Web Analytics Made Easy -
StatCounter
"Kamus Arti Kata dan Arti Nama Rebanas"

Kata Awalan H Menurut Kamus Peribahasa

Index Kamus Peribahasa
Kata Awalan H Menurut Kamus Peribahasa
No Kata Arti
1 habis beralur maka beralu-alu Pada mulanya berunding dengan baik, tetapi kalau tidak juga mencapai kesepakatan barulah mengadu kekuatan/kekuasaan. (beralur = berunding)
2 habis kapak berganti beliung Sangat rajin dalam bekerja.
3 habis manis sepah dibuang Digunakan/diperlukan hanya pada saat ada perlunya saja, setelah itu ditinggalkan.
4 harimau mengaum takkan menangkap Orang yang terlalu marah biasanya tidak sampai memukul.
5 harum menghilangkan bau Keburukan telah ditutupi oleh kebaikan.
6 harum semerbak mengandung mala Jasa orang yang dipuji-puji, tetapi jasa itu diperoleh dengan cara curang/tidak baik. (mala = air bangkai yang telah busuk)
7 hati bak serangkak dibungkus Sangat berharap untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan; sangat mengidam-idamkan sesuatu.
8 hati gatal mata digaruk Ingin mengerjakan sesuatu tetapi tidak berdaya karena kurang pengetahuan/kecakapan.
9 hendak hinggap tiada berkaki Ingin melakukan sesuatu tetapi tidak berdaya.
10 hendak menggaruk tidak berkuku Hendak melakukan suatu pekerjaan tetapi tidak berdaya.
11 hidup dua muara Hidup dalam dua macam pencarian/pekerjaan.
12 hilang di mata di hati jangan Walaupun tinggal berjauhan, tetapi hendaklah selalu saling mengingat.
13 hilang tak tentu rimbanya Hilang tanpa jejak/bekas.
14 hujan berbalik ke langit Orang berkuasa yang meminta pertolongan kepada orang kecil/rendahan.
15 hujan jatuh ke pasir Berbuat baik tidak pada tempatnya.
16 hujan menimpa bumi Tidak bisa/mungkin untuk melepaskan diri dari perintah orang-orang yang berkuasa.
17 hulu malang pangkal celaka Asal mula segala bencana/malapetaka.
18 Habis adat karena kerelaan Adat dapat diubah atau ditiadakan melalui musyawarah dan mufakat.
19 Habis air setelaga, arang dibasuh tak putih Orang jahat, walaupun diberi kesenangan, namun kalau sudah mendapatkan kesempatan, pasti akan diulanginya lagi perbuatan jahatnya itu.
20 Habis akal baru tawakal Berserah diri kepada Tuhan sesudah tiada lagi ikhtiar/daya/upaya untuk dilakukan.
21 Habis cupak dari pelelehan Adat yang dilanggar sedikit demi sedikit pada akhirnya akan dilanggar terus. (pelelehan = tiris, bocor)
22 Habis geli oleh geletek, habis rasa oleh biasa Sesuatu yang kurang menyenangkan tidak akan terasa sulit apabila telah menjadi kebiasaan.
23 Habis hulubalang bersiak Apabila sudah tidak ada orang yang akan diperintah, maka dirinya sendirilah yang harus mengerjakannya. (siak = orang yang hidup miskin karena Allah)
24 Habis kuman disembelih hendak memberi makan gajah Menyusahkan orang kecil/rendahan karena hendak menyenangkan orang besar/berkuasa.
25 Habis miang karena bergeser Sesuatu yang kurang menyenangkan tidak akan terasa sulit apabila telah menjadi kebiasaan.
26 Habis minyak sepasu, ekor anjing diurut tiada akan lurus Tabiat orang jahat sangat sukar untuk diubah/diperbaiki.
27 Habis sampan kerong-kerong tak dapat Melakukan pekerjaan yang sia-sia.
28 Habis tenggang dan kelakar Sudah tidak berdaya.
29 Habis umpan kerong-kerong tak dapat Perbuatan/pekerjaan/usaha yang mendatangkan kerugian.
30 Hancur badan dikandung tanah, budi baik terkenang juga Budi pekerti orang yang baik tidak akan dilupakan walaupun sudah mati/meninggal.
31 Hang tak kurang sanggul, aku tak kurang tengkolok Hilang satu, ada lagi pengganti yang lain (tentang lelaki dan perempuan).
