No | Kata | Arti |
---|---|---|
1 | tabung seruas | Orang yang mampu berkomunikasi dengan baik terhadap siapapun (dengan berbagai macam sifat). |
2 | tahan jerat sorong kepala | Ingin mencelakakan orang lain, malah mencelakakan dirinya sendiri. |
3 | tahu makan tahu simpan | Dapat menyimpan rahasia dengan baik. |
4 | tak boleh bertemu roma | Selalu berselisih. |
5 | tak emas bungkal diasah | Segala daya/upaya akan dilakukan asalkan cita-citanya tercapai. |
6 | tak putus dirundung malang | Tiada henti-hentinya mendapatkan musibah. |
7 | tak tentu hilir mudiknya | Tidak tentu asal-usulnya. |
8 | tak tentu kepala ekornya | Permasalahan yang tidak diketahui penyebabnya. |
9 | takut titik lalu tumpah | Takut kehilangan sedikit, justru kehilangan banyak. |
10 | tangan kanan jangan percaya akan tangan kiri | Jangan terlalu percaya kepada sahabat karena sewaktu-waktu dia mungkin juga mencelakakan kita. |
11 | tangan mencencang bahu memikul | Siapa yang bersalah, maka dia harus berani menerima akibat/hukumannya. |
12 | tebal kulit muka | Tidak berperasaan. |
13 | tebu setuntung masuk geraham gajah | Pemberian yang sedikit kepada orang kaya sudah barang tentu tidak akan terasa baginya. |
14 | telaga di bawah gunung | Isteri yang mampu memberikan kebahagiaan pada suaminya. |
15 | telaga mencari timba | Gadis yang sedang mencari jodoh. |
16 | telah meraba-raba tepi kain | Menderita sakit parah. |
17 | tepuk perut tanya selera | Sebaiknya bertanya dahulu kepada orang yang sudah berpengalaman sebelum mengerjakan sesuatu. |
18 | terpecak peluh di muka | Sangat malu. |
19 | tersendeng-sendeng bagai sepat di bawah mengkuang | Orang kecil/rendahan yang ingin mendekati orang besar/berkuasa, tetapi malu. |
20 | tiada kayu janjang dikeping | Sesuatu hal yang tidak dapat ditangguhkan. |
21 | tiang pandak hendak menyamai tiang panjang | Ingin meniru gaya/tingkah laku orang kaya, dan akhirnya menderita sendiri. |
22 | tidak tampak batang hidungnya | Tidak muncul; tidak kelihatan. |
23 | tidak terindang dedak basah | Suatu permasalahan yang sangat sulit untuk dipecahkan/diselesaikan. |
24 | tidur bertilam air mata | Sangat sedih karena merindukan kekasih. |
25 | tidur bertilam pasir | Tidur di mana saja karena tidak memiliki tempat tinggal. |
26 | tinggal jangat pembalut tulang | Sangat kurus. |
27 | tinggal kelopak salak | Seseorang yang menghabiskan kekayaannya, sehingga jatuh miskin. |
28 | tinggal kulit pembalut tulang | Sangat kurus. |
29 | tinggi banir tempat berlindung | Orang yang berkedudukan tinggi dan dijadikan sebagai pengayom. |
30 | tohok lembing ke semak | Perbuatan yang sia-sia. |
31 | tong kosong nyaring bunyinya | Orang yang banyak bicara, tetapi malas bekerja dan kurang berpengetahuan. |
32 | tongkat membawa rebah | Mendapat kesulitan karena teman sendiri. |
33 | tunggang hilang berani mati | Orang yang mempunyai rasa percaya diri yang sangat tinggi. |
34 | tak ada gading yang tak retak | Masing-masing orang mempunyai kekurangannya tersendiri. |
35 | Tabir sudah tergantung, tikar sudah terbentang | Pesta yang sudah siap untuk dimulai. |
36 | Tabuhan meminang anak laba-laba | |
37 | Tahan baji oleh kenidai | Lawanlah kejahatan dengan kebaikan. (kenidai = sejenis pohon yang tumbuh di pesisir pantai) |
38 | Tahan jerat di tempat genting | Suatu perkara yang sangat besar. |
39 | Tahan-tahan larat | Menahan penderitaan hidup dengan segenap tenaga dan pikiran. |
40 | Tahu diereng dengan gendeng | Bermain judi dengan mata dadu genap atau ganjil. |
41 | Tajam lidah daripada pedang | Ucapan seseorang dapat lebih menyakitkan dibandingkan dengan tersayat senjata tajam. |
42 | Tajam pisau karena diasah | Orang yang rajin belajar dan berusaha akan cepat pandai/ahli. |
43 | Tak ada air talang dipancung | Berusaha dengan segala cara untuk mencapai maksud/tujuan. |
44 | Tak ada beras yang akan ditanak | Tidak ada kelebihan yang pantas dikemukakan/ditunjukkan. |
45 | Tak ada busuk yang tak berbau | Tidak ada kejahatan/keburukan yang dapat disembunyikan selamanya. |
46 | Tak ada dekar yang tak bulus | Tidak ada orang yang tidak pernah berbuat salah. |
47 | Tak ada gunung tinggi yang tak runtuh, tak ada lurah dalam yang tak dapat dituruni | Suatu usaha bila disertai dengan kemauan yang kuat, pasti akan berhasil baik. |
