berpakaian ala kadarnya saja. |
434 | Sudah bungkuk seperti wau | Tua renta. |
435 | Sudah calit jangan palit | Tidak perlu (sebaiknya jangan) memperkeruh suasana. |
436 | Sudah dapat gading bertuah, tanduk tiada berguna lagi | Sudah mendapatkan yang lebih baik, yang lama ditinggalkan. |
437 | Sudah dianjung dihempaskan | Sudah diangkat kemudian dihinakan. |
438 | Sudah dikecek, dikecong pula | Dua kali tertipu. |
439 | Sudah diludahkan, dijilat kembali | Seseorang yang menghina orang lain dan kemudian justru memujinya. |
440 | Sudah gaharu cendana pula, sudah tahu bertanya pula | Orang yang pura-pura tidak tahu. |
441 | Sudah gaharu cendana pula | Sudah tahu tetapi masih bertanya akan hal itu. |
442 | Sudah jatuh tertimpa tangga | Mendapatkan musibah secara beruntun/bertubi-tubi. |
443 | Sudah kelihatan belangnya | Perbuatan jahat yang selama ini disembunyikan dan kemudian telah terbongkar atau diketahui oleh orang banyak. |
444 | Sudah keluar kering keringatnya | Sangat parah penyakitnya. |
445 | Sudah ketinggalan zaman | Sudah tidak lagi sesuai dengan zaman sekarang. |
446 | Sudah lepas dari bahunya | Sudah tidak lagi menjadi beban/tanggung jawabnya. |
447 | Sudah merasai makna santun | Setelah merasakan betapa sakitnya hidup susah, barulah ia berbelas kasihan kepada orang yang tertimpa musibah/sedang dalam kesulitan. |
448 | Sudah seayun bagai berbuai | Seia sekata; sehidup semati. |
449 | Sudah suratan takdir | Sudah merupakan ketetapan Tuhan. |
450 | Sudah tahu akan ragi kain | Sudah dapat membedakan mana yang benar/baik dan mana yang salah/buruk. |
451 | Sudah tahu asam garamnya | Sudah diketahui keadaannya. |
452 | Sudah tahu di asam garam | Sudah tau pahitnya kehidupan. |
453 | Sudah tahu di kain beragi | Perihal kehidupan seseorang yang dulunya miskin/melarat, tetapi sekarang sudah mulai membaik kehidupannya. |
454 | Sudah terantuk, baru tengadah | |
455 | Sudah terijuk awak | Perihal seseorang yang kecewa karena kekurangan dalam dirinya sudah diketahui orang lain. |
456 | Sudah terlalu malam, apa hendak dikata lagi | Sesuatu yang telah terlanjur mati dan tidak bisa diapa-apakan lagi. |
457 | Sudah tidak bersudu oleh angsa, baharu diberikan kepada itik | Orang miskin yang mendapatkan sesuatu yang tidak dimiliki oleh orang kaya. |
458 | Sudah tujuh janda berduduk, sembilan neranak tiri, tercecah uban di gigi | Sindiran terhadap orang tua yang menikah/kawin berulang kali. |
459 | Sudah uban baru berguam | Orang tua yang berperilaku layaknya anak muda. |
460 | Sudu-sudu di tepi jalan dipanjat kena durinya, disinggung kena rabasnya, ditakik kena getahnya | Orang yang sangat kuat. |
461 | Sukakan gaharu karena baunya, sukakan guru karena ilmunya | Menyukai sesuatu karena ada faedahnya. |
462 | Sukar kaji pada orang alim, sukar uang pada orang kaya | Orang pandai biasanya baru mau memutuskan persoalan apabila sudah dipertimbangkan dalam-dalam, dan orang kaya baru mau mengeluarkan uang kalau ada untungnya. |
463 | Sukat darah bertimbang daging | Berjuang mati-matian. |
464 | Suku tak boleh diajak, malu tak boleh diagih | Susah dan senang ditanggung bersama. |
465 | Sumbing melalui ratak melampaui garis | Seseorang yang memiliki kesalahan yang sangat besar. |
466 | Sumbing menitik, patah mengimpal | Memperbaiki barang pinjaman yang rusak. |
467 | Sungguh berjanggut tiada berjubah | Perihal sesuatu yang tidak sempurna. |
468 | Sungguh bersubang tiada berdara | Seseorang yang berpenampilan baik, namun hatinya jahat. |
469 | Sungguh pun batang merdeka, ingat pucuk akan terhempas | Suatu pekerjaan sebaiknya jangan hanya diharapkan senangnya, tetapi juga kesusahannya, karena sewaktu-waktu itu bisa saja terjadi. |
470 | Sungguhpun kawat yang dibentuk, ikan ditebat diagak | Melakukan sesuatu dengan maksud tersembunyi. |
471 | Sungguhpun lemak santan akhirnya basi jua | Anak muda yang rupawan akhirnya akan tua juga. |
472 | Supaya tahu akan pedas lada, supaya tahu asin garam | Biarlah merasakan sendiri pengalaman/perjuangan hidup. |
473 | Surat di atas batu | Keputusan yang sudah tidak dapat diubah. |
474 | Suruh putih, hitam datang | Penantian yang sia-sia; harapan yang berbanding terbalik dengan kenyataan. |
475 | Susu di dada tak dapat dielakkan | Apa yang telah digariskan oleh Tuhan tidak akan dapat ditolak manusia. |
476 | Syarak yang mengata, adat yang memaksa | Setiap daerah mempunyai adat-istiadat yang berbeda, tetapi pada dasarnya dengan tujuan yang sama. |
477 | Syariat palu memalu, hakikat balas membalas | Jangan melebih-lebihkan sesuatu, hendaknya semua itu dikatakan sesuai dengan apa yang sebenarnya. |
Kamus Kamus Peribahasa ini merupakan online. Jika anda mencari terjemah atau arti kata menurut kamus Kamus Peribahasa, anda bisa mencari disini. Kamus bisa ditelaah menggunakan abjad atau formulir pencarian.