32 Hangat tiada berapi, sejuk tiada berair Orang jahat, walaupun diberikan kesenangan, namun kalau sudah mendapatkan kesempatan, pasti akan diulanginya lagi perbuatan jahatnya itu.
33 Hangat-hangat tahi ayam Tidak bersungguh-sungguh; setengah hati.
34 Hanya air dingin yang dapat memadamkan api Hanya tingkah laku dan budi bahasa yang lemah lembut saja yang dapat meredakan kemarahan seseorang.
35 Hanyut dipintasi, lulus diselami, hilang dicari Menolong orang lain yang sedang mendapat kesusahan.
36 Harap hati hendak peluk gunung, apa akal tangan tak sampai Kehendak hati terlalu besar, namun tiada upaya untuk dapat meraihnya.
37 Harap hendak melonjak, kopiah pesuk Semua harta kekayaan habis dibelanjakan demi hidup mewah.
38 Harap hendak meraup, tidak boleh menggenggam Semua harta kekayaan habis dibelanjakan demi hidup mewah.
39 Harap ke mulut besar cakap, kerja suatu tak boleh cekap Banyak bicara tetapi tidak bisa membuktikan ucapannya.
40 Harap lenggang serdadu, destar teleng, belanja kurang Bergaya gagah/seperti orang mampu, padahal sebenarnya tidak beruang/miskin.
41 Harapkan anak, buta mata sebelah; harapkan teman, buta mata keduanya Sebaiknya dalam melakukan suatu pekerjaan jangan terlalu berharap kepada orang lain (kerjakan sendiri dengan sungguh-sungguh).
42 Harapkan burung terbang tinggi, punai di tangan dilepaskan Karena mengharapkan keuntungan yang lebih besar namun belum tentu diperoleh, keuntungan yang kecil tetapi sudah pasti (sudah dalam genggaman) pun dilepaskan.
43 Harapkan guruh di langit, air tempayan ditumpahkan Karena mengharapkan keuntungan yang lebih besar namun belum tentu diperoleh, keuntungan yang kecil tetapi sudah pasti (sudah dalam genggaman) pun dilepaskan. (guruh= guntur)
44 Harapkan kuning kuah kambeh, cangkuk terubuk ditinggalkan Karena mengharapkan keuntungan yang lebih besar namun belum tentu diperoleh, keuntungan yang kecil tetapi sudah pasti (sudah dalam genggaman) pun dilepaskan. (kambeh = peria) (cangkuk = pekasam)
45 Harapkan si untung menggamit, kain di badan didedahkan Karena mengharapkan keuntungan yang lebih besar namun belum tentu diperoleh, keuntungan yang kecil tetapi sudah pasti (sudah dalam genggaman) pun dilepaskan.
46 Harapkan si untung menggamit, kain koyak diupahkan Mempercayakan sesuatu pada orang yang sangat malas.
47 Hari baik dibuang-buang, hari buruk dikejar-kejar Waktu yang baik dibiarkan berlalu, kemudian tergopoh-gopoh mengerjakan sesuatu di waktu yang sudah sempit/sedikit.
48 Hari guruh takkan hujan Orang yang terlalu marah biasanya tidak sampai memukul.
49 Hari ini patutlah redup Mengharapkan suatu keuntungan; prasangka yang tidak baik.
50 Hari ini sedang panas panjang, kacang telah lupakan kulitnya Orang miskin yang sudah menjadi orang kaya, namun lupa akan asalnya.
51 Hari ini terlebih baik daripada besok Sebaiknya pekerjaan yang dapat diusahakan/dikerjakan hari ini jangan ditangguhkan sampai besok/berlarut-larut.
52 Hari tak selamanya panas Untung dan rugi datang silih berganti.
53 Hari tidak siang saja Kesenangan tidak akan datang terus-menerus.
54 Harimau bertempek takkan makan orang Orang yang terlalu marah biasanya tidak sampai memukul.
55 Harimau ditakuti sebab giginya Orang besar/berkuasa ditakuti karena kekuasaannya.
56 Harimau hendak menghilangkan jejaknya Orang jahat yang hendak menyembunyikan kejahatannya.
57 Harimau mati karena belangnya Mendapat kesulitan/malapetaka karena kelebihannya.
58 Harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan daging, manusia mati meninggalkan nama Orang baik mati meninggalkan nama/kenangan baik, sedangkan orang jahat mati meninggalkan nama/kenangan jahat.