48 | Tak ada guru pada orang pekak, tak ada kilat pada orang buta | Orang bodoh yang tidak tahu arti kiasan dan sidiran. |
49 | Tak ada guruh bagi orang pekak, tak ada kilat bagi si buta | Orang bodoh yang tidak tahu arti kiasan dan sidiran. |
50 | Tak ada kubangan yang tak berkatak | Setiap daerah pasti memiliki suatu kelemahan. |
51 | Tak ada macan yang makan anaknya | Tidak ada orang tua yang tega mencelakakan anak kandungnya. |
52 | Tak ada padi beras setangkai | Tidak ada sesuatu yang sempurna. |
53 | Tak ada pendekar yang tak bulus, tak ada juara yang tak kalah | Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan. |
54 | Tak ada rotan, akar pun jadi | Jika tidak ada yang baik, yang kurang baik pun bisa digunakan. |
55 | Tak ada tanaman menolak hujan | Setiap orang pasti akan memanfaatkan kesempatan yang baik dan menguntungkan bagi dirinya sendiri. |
56 | Tak ada terlawan jika buaya menyelam air | Sebaiknya janganlah mencoba untuk menyaingi orang besar/kaya. |
57 | Tak akan lari gunung dikejar, hilang kabut tampaklah dia | Janganlah tergesa-gesa dalam mengerjakan sesuatu yang telah pasti. |
58 | Tak akan serik luka dimakan tajak, esok lusa kebendang juga | Apabila telah mendapatkan suatu keuntungan, maka hendaklah dipertahankan/dijaga dengan baik. |
59 | Tak benang batu digilas | Apabila belum ada sesuatu yang pas/sesuai keinginan untuk dipakai, maka sebaiknya pakailah sesuatu yang ada terlebih dahulu. |
60 | Tak beras antak dikisik | Segala upaya dilakukan untuk mencapai maksud/tujuan. |
61 | Tak berasak lenggang dari ketiak | Tidak pernah jauh. |
62 | Tak berasak lenggang di ketiak | Tidak ada perubahan sama sekali. |
63 | Tak berkain sehelai benang | Serba kekurangan/melarat. |
64 | Tak berpucuk di atas enau | Orang yang menganggap dirinya lebih dibandingkan dengan orang lain. |
65 | Tak berudang di balik batu, tak berorang di balik aku | Sangat sombong. |
66 | Tak boleh tanduk telinga dipulas | Janganlah melampiaskan kekalahan terhadap orang-orang terdekat dari lawan. |
67 | Tak empang peluru di lalang | Kasih sayang suatu saat bisa berubah menjadi benci. |
68 | Tak jauh lenggang dari ketiak | Tidak jauh dari pokok persoalannya. |
69 | Tak jemu-jemu seperti ombak memecah | Berupaya sekuat tenaga untuk mewujudkan keinginan. |
70 | Tak kaya oleh emas pembawa, tak gadis oleh kain bersalang | Dalam mencapai kejayaan jangan sepenuhnya bergantung kepada orang lain, hendaknya berikhtiar sendiri. |
71 | Tak kayu jejang dikeping, tak emas bungkal diasah | Dalam keadaan terpaksa, benda yang tidak dapat digunakan/sudah dalam keadaan tidak bagus akan menjadi berguna. |
72 | Tak kenal maka tak sayang | Perangai seseorang tidak akan dapat diketahui bila belum kenal dekat. |
73 | Tak keruh laut oleh ikan, tak runtuh gunung oleh kabut | Suatu daerah walaupun beraneka ragam pahamnya, tetapi adatnya tidak akan berubah. |
74 | Tak kuning oleh kunyit, tak putih oleh kapur | Seseorang yang sudah kaya sejak awalnya, bukan (kekayaannya) berasal dari negeri yang dikunjunginya; orang yang teguh. |
75 | Tak lain dandang di air, di gurun ditanjakkan | Berusaha untuk menyampaikan maksudnya. |
76 | Tak lapuk oleh hujan, tak lekang oleh panas | Tetap pada pendirian semula; suatu keadaan yang tidak pernah berubah/tetap. |
77 | Tak lari gunung dikejar | Melaksanakan suatu pekerjaan tidak perlu dengan tergesa-gesa. |
78 | Tak lekang di bibir | Seseorang yang selalu disanjung/dipuji oleh orang lain. |
79 | Tak lekang oleh panas, tak lapuk oleh hujan | Aturan yang tidak dapat diubah. |
80 | Tak mau koyak kulit, koyak kain mau juga | Bersedia mengorbankan harta benda asalkan selamat dari bahaya. |
81 | Tak mengenal pasang surut | Tidak pernah berputus asa dalam berusaha/selalu berikhtiar. |
82 | Tak menghangat mendingin | Tidak menghiraukan/tidak peduli. |
83 | Tak pernah masuk gelanggang bergoyang | Orang kampung/desa yang masuk ke rumah orang ternama/besar. |
84 | Tak sama getah daun dengan getah batang | Watak dan tabiat masing-masing orang berbeda, walaupun berasal dari satu keluarga. |
85 | Tak sungguh getah daun, yang sebenarnya getah batang juga | Sejahat-jahatnya saudara kandung, masih lebih baik dibandingkan orang lain yang jahat. |
86 | Tak tahu di bongkok tidur | Perihal seseorang yang tdak menyadari akan kekurangan dirinya. |
