No | Kata | Arti |
---|---|---|
1 | cacing hendak menjadi naga | Orang kecil yang hendak menyetarakan diri dengan orang besar. |
2 | cacing menjadi ular naga | Orang kecil/hina yang menjadi orang besar/mulia. |
3 | cari umbut kena buku | Mencari sesuatu hal yang baik, namun mendapatkan hal yang buruk. |
4 | cepat kaki ringan tangan | Rajin/giat. |
5 | Cacing menelan naga | Anak orang bangsawan yang diperisteri oleh orang kebanyakan/bukan bangsawan; orang berkuasa yang dikalahkan oleh orang kecil/lemah. |
6 | Cakak sudah, silat teringat | Mengemukakan keterangan setelah perkara diselesaikan. (cakak = kelahi) |
7 | Cakap berdegar-degar, tahi tersangkut di gelegar | Banyak bicara (sombong) tetapi tidak ada satu pun pekerjaan yang dapat diselesaikannya. |
8 | Cakap berlauk-lauk makan dengan sambal lada | Cara bicara yang seperti orang kaya, padahal sebenarnya miskin. |
9 | Cakapan sejengkal dibawa sehasta | Berlebihan. |
10 | Calak-calak ganti asah, menanti tukang belum datang | Digunakan/dilakoni untuk sementara waktu saja, sementara belum ada yang lebih baik. |
11 | Campak baju nampak kurap seperti anak kacang hantu | Anak muda yang tidak memelihara/menjaga kehormatan dirinya ataupun kehormatan orang lain. |
12 | Campak baju nampak kurap | Mendedahkan/memperlihatkan keburukan diri sendiri. |
13 | Campak bunga dibalas dengan campak tahi | Kebaikan yang dibalas dengan kejahatan. |
14 | Canggung seperti antan dicungkilkan duri | Melakukan suatu pekerjaan yang bukan seharusnya. |
15 | Carik-carik bulu ayam, lama-lama bercantum juga | Perselisihan internal keluarga yang akhirnya rujuk kembali. |
16 | Cekarau besar liang | Orang yang besar bualannya (sombong) dan suka membeberkan rahasia orang lain. (cekarau= sejenis tumbuhan di air yang besar lubang batangnya) |
17 | Cekel berhabis, lapuk berteduh | Biarpun sifatnya kikir, namun harta kekayaannya akan habis juga pada akhirnya. (cekel = kikir, pelit) |
18 | Cekur jerangau ada lagi di ubun-ubun | Belum dewasa sudah hendak melawan nasihat orang tua; belum ada pengalaman namun sudah merasa bisa. |
19 | Celaka ayam, padi masak makan ke hutan | Nasib malang/buruk. |
20 | Celaka tiga belas | Sangat malang/sial. |
21 | Cembul dengan tutupnya | Benar-benar sesuai. |
22 | Cempedak berbuah nangka | Memperoleh hasil lebih dari yang diharapkan. |
23 | Cemperling nak jadi bayu | Orang kecil/hina yang hendak menyamai orang besar/mulia. (bayu = sejenis burung asmara dalam dongengan) |
24 | Cencang air tidak putus, pancung abu tak berbekas | Perselisihan internal keluarga yang akhirnya rujuk kembali. |
25 | Cencang dua segeragai | Sekali kerja, dua-tiga pekerjaan terselesaikan. (geragai = pengait untuk menangkap buaya) |
26 | Cencang putus, biang tembuk | Keputusan yang bersifat mengikat. |
27 | Cencang terdadek jadi ukir | Kesalahan yang tidak dilakukan secara disengaja, tetapi akhirnya mendatangkan kebaikan. (terdadek = tersesat) |
28 | Cencaru makan petang | Pekerjaan yang lambat/lama mendatangkan hasil. |
29 | Cengkeling bagai ular dipukul | Geliang-geliut/menggeliat karena kesakitan. |
30 | Cepat tangan terjembakan, cepat kaki terlangkahkan, cepat mulut terkatakan | Kurang berpikir dalam melakukan suatu perbuatan pada akhirnya bisa mendatangkan kesulitan. |
31 | Cerdik bagai ekor kerbau | Melakukan suatu pekerjaan yang dapat merugikan diri sendiri. |
32 | Cerdik elang, bingung sikikih, lamun murai terkecoh juga | Pintar atau bodoh pun orang-orang besar/berkuasa tetap saja pada akhirnya orang-orang kecil yang tidak berkuasa yang menanggung rugi. (sikikih = sejenis burung enggang namun lebih kecil) |
33 | Cerdik perempuan meleburkan, saudagar muda menghutangkan | Menuruti orang yang belum panjang/baik cara pemikirannya pada akhirnya bisa mendatangkan kesulitan. |
34 | Cermat masa banyak, jimat masa sedikit | Selalu berhati-hati dalam membelanjakan/menggunakan sesuatu. |
35 | Cik puan melangkah ular tak lepas | Gerak-gerik perempuan/wanita yang lemah lembut. |
36 | Cincin emas takkan tampan bermata kaca | Gadis yang elok dan hartawan takkan sejodoh dengan orang yang miskin dan bodoh. |
37 | Cium tapak tangan, berbaukah atau tidak? | Lihatlah diri sendiri terlebih dahulu sebelum mencela orang lain. |
38 | Coba-coba menanam mumbang, jika tumbuhan sunting negeri | Kerjakanlah terus walaupun kurang berharga karena pekerjaan itu pada akhirnya bisa saja memberikan hasil yang baik. |
39 | Condong ditumpil, lemah dianduh | Memberikan pertolongan kepada orang-orang yang berada dalam kesusahan. (ditumpil = ditunjang) |
40 | Condong puar ke uratnya, condong manusia kepada bangsanya | Masing-masing orang lebih suka kepada keluarganya sendiri dibandingkan dengan keluarga orang lain. (puar = tumbuhan hutan) |
41 | Condong yang akan menimpa | Perbuatan/pekerjaan yang sangat membahayakan. |
42 | Condong yang akan menongkat, rebah yang akan menegakkan | Pemimpin yang akan membantu atau menjaga rakyatnya saat ada kesusahan yang menimpa rakyatnya itu. |
43 | Corak kain mengikuti kehendak penenunnya | Undang-undang di setiap negeri tergantung pada keadaan/kondisi pemerintahnya; pengetahuan murid itu tergantung pada ajaran gurunya. |
44 | Cubit paha kanan, paha kiri pun merasa juga | Jika seseorang menyusahkan keluarganya sendiri, maka ia pun akan merasakan kesusahan itu juga. |
45 | Cubit paha sendiri dulu, baru cubit paha orang lain | Pikirkan tentang diri sendiri dahulu, sebelum melakukan sesuatu terhadap orang lain. |
46 | Cupak berkeesaan | Keadilan dalam penegakan hukum baru bisa diperoleh apabila sudah cukup mendapatkan keterangan (termasuk proses pemeriksaannya). |
47 | Cupak sudah tertegak, suri sudah terkembang | Telah lama adat berdiri tentang tiap-tiap pekerjaan yang ada. |
48 | Cupak tegak yang diisi | Mematuhi aturan yang masih berlaku. |
Kamus Kamus Peribahasa ini merupakan online. Jika anda mencari terjemah atau arti kata menurut kamus Kamus Peribahasa, anda bisa mencari disini. Kamus bisa ditelaah menggunakan abjad atau formulir pencarian.