59 Harimau memperlihatkan kukunya Orang besar/berkuasa yang memperlihatkan kekuasaannya.
60 Harimau menunjukkan belangnya Orang besar/berkuasa yang memperlihatkan kekuasaannya.
61 Harimau menyorokkan kuku Orang yang menyembunyikan kelebihannya.
62 Harimau puntung kena penjara, pelanduk kecil menolakkan mara Ada kalanya kesusahan/kesulitan yang dialami oleh orang besar/berkuasa akan ditolong oleh orang kecil/rendahan.
63 Harimau tidak merendahkan dirinya untuk menangkap cicak sebagai mangsanya Orang besar yang tidak mau melakukan tindakan-tindakan yang dapat merendahkan derajatnya.
64 Harta orang hendak digalas Seseorang yang menginginkan harta milik orang lain.
65 Harta orang hendak dikebas Seseorang yang menginginkan harta milik orang lain.
66 Harta pulang ke tuan Sudah pada tempatnya.
67 Haruslah air disauk, dan ranting dipatah; lama hidup banyak merasa, jauh berjalan banyak dilihat Orang yang merantau haruslah patuh terhadap adat kebiasaan di tempat itu.
68 Hati bagai baling-baling Pendirian yang tidak tetap; goyah.
69 Hati bagai pelepah, jantung bagai jantung pisang Orang yang tidak berperasaan.
70 Hati gajah sama dilapah, hati kuman sama dicecah Pembagian yang adil/merata.
71 Hati hendak semua jadi Jika ada kemauan, maka segala hal dapat dikerjakan.
72 Hati orang yang bodoh itu di mulutnya, dan lidah orang yang cerdik itu di belakang hatinya Orang bodoh berbicara tanpa perhitungan, sedangkan orang pandai berpikir terlebih dahulu sebelum berkata-kata/berbicara.
73 Hati yang ringan meringankan beban yang berat Semua pekerjaan yang dilakukan dengan kerelaan hati, niscaya akan terasa mudah.
74 Hati yang suka peringan beban Semua pekerjaan yang dilakukan dengan kerelaan hati, niscaya akan terasa mudah.
75 Hawa pantang kerendahan, nafsu pantang kekurangan Hawa nafsu untuk tidak mengalah.
76 Hemat pangkal kaya, sia-sia hutang tambah Hemat dan cermat mendatangkan kesenangan, sedangkan boros dan mubazir mendatangkan kesulitan.
77 Hempas tulang berisi perut Orang yang rajin bekerja/berusaha akan mudah mendapatkan rezeki.
78 Hempas tulang tak berbalas jasa Bersusah payah tetapi tidak ada hasilnya.
79 Hendak air pancuran terbit Memperoleh sesuatu yang lebih daripada yang dikehendaki/diinginkan.
80 Hendak belajar berenang dapatkan itik, hendak belajar memanjat dapatkan tupai Hendak mengetahui suatu perkara maka bertanyalah pada orang yang ahli dalam perkara itu.
81 Hendak bersunting bunga mala Hendak memperisteri perempuan tua.
82 Hendak bersunting bunga yang belum diseri kumbang Hendak memperisteri anak gadis/perawan.
83 Hendak bertanduk kepala dipahat Karena hendak menunjukkan kemegahan, rela berhutang atau berbuat sesuatu yang dapat mendatangkan kesulitan pada diri sendiri.
84 Hendak dimasukkan ke dalam sumpit tak maut, ke dalam keranjang longgar Sesuatu yang tidak sempurna/sesuai menyebabkan keadaan menjadi sukar/sulit.
85 Hendak ditelan termengkelan, hendak diludah tiada keluar Menghadapi suatu masalah yang sangat sulit; berada dalam keadaan yang serba salah.
86 Hendak harum terlalu hangit Karena terlalu hendak meninggikan diri, akhirnya hanya mendapat malu.
87 Hendak kaya berdikit-dikit, hendak tuah bertabur urai, hendak berani berlawan ramai Hemat adalah tangga kekayaan, murah hati adalah tangga tuah/kemuliaan, banyak lawan mendatangkan keberanian.