87 | Tak tahu ujung pangkalnya | Tidak tahu-menahu mengenai sesuatu hal. |
88 | Tak tentu hilirnya | Tidak tentu maksudnya; simpang-siur. |
89 | Tak termakan oleh anjing kata-katanya | Kata-kata yang kurang baik/menyakitkan dan kasar. |
90 | Tak timbuh tak melata, tak sungguh orang dikata | Bila tidak berbuat jahat, pasti tidak akan ada orang yang mengetahuinya. |
91 | Tak usah bimbang, gula dalam mulut, tinggal telan saja | Jangan ragu-ragu, sesuatu yang ditakdirkan menjadi milik kita tidak akan berpindah tangan begitu saja. |
92 | Tak usah diajar anak buaya berenang, ia sudah pandai juga | Jangan mengajarkan/memberitahukan sesuatu kepada orang yang sudah memahaminya. |
93 | Tak usah diajar itik berenang | Tidak ada gunanya menasihati/mengajari orang yang lebih pandai. |
94 | Takaran sudah hampir punuh | Sudah sangat tua/renta. |
95 | Takkan ada katak beranak ular | Seseorang yang berjiwa pengecut selamanya tidak akan menjadi pemberani. |
96 | Takkan dua kali orang tua kehilangan tongkat | Kegagalan yang sama tidak akan sampai dilakukan dua kali jika sudah dipelajari kegagalan yang terdahulu. |
97 | Takkan pasang selalu di mana surut senantiasa | Keadaan yang tidak tetap (terutama terkait dengan jabatan dan kekayaan seseorang). |
98 | Takkan pisang berbuah dua kali | Sebodoh-bodohnya manusia tidak akan sampai tertipu dua kali jika dia sudah mempelajari kesalahannya yang terdahulu. |
99 | Takut akan bayang-bayang sendiri | Takut akan kelemahan atau perbuatannya sendiri. |
100 | Takut akan kutu dibuang kain | Takut akan bahaya yang kecil, lalu membuang keuntungan yang besar yang mungkin diperoleh. |
101 | Takut akan lumpur, lari keduri | Ingin berbuat kebajikan, tetapi malah dianggap melakukan kesalahan/perbuatan jahat. |
102 | Takut dihantu, terpeluk di bangkai | Mendapatkan musibah baru setelah menghindari sesuatu yang sebenarnya tidak perlu ditakutkan. |
103 | Takut dilanggar batang, jangan duduk di kepala pulau | Jangan melakukan hal yang sulit bila tidak mau menanggung resikonya. |
104 | Takut hantu, terpeluk bangkai | Menghindari bahaya yang kecil, tetapi justru mendapatkan bahaya yang lebih besar. |
105 | Takut kepada ular terkejut kepada bengkarung | Merasa takut pada orang yang berkuasa beserta keluarganya. |
106 | Takutkan tuma, dibuang kain | Takut akan sesuatu hal yang kecil, lalu membuang keuntungan besar yang mungkin diperoleh. |
107 | Tali busur tidak selamanya dapat direnggang | Tidak ada seorang pun yang mampu bekerja terus-menerus/tanpa henti. |
108 | Tali di dalam bungkusan, digerek tikus apa gunanya | Seorang anak perempuan atau gadis pingitan yang melakukan suatu kesalahan secara diam-diam. |
109 | Tali jangan diputus, kaitan jangan diserkah | Memutuskan perkara dengan seadil-adilnya. |
110 | Tali jangan diputus, pengait tinggal di atas | Dalam memutuskan suatu perkara hendaknya dilakukan dengan adil dan jangan sampai berat sebelah/memberatkan salah satu pihak. |
111 | Tali terentang tidak putus, sangkutan tergantung tidak rekah | Pertalian/hubungan keluarga yang tidak putus karena pernikahan beda bangsa. |
112 | Tamak hilang malu, loba dapat kebiasaan | Orang yang serakah dan telah menjadi kebiasaan. |
113 | Tambah air tambah sagu | Jika tugas/pekerjaan kita bertambah, maka penghasilan pun akan bertambah. |
114 | Tampak benar lurah tak berbatu, ijuk tak bersagar | Orang miskin yang sering mendapatkan penghinaan dari orang lain. |
115 | Tampak jalan tempat lalu, lupa batu akan menarung | Orang miskin yang celaka karena mendapatkan keuntungan dan sempat memanfaatkan keuntungan itu. |
116 | Tampak ranggas tak akan melenting | Ketahuan tidak dapat melakukan apa-apa karena bodoh atau penakut. |
117 | Tampan sudah langgam terbawa | Sempurna, tidak ada cela. |
118 | Tampuknya masih bergetah | Pendapatannya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. |
119 | Tanah lembah kandungan air, kayu bengkok titian kera | Setiap sebab yang ada mendatangkan sebab yang lain. |
120 | Tanah tumpah darahku | Tempat kelahiran. |
121 | Tanam cempedak tumbuh nangka | Memperoleh sesuatu lebih dari yang diharapkan. |
122 | Tanam ilalang tak akan tumbuh padi | Perbuatan jahat tidak akan mendapatkan hasil yang baik karena suatu saat pasti akan mendapatkan balasan yang setimpal dengan perbuatannya. |
123 | Tanduk di kepala takkan dapat digelengkan | Tidak dapat menghindari kewajiban. |
124 | Tangan singkat hendak mengulur | Ingin menolong tetapi tidak berdaya. |
125 | Tangan yang celaka, kerja jatuh | Mendapatkan kerugian karena keluarga/kerabat berbuat buruk. |
126 | Tangguk rapat, keruntung bubus | Suami isteri yang tidak sesuai/cocok sifatnya. |
127 | Tarik puntung padamlah bara | Perihal seseorang yang berbuat sesuka hatinya karena tidak ada yang membahayakan. |
128 | Taruh beras dalam padi | Menyimpan rahasia dengan sangat baik. |
129 | Teduhkan di bawah betung | Mendapatkan pertolongan yang tidak mencukupi. |
130 | Tegak berpaling, duduk berkisar | Berubah dari apa yang telah dikatakan atau dijanjikan. |
131 | Tegak meninjau jarak, duduk meraut ranjau | Perihal orang yang rajin. |
132 | Tegak pada yang datar | Teguh memegang kebenaran. |
133 | Tegak seperti alif | Memiliki pendirian yang kuat, sehingga tidak mudah untuk terpengaruh oleh pendapat orang lain. |
134 | Tegak tapak bayang-bayang | Tepat tengah hari. |
135 | Tegang dinanti kendur, keras dinanti lunak | Dalam menyelesaikan pertikaian hendaklah dinantikan ketika kedua belah pihak reda kemarahannya. |
136 | Telah baris berpahat, telah jalan yang tertutur | Pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan adat yang berlaku. |
137 | Telah busuk makan peda | Melakukan sesuatu yang sudah terlambat. |
138 | Telah dapat gading bertua, terbuang tanduk kerbau mati | Karena mendapatkan sesuatu yang baru, yang lama diabaikan/ditinggalkan. |
139 | Telah karam maka ditimba | Memberikan pertolongan kepada seseorang yang sudah tidak dapat ditolong. |
140 | Telah mati yang bergading | Kematian dari orang yang berkuasa dan dihormati. |
141 | Telah mendapat gading bertuah, terbuang tanduk kerbau mati | Karena mendapatkan sesuatu yang baru, yang lama diabaikan/ditinggalkan. |
142 | Telah menjadi darah daging | Sudah menjadi kebiasaan. |
143 | Telah panas hari, lupa kacang akan kulitnya | Seseorang yang lupa akan asal-usulnya atau jati dirinya. |
144 | Telah penuh sebagai sukat | Telah habis kesabarannya. |
145 | Telentang sama diminum airnya, telungkup sama termakan tanah | Bersama-sama dalam menjalani kehidupan. |
146 | Telentang sama menadah embun, tertiarap sama memakan pasir | Sehidup semati; senasib sepenanggungan. |
147 | Telinga rabit dipasang gelang, kaki untuk dipakaikan gelang, jari kudung dimasukan gelang | Memuliakan orang yang tidak patut untuk dimuliakan. |
148 | Telunjuk lurus, kelingking berkait | Perihal orang yang munafik, secara lahiriah tampak bersikap baik namun sebenarnya tidak dapat dipercaya. |
149 | Telunjuk mencolok mata | Orang kepercayaan yang merusak sesuatu yang dipercayakan padanya. |
150 | Telur dua sebandung, pecah satu pecah kedua | Sehidup semati; seia sekata; senasib sepenanggungan. |
151 | Tempat makan jangan diberaki | Jangan melakukan perbuatan buruk kepada orang yang telah memberikan kebaikan kepada kita. |
152 | Tempayan tertiarap di air | Tidak mau mendengarkan nasihat. |
153 | Tepuk berbalas, alang berjawat | Perbuatan jahat dibalas dengan kejahatan, sedangkan perbuatan baik dibalas dengan kebaikan. |
154 | Tepuk dada tanya selera | Pertimbangkan segala sesuatu sebelum melakukan suatu pekerjaan. |
155 | Tepuk sebelah tangan tidak akan berbunyi | Perasaan cinta atau sayang yang hanya datang dari salah satu pihak. |
156 | Teracak bagai lembing tergadai | Perihal orang yang merasa tertegun karena melihat sesuatu yang belum pernah dilihat sebelumnya. |
157 | Teralang-alang bagaikan sampah di mata | Cemoohan/hinaan yang tidak dapat dilupakan. |
158 | Terang kabut tenanglah hari | Sudah merasa tenang kembali setelah kesusahannya berlalu. |
159 | Terang kabut, teduhlah hujan | Sudah merasa tenang kembali setelah kesusahannya berlalu. |
160 | Terapung sama hanyut, terendam sama basah | Sehidup semati; seia sekata; senasib sepenanggungan. |
161 | Terapung tak hanyut, tenggelam tak basah | Perkara yang tidak pernah berakhir. |
162 | Teras terhujam gubal melayang, bertingting bertampi beras, gubal melayang teras tinggal | Keturunan bangsawan yang tetap dihormati sekalipun miskin. |
163 | Terbakar kampung kelihatan asap, terbakar hati siapa tahu | |