88 Hendak kerja golok keling, hendak makan parang punting Malas bekerja tetapi banyak makan/boros.
89 Hendak mara bedil bertinak, hendak undur gelar telah besar Orang berpangkat/berkuasa yang berada dalam keadaan yang serba salah; hendak memelihara derajat uangnya tidak cukup, tetapi hendak mengundurkan diri malu karena pangkatnya sudah tinggi.
90 Hendak masak langsung hangus Karena terlalu hendak meninggikan diri, akhirnya hanya mendapat malu.
91 Hendak melangkah kaki pendek, hendak mencapai tangan tak sampai Ingin melakukan suatu pekerjaan tetapi tidak berdaya.
92 Hendak meluruskan ekor anjing Sangat susah untuk bisa mengubah tingkah laku yang sudah menjadi tabiat.
93 Hendak memadam api tengah menyala, disiramkan minyak pula ke atasnya Memperburuk keadaan terhadap orang yang sedang marah.
94 Hendak memikat balam, balam jugalah penunggunya Hendak mencari orang pandai, maka orang yang pandai pulalah yang tahu cara mencarinya.
95 Hendak menangguk ikan, tertangguk akan batang Menginginkan laba/keuntungan, tetapi justru mendapatkan kerugian.
96 Hendak mendapat pisang terkupas Menginginkan kesenangan tetapi malas berusaha.
97 Hendak menebang merebahkan, hendak mencencang memutuskan Hendak berbuat sesuka hati tanpa memikirkan hal-hal lain.
98 Hendak mengayuhkan perahu tertambat Hendak menikahi perempuan yang masih dalam ikatan perkawinan.
99 Hendak mengepal pasir kering Ingin melakukan pekerjaan yang sangat sulit untuk dilakukan.
100 Hendak panjang terlalu, patah Karena terlalu hendak meninggikan diri, akhirnya hanya mendapat malu.
101 Hendak pergi berotan jangan takut onaknya Hendak melakukan suatu pekerjaan besar, maka janganlah takut untuk menghadapi percobaan/kesulitan-kesulitan di dalamnya.
102 Hendak saja yang besar, masuknya tak seberapa Banyak bicara, tetapi buktinya sangat sedikit.
103 Hendak seribu daya, tak hendak seribu upaya Setiap ada kemauan/niat, pasti ada jalan.
104 Hendak singa di tengah padang lagi, daripada ular di dalam rumput Lebih baik berhadapan dengan bahaya/kesulitan besar yang sudah jelas daripada dengan bahaya/kesulitan kecil yang belum jelas.
105 Hendak sombong berbini banyak, hendak megah berlawan lebih Hendak memperlihatkan ketinggian diri/derajat tinggi, akhirnya hidup dalam kesusahan.
106 Hendak terbang tiada bersayap Ingin melakukan sesuatu tetapi tidak berdaya.
107 Hendak tinggi terlalu, jatuh Karena terlalu hendak meninggikan diri, akhirnya hanya mendapat malu.
108 Hendak ucok dilawan damai, hendak perang giling peluru Bersedia menghadapi segala kemungkinan. (ucok = berunding mencari jalan damai)
109 Hendak ulam, pucuk menjulai Memperoleh sesuatu lebih daripada yang dikehendaki/diinginkan.
110 Hendak untung menjadi buntung Menginginkan laba/keuntungan, tetapi justru mendapatkan kerugian.
111 Hendakkan halus, genting; genting putus sudahnya Melakukan sesuatu yang melebihi batasnya tentu akhirnya hanya akan mendatangkan kerugian/kesulitan.
112 Hendaklah seperti tembikar, pecah satu pecah semuanya Hendaklah hidup dalam persatuan; senang sama senang, susah sama susah.
113 Hidung dicium, pipi digigit Kasih sayang yang hanya pura-pura saja; menyembunyikan perbuatan jahat dengan perbuatan baik.
114 Hidung sudah rampung diatur orang Orang bodoh yang sombong dan tidak sadar dirinya sedang dibodohi orang lain.
115 Hidung tak mancung, pipi tersorong-sorong Suka ikut campur dalam urusan orang lain; suka menonjolkan diri.
116 Hidup di hujung gurun orang Hidup dalam kemelaratan.
117 Hidup dikandung adat, mati dikandung tanah Selama masih hidup, haruslah mematuhi aturan-aturan yang berlaku, setelah meninggal terserahlah kepada hukum Tuhan.
118 Hidup kayu berbuah, hidup manusia biar berjasa Berbuat baiklah semasih hidup untuk diri sendiri dan untuk masyarakat, sehingga budi baik kita akhirnya dikenang.
119 Hidup sandar-menyandar umpama aur dengan tebing Suami isteri yang saling mengasihi; sahabat setia yang saling tolong-menolong.
120 Hidup segan mati tak mau Hidup melarat/miskin/sakit-sakitan.
121 Hidup tidak karena doa, mati tidak karena sumpah Berusahalah dengan kemampuan sendiri dan jangan terlalu mengharapkan pertolongan dari orang lain.
122 Hilang adat tegal muafakat Adat kebiasaan dapat diubah asalkan dengan persetujuan atau untuk kepentingan orang banyak.
123 Hilang bahasa lenyap bangsa Jika suatu bahasa persatuan sudah tidak terpakai lagi maka lambat-laun hilanglah bangsa itu; hilang budi bahasa, maka hilang pula derajat diri.
124 Hilang bini boleh dicari, hilang budi badan celaka Tabiat buruk dapat mendatangkan kesulitan/malapetaka pada diri sendiri.
125 Hilang dicari, terapung digenangi, terbenam diselami Memeriksa dengan teliti; menolong seseorang yang sedang berada dalam kesulitan.
126 Hilang ikan dalam kerabu Kejahatan akan hilang (tidak lagi disebut kejahatan) apabila setiap orang melakukannya. (kerabu = sejenis makanan)
127 Hilang jasa beliung, timbul jasa rimbas Orang yang berbuat kebaikan (bersusah payah) tidak mendapatkan apa-apa, sementara itu orang lain yang tidak ikut berusaha yang mendapatkan pujian/imbalan. (rimbas = perkakas untuk penarah kayu)
128 Hilang kabus, teduh hujan Mendapatkan kesenangan setelah mengalami/menjalani kesulitan.
129 Hilang kemarau setahun oleh hujan sehari Kebaikan yang hilang karena kejahatan walaupun hanya sedikit.
130 Hilang kepala kura-kura ditelan oleh dadanya Orang kecil/hina tetapi berilmu dan bijaksana tetap akan dihormati oleh banyak orang.
131 Hilang kilat dalam kilau Kepandaian atau kebesaran sudah tidak kelihatan lagi apabila berbaur dengan orang-orang pandai/berkuasa.
132 Hilang pelanduk berganti kijang emas Perempuan yang bercerai dengan suaminya yang miskin/hina dan kemudian menikah dengan seorang lelaki yang mulia/berkuasa.
133 Hilang penjahit berkerbau-kerbau Lebih banyak ongkos untuk suatu perkara dibandingkan dengan harga barang/benda yang diperkarakan.
134 Hilang rona karena penyakit, hilang bangsa tidak beruang Orang yang tidak berharta kurang dihargai oleh orang lain.
135 Hilang sepuh nampak senam Kejahatan yang terungkap setelah rahasianya terbongkar. (sepuh = sadur) (senam = warna acak)
136 Hilang tapak tukul, timbul tapak canai Perbuatan orang (baik maupun buruk) yang terlebih dahulu hilang karena ditutupi oleh perbuatannya kemudian/yang sekarang. (tukul = pemukul kecil) (canai = asah)
137 Hilang tentu rimbanya, mati tentu kuburnya Sesuatu hal atau perkara yang sudah tentu akhirnya.
138 Hilang tukul hilanglah pahat Tidak dapat mengerjakan suatu pekerjaan kalau tidak ada pelengkapnya/pendukungnya.
139 Hilir malam mudik tak singgah, daun nipah dikatakan daun labu Malas berusaha, akhirnya mendapatkan kesulitan; segan/enggan bertanya akhirnya sesat di jalan.
140 Hinggap bak langau, titik bak hujan Suatu hal yang terjadi secara tiba-tiba.
141 Hinggap mencengkam, terbang menumpu Jika hendak merantau maka carilah keluarga atau kenalan yang memiliki tempat untuk menumpang.