164 | Terbang bertumpu, hinggap mencekam | Hidup di negeri orang dan mencari kerabat. |
165 | Terbangkit batang terendam | Terangkat kembali nama-nama yang terlupakan. |
166 | Terbulang ayam betina | Seseorang yang disangka pemberani, padahal sebenarnya penakut. |
167 | Tercacak bagai lembing tergadai | Sangat terkesima/tertegun. |
168 | Tercencang puar, tergerak andilau | Seseorang yang tidak disukai dan mengakibatkan salah satu anggota keluarganya merasa sakit hati. |
169 | Tercoreng arang di muka | Mendapat malu. |
170 | Terdorong gajah karena besarnya | Melakukan perbuatan kurang baik dengan memanfaatkan kekuasaan. |
171 | Terendam sama basah, terampai sama kering | Suka duka dialami bersama. |
172 | Tergali pada bejana emas | Tertarik pada keuntungan besar. |
173 | Tergeser karena miang, terlanggar karena rebas | Orang besar/berkuasa yang tidak mau disalahkan oleh orang kecil/rendahan. |
174 | Tergolek pada yang indah | Mendapatkan musibah dari perkara kecil. |
175 | Terhengit-hengit bagaikan rumput di tengah jalan, mati segan hidup tak hendak | Perihal orang yang hidup susah/melarat. |
176 | Terkalang di mata, terasa di hati | Tidak mampu mengucapkan kata-kata yang dapat dikenang di hati. |
177 | Terkatung-katung bagai biduk patah kemudi | Orang yang sedang membutuhkan pertolongan namun tidak ada seorang pun yang mampu menolongnya. |
178 | Terkena luluk kandang kering | Mendapatkan bencana/kesulitan pada peristiwa yang tidak ada sangkut-pautnya dengan dirinya. |
179 | Terkena pada ikan bersorak, terkena pada batang masam | Orang yang merasa bahagia karena bertemu ddengan seorang teman yang telah memberikan pekerjaan pada dirinya. |
180 | Terkilat ikan dalam air, tahu jantan atau betina | Orang yang bijaksana tahu akan baik dan buruknya sesuatu. |
181 | Terkilat-kilat bagai katak disemburi | Merasa sangat heran/tertegun hingga tidak bisa berbuat apa-apa. |
182 | Terlalu panggan jadi hangus | Terlalu menyanjung/membanggakan diri dan akhirnya jatuh juga. |
183 | Terlalu panggang hangus | Setiap orang memiliki kekurangan, maka janganlah menyombongkan/membanggakan diri. |
184 | Terlalu tinggi jatuh, terlalu panjang patah | Orang yang terlalu meninggikan/menyanjung dirinya pada akhirnya akan jatuh juga. |
185 | Terlampau cepat jadi lambat | Pekerjaan yang dikerjakan dengan tergesa-gesa pada akhirnya hanya akan memperlambat penyelesaiannya, karena terlalu banyak hal penting yang tidak diperhatikan. |
186 | Terlampau dikandang, mentah | Sesuatu yang dilebih-lebihkan justru akhirnya akan manjadi tidak berharga. |
187 | Terlampau lurus kurus, terlampau cerdik terkedik | Orang yang jujur sering kali dikelabuhi orang, begitu juga dengan orang cerdik yang sering kali diperdaya orang. |
188 | Terlangsung perahu boleh balik, terlangsung cakap tak dapat balik | Hendaklah berhati-hati sebelum mengucapkan suatu perkataan, karena jika sudah terlanjur menyinggung perasaan orang lain, tidak akan dapat ditarik kembali. |
189 | Terlayang-layang bagai bulu berisi tanah | Sangat tidak berdaya. |
190 | Terlentang sama makan abu, tengkurap sama makan tanah | Kesetiaan dalam persahabatan atau percintaan serta ikhlas dalam menjalani hidup (baik suka maupun duka). |
191 | Terlihat ikan dalam air, tahu jantan atau betinanya | Orang yang bijaksana tahu akan baik dan buruknya sesuatu. |
192 | Terlindung oleh sanggul | Isteri yang lebih berkuasa dibandingkan suaminya. |
193 | Terloncat-loncat bagai ulat pinang | Sangat gelisah. |
194 | Termakan cirit berendang | Suami yang takut pada isterinya. |
195 | Termakan hati pukang | Perihal seseorang yang sangat pemalu, sehingga tidak mau bertatap muka dengan orang lain. |
196 | Ternak gembala, parak berpagar | Sebaiknya jaga dan pelihara harta dengan baik agar selamat. |
197 | Terpanggang bagai kodok dalam lubang | Perihal orang miskin yang mendapatkan kesulitan. |
198 | Terpanjat di hutan dadap | Terperangkap dalam bahaya besar. |
199 | Terpaut bertali, teerlambang berlantak | Adat istiadat yang sudah mendarah daging di masyarakat. |
200 | Terpelanting memilihi, tersesak malampungkan | Seorang ayah/suami haruslah menjaga keselamatan anak, isteri, dan hartanya. |
201 | Terpijak bayang-bayang | Tengah hari. |
202 | Terpijak benang arang, hitam tapak | Berbuat jahat, maka jahat pulalah balasannya. |