142 Hinggap saja bagai langau Suatu hal yang terjadi secara tiba-tiba.
143 Hinggap seperti benalu Orang yang menumpang dan kemudian merusak/mengotori tempat yang ditumpanginya. (benalu = pasilan)
144 Hitam bagai buntut belanga Perihal keburukan sifat seseorang.
145 Hitam dikatakan putih, putih dikatakan hitam Yang buruk dikatakan baik dan yang baik dikatakan buruk; berdusta.
146 Hitam gagak tiada siapa yang mencelupnya Orang yang berbuat jahat dengan kehendaknya sendiri.
147 Hitam mata itu takkan boleh bercerai dengan putihnya Orang yang sedang berkasih-kasihan tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
148 Hitam tahan tempa, putih tahan sesah Dapat diuji keasliannya; tetap (tidak berubah).
149 Hitam-hitam bendi, putih-putih sadah Yang buruk rupa lebih mahal harganya dibandingkan dengan yang rupawan. (bendi = kereta kuda) (sadah = kapur)
150 Hitam-hitam gajah, putih-putih udang kepai Yang hina akan tetap hina (walaupun elok rupanya), yang mulia akan tetap mulia (walaupun buruk rupanya). (udang kepai = udang kecil untuk dibuat belacan)
151 Hitam-hitam gula Jawa Hitam manis.
152 Hitam-hitam kereta api, putih-putih kapur sirih Yang buruk rupa lebih mahal harganya dibandingkan dengan yang rupawan.
153 Hitam-hitam tahi minyak dimakan juga, putih-putih hampas kelapa dibuang Barang yang buruk tetapi berguna disimpan, sedangkan barang yang bagus tetapi tidak berguna dibuang.
154 Hujan berpohon, panas berasal Segala sesuatu tentu ada sebabnya/asal-usulnya.
155 Hujan emas di negeri orang, hujan batu di negeri sendiri, baik juga di negeri sendiri Walau bagaimanapun mewah dan makmurnya negeri orang, namun negeri sendirilah yang lebih baik.
156 Hujan emas perak di negeri orang, hujan keris lembing di negeri kita, baik juga di negeri kita Walau bagaimanapun mewah dan makmurnya negeri orang, namun negeri sendirilah yang lebih baik.
157 Hujan keris lembing di negeri kita, hujan emas perak di negeri orang, baik juga di negeri kita Walau bagaimanapun mewah dan makmurnya negeri orang, namun negeri sendirilah yang lebih baik.
158 Hujan panas permainan hari, senang susah permainan hidup Dalam hidup manusia, ada kalanya senang dan ada kalanya susah.
159 Hujan tak sekali jatuh, simpai tak sekali erat Kebahagian/keuntungan tidak datang sekaligus. (simpai = gelang-gelang daripada rotan)
160 Hujan, tempat berteduh; panas, tempat berlindung Orang yang selalu memberi pertolongan kepada orang-orang yang sedang membutuhkan.
161 Hujung lurus, pangkal berkait Kelihatannya baik, tetapi sebenarnya hatinya jahat.
162 Hukum berdiri dengan sakti, adat berdiri dengan tanda Peraturan terkait keagamaan kuat dengan keterangan-keterangan lisan, sedangkan peraturan terkait adat kuat dengan tanda bukti.
163 Hukum yang rata, adat yang datar Sesuatu yang sama baiknya.
164 Hulu mujur pandai bertengkar, hulu baik pandai memakai Orang yang pandai menempatkan diri dalam pergaulan, selalu selamat dan disukai banyak orang. (hulu mujur = pangkat untung)
165 Hutang biduk belum langsai, Hutang pengayuh datang pula Hutang yang dulu belum dibayar, tetapi sekarang berhutang lagi.
166 Hutang emas dapat dibayar, hutang budi dibawa mati Budi baik orang hendaklah dikenang selama-lamanya, karena budi baik tidak semata-mata dapat dibayar dengan uang.
167 Hutang kayu ara Hutang yang tidak mungkin untuk dibayar.
168 Hutang samir belum selesai, hutang kajang tumbuh pula Hutang yang dulu belum dibayar, tetapi sekarang berhutang lagi. (kajang =benda yang dianyam dari daun nipah)
169 Hutang sebelit pinggang Berhutang sangat banyak.
170 Hutang tembilang belum langsai, hutang tajak bila pula Hutang yang dulu belum dibayar, tetapi sekarang berhutang lagi.
171 Hutang tiap helai bulu Berhutang sangat banyak.
Tentang Kamus Peribahasa

Kamus Kamus Peribahasa ini merupakan online. Jika anda mencari terjemah atau arti kata menurut kamus Kamus Peribahasa, anda bisa mencari disini. Kamus bisa ditelaah menggunakan abjad atau formulir pencarian.