203 | Terpijak di tanah kapur putih tapak, terpijak di tanah hitam arang hitam tapak | Perbuatan yang baik dibalas baik, sedangkan perbuatan yang jahat dibalas jahat. |
204 | Tersaukkan ikan suka, tersakkan batang masam | Jika mendapatkan keuntungan, bersenang-senang, sedangkan jika mendapatkan kerugian, sedihnya bukan kepalang. |
205 | Tersesak bagai undang kepada yang runcing, tak dapat bertenggang lagi | Orang yang sudah tidak berdaya. |
206 | Tersesak padang ke tebing | Orang yang sudah kehabisan akal dalam menghadapi suatu perkara. |
207 | Tersesat padang ke rimba | Sudah tidak bisa berikhtiar lagi. |
208 | Tersinggung lebih bagai kena | Orang yang cepat marah. |
209 | Tersingit-singit bagai katung di bawah raba | Orang kecil yang selalu bersikap merendah bila berhadapan dengan orang besar/berkuasa. |
210 | Tersuruh kepada orang yang akan pergi, terimbau pada orang yang aka datang | Seseorang yang memerintahkan orang lain untuk melakukan sesuatu yang sangat diharapkannya. |
211 | Tertanam di biji hampa | Jika salah langkah dalam usaha, maka tujuan tidak akan tercapai. |
212 | Tertangguk pada ikan dikeruntungkan, terangguk pada ular dikeruntungkan juga | Keputusan yang sudah pasti (tidak dapat diganggu-gugat) harus diterima. |
213 | Tertangkap di air kalang | Berhadapan dengan orang besar/terhormat. |
214 | Tertangkap kain | Orang yang telah berbuat zina dan akhirnya tertangkap basah (rahasianya terbongkar). |
215 | Tertangkap sama termakan tanah, terlentang sama terminum air | Bersama-sama dalam suka maupun duka. |
216 | Tertarung kaki boleh diinai, tertarung hati susah diobati | Hati yang terluka (perihal perasaan yang tersinggung/tersakiti) sulit untuk diobati. |
217 | Tertimbun dikais, terbenam di selam | Sesuatu yang tersembunyi dan diteliti dengan seksama. |
218 | Tertumbuk biduk dibelokkan, tertumbuk kala dipikiri | Pantang menyerah; tidak berputus asa. |
219 | Tertumbuk biduk dikelokkan, tertumbuk hati dikelokkan | Orang yang sedang berusaha mencari pekerjaan dengan melakukan berbagai macam cara untuk mendapatkan hasil yang memuaskan. |
220 | Tertumbuk biduk dikelolakkan, tertumbuk kata dipikiri | Bila mendapatkan kesulitan sebaiknya dicarikan jalan keluar yang baik, sehingga dapat terlepas dari kesulitan tersebut. |
221 | Tertumpang di biduk tiris | Menyerahkan dirinya pada orang yang miskin. |
222 | Tiada air sungai mengalir ke hulu | Anak tidak akan membalas pengorbanan orang tuanya. |
223 | Tiada akan licin katak puru walaupun berhujan sekalipun | Orang yang buruk rupa, meskipun berpakaian mahal tetap saja terlihat buruk. |
224 | Tiada angin bertiup masakan daun kan bergoyang? | Yang berguna tetap disimpan baik-baik, sedangkan yang tidak berguna dibuang. |
225 | Tiada beban batu digalas | Mencari kesulitan. |
226 | Tiada berpucuk di atas enau | Orang yang mengira/merasa dirinya adalah yang paling hebat. |
227 | Tiada berudang di balik batu | Sangat sombong. |
228 | Tiada biduk karam sebelah | Apabila salah satu anggota kelurga menderita, maka seluruh anggota keluarganya akan merasakan penderitaan tersebut. |
229 | Tiada buruk yang tak elok | Jangan menyebarkan rahasia teman/sahabat sendiri. |
230 | Tiada dibawa orang sehilir semuara | Orang yang sudah tidak berguna lagi di masyarakat. |
231 | Tiada dibawa orang sehilir semudik | Orang yang disisihkan dalam pergaulan. |
232 | Tiada disangka akan karam, ombak yang kecil diabaikan | Terlalu meremehkan masalah yang kecil, padahal sebenarnya masalah tersebut dapat mendatangkan kesulitan yang besar. |
233 | Tiada ilmu suluh padam | Tanpa ilmu pengetahuan yang cukup, orang menjadi mudah sesat atau terperosok pada hal-hal yang merugikan. |
234 | Tiada kekal bunga di karang | Tidak ada kemewahan dan kemuliaan yang abadi. |
235 | Tiada kubang yang tiada berkodok | Tidak ada negeri yang tidak memiliki keburukan/kekurangan. |
236 | Tiada lepas dari bibir | Suatu pekerjaan yang masih dalam tahap perencanaan (belum dikerjakan sama sekali). |
237 | Tiada mengetahui hulu hilirnya | Tidak mengetahui ujung pangkalnya. |
238 | Tiada ragam kunyit, resan serai | Dua orang yang memiliki kesamaan dalam suatu hal. |
239 | Tiada rotan akar pun jadi | Sesuatu yang kurang pantas pun bisa digunakan jika sesuatu yang lebih bagus/baik tidak tersedia. |
240 | Tiada terbawa sekam segatang | Sudah tidak mempunyai kekuatan lagi; sudah rapuh. |
241 | Tiada terbungkam tahi mata dengan empu jari | Aib sanak saudara kita tentu kita juga yang akan memikulnya. |
242 | Tiada terempang peluru oleh ilalang | Kehendak orang yang berkuasa tidak akan dapat ditahan oleh orang yang lemah. |
243 | Tiada umpat yang membunuh, tiada sanjung yang mengenyang | Janganlah lekas marah bila dicaci maki dan janganlah terlalu senang bila dipuji. |
244 | Tiap gila tiap berkongkong, tiap mandi tiap bergosok | Bila melakukan suatu pekerjaan, suatu saat pasti akan mendapatkan imbalannya. |
245 | Tiap-tiap celaka pasti ada gunanya | Setiap musibah pasti ada hikmahnya. |
246 | Tiba di mata dipejamkan, tiba di perut dikempiskan | Berat sebelah; tidak adil. |
247 | Tiba di perut dikempiskan, tiba di mata dipincingkan, tiba di dada dibusungkan | Berat sebelah; tidak adil; pilih kasih. |
248 | Tidak ada kusut yang sehelai, tak ada keruh yang tak jernih | Jika terjadi masalah, haruslah dapat diselesaikan dengan seadil-adilnya. |
249 | Tidak ada kusut yang tak selesai | Tidak ada persoalan yang tidak dapat diselesaikan. |
250 | Tidak ada lalat langau | Tidak ada orang satu pun. |
251 | Tidak ada orang yang menggaruk keluar badan | Orang yang berpihak pada keluarganya jika terjadi perselisihan. |
252 | Tidak ada pendekar yang tak bulus, tak ada juara yang tak kalah | Orang yang pandai sekalipun pasti pernah dan akan melakukan kesalahan. |
253 | Tidak ada ribut masakan daun tak bergoyang? | Setiap perkara pasti ada penyebabnya. |
254 | Tidak alang kepalang tanggung | Tidak tanggung-tanggung. |
255 | Tidak berasak tunas dari tunggal | Kedudukan yang turun-temurun dalam keluarga. |
256 | Tidak berdaging lagi | Sudah tidak memiliki harta. |
257 | Tidak beringsut dari bibir | Sesuatu yang selalu disebut-sebut karena terus-menerus diingat. |
258 | Tidak berisi lagi, tinggal koyakan | Sudah tidak berdaya dan hanya bisa menunggu kehancuran. |
259 | Tidak bernasi di balik kerak | Orang yang suka memamerkan harta kekayaan milik orang tuanya. |
260 | Tidak bisa dipegang ekornya | Tidak dapat dipercaya. |
261 | Tidak dapat menaruh muka | Tidak berani bertemu dengan orang lain karena malu. |
262 | Tidak dibawa orang makan sejambar | Orang yang dikucilkan karena keadaan atau perbuatannya. |
263 | Tidak dihambat akar, tidak dihambat dahan | Melakukan pekerjaan yang tidak terdapat rintangan sama sekali (atau hanya terdapat rintangan yang sangat mudah untuk dihadapi), sehingga pekerjaan tersebut berjalan dengan lancar hingga selesai. |
264 | Tidak laku diikat | Sesuatu yang tidak berharga. |
265 | Tidak mudah membuat kanji, kurang haru cirit-kambingan | Berhati-hatilah dalam mengurus/melakukan sesuatu, karena bila kurang cermat, urusan/pekerjaan tersebut bisa menjadi berantakan. |
266 | Tidak tahu alif | Tidak bisa membaca dan menulis; buta huruf. |
267 | Tidak tahu dikeluani orang | Tidak sadar jika dirinya sedang atau telah diperalat oleh orang lain. |
268 | Tidak tanahnya akan menjadi padi | Bukan karena fisiknya, sesorang itu dianggap baik. |
269 | Tidak terindang dedak berbiak lagi | Orang yang tidak memiliki kemampuan dan sudah tidak berdaya lagi. |
270 | Tidak terkayuhkan lagi biduk hilir | Tidak mempunyai daya/upaya lagi. |
271 | Tidak termakan peluru | Kebal terhadap senjata api. |
272 | Tidak usak kerbau oleh penyembelihnya | Bila memiliki kelebihan harta, hendaknya selalu berderma. |
273 | Tidaklah gajah dapat ke tangan manusia | Tidak ada sesuatu yang mustahil, jika mau dan berani usaha. |
274 | Tidaklah gajah yang besar diam di hutan itu ke tangan manusia | Janganlah membesar-besarkan kekayaan orang lain, karena suatu saat kekayaan itu akan lenyap juga. |
275 | Tidur diatas miang | Tidak tenang; gelisah. |
276 | Tidur orang alim lebih baik daripada puasa orang jahat | Nasihat orang yang bijaksana lebih baik dari pada pemberian harta dari orang yang berperangai buruk. |
277 | Tidur tak nyenyak, makan tak kenyang | Sangat gelisah; banyak yang dipikirkan. |
278 | Tikar emas bantal suasa sama dengan berbantalkan lengan | Rumah mewah tetapi bukan milik sendiri tidak akan terasa lebih baik/nyaman daripada rumah jelek tetapi milik sendiri. |
279 | Tikus jatuh ke dalam gudang beras | Mendapatkan keuntungan tanpa memberikan kabar (tanpa diketahui oleh orang lain). |
280 | Timbangan berat sebelah | Keputusan yang tidak adil. |
281 | Tinggal di tabung diuntungkan, tinggal di aweh dikiraikan | Segala sesuatu telah diberikan sepenuhnya. |
282 | Tinggal nadi | Sedang sakit parah. |
283 | Tinggal sehelai pinggang | Perihal sesorang yang keadaannya sangat menderita dan melarat. |
284 | Tinggal tulang dengan kulit | Kurus kering. |
285 | Tinggi di laga, rendah geleparnya | Terlalu sombong, tetapi sebenarnya tidak seperti apa yang dikatakan. |
286 | Tinggi dianjang besar dilambuk | Kebesaran sesorang karena dimuliakan oleh anak buahnya. |
287 | Tinggi dianjung, besar dipupuk | Seseorang yang menganggap dirinya sangat mulia. |
288 | Tinggi gelapur, rendah laga | Banyak bicara, tetapi tidak ada buktinya (tidak tahu yang sebenarnya). |
289 | Tinggi kayu ara dilangkahi, rendah bilang-bilang diseluduki | Melakukan sesuatu hendaknya sesuai dengan aturan dan kebiasaan yang berlaku, meskipun hal tersebut terlihat aneh. |
290 | Tinggi kayu ara dilompati, rendah bilang-bilang disyukuri | Cara panggilan dalam suatu kelompok/kaum yang disebabkan oleh perkawinan. |
291 | Tinggi tampak jauh, yang dekat julung bersua | Pemimpin yang bertanggung jawab. |
292 | Tinggi terbawa oleh ruasnya | Seorang pemalas yang masih bodoh, meskipun sudah besar/dewasa. |
293 | Titah dijunjung, perintah dijalankan | Menuruti perintah pemimpin. |
294 | Titian biasa lapuk, janji bisa mungkir | Janji tidak selamanya bisa ditepati. |
295 | Tohok raja tidak dapat diledakkan | Sangat sulit untuk menolak perintah dari orang yang berkuasa. |
296 | Tohok tunggang ke baruh | Mudah mencelakakan orang yang di bawah perintahnya. |
297 | Tolak tangga berayun kaki, peluk tubuh mengajar diri | Menyia-nyiakan kehidupan yang menyenangkan. |
298 | Tong penuh trak berguncang, tong setengah berguncang | Orang yang pandai berdiam diri, sedangkan orang yang bodoh banyak bicara. |
299 | Tongkat hati hubungan nyawa | Seorang ibu yang sangat mengasihi anaknya. |
300 | Tua-tua keladi, semakin tua semakin jadi | Orang tua yang tidak tahu diri dan bertingkah laku seperti anak muda. |
301 | Tua-tua kelapa, makin tua banyak santannya | Orang pandai yang semakin tua semakin banyak pengalaman dan pengetahuannya. |
302 | Tuah anjing celaka kuda | Menggembirakan bagi orang lain, belum tentu menggembirakan juga bagi kita. |
303 | Tuah ayam boleh dillihat, tuah manusia siapa tahu | Tidak ada seorang pun yang dapat menentukan nasib orang lain. |
304 | Tuah melambung tinggi, celaka menimpa badan | Selalu mendapatkan kemalangan. |
305 | Tuah sebesar bukit, celaka sebesar gunung | Memiliki kepandaian, tetapi tidak bekerja, sehingga susah juga kehidupannya. |
306 | Tuak terbeli, tunjang hilang | |
307 | Tuba habis ikan tak dapat | Pekerjaan yang sia-sia (tidak mendatangkan untung ataupun rugi). |
308 | Tukang tuak membuang kayu | Orang bijaksana yang mampu menghargai orang lain. |
309 | Tumbuh pada alur sudah diturut, tumbuh pada jalan sudah ditempuh | Mengerjakan suatu pekerjaan hendaknya menurut apa yang telah ditentukan/aturannya. |
310 | Tumbuk tanak terserah kepada badan seorang | Berusaha untuk hidup mandiri, walaupun banyak orang yang menawarkan pertolongan. |
311 | Tunggul kayu ditaruh pelicin elok juga, jangankan manusia | Barang yang sederhana dan kurang berharga bila disentuh oleh tangan-tangan kreatif akan menjadi lebih bernilai. |
312 | Tunggul terbakar di tengah huma | Orang yang berperilaku sangat buruk. |
313 | Tuntutlah ilmu dari ayunan sampai ke liang lahat | Jangan pernah berhenti menuntut ilmu sampai akhir hayat. |
314 | Tuntutlah ilmu hingga ke negeri Cina | Tuntutlah ilmu kemana pun jauhnya kita harus mencari. |
315 | Turut hati yang geram, hilang takut timbul keberanian | Orang yang penakut akan menjadi sangat berani jika ia sedang terpojok ataupun saat sedang marah. |
316 | Turut rasa binasa, turut hati mati | Berpikir dan bertindaklah secara bijaksana, jangan hanya menuruti hawa nafsu. |
Kamus Kamus Peribahasa ini merupakan online. Jika anda mencari terjemah atau arti kata menurut kamus Kamus Peribahasa, anda bisa mencari disini. Kamus bisa ditelaah menggunakan abjad atau formulir pencarian.