No | Kata | Arti |
---|---|---|
1 | habis beralur maka beralu-alu | Pada mulanya berunding dengan baik, tetapi kalau tidak juga mencapai kesepakatan barulah mengadu kekuatan/kekuasaan. (beralur = berunding) |
2 | habis kapak berganti beliung | Sangat rajin dalam bekerja. |
3 | habis manis sepah dibuang | Digunakan/diperlukan hanya pada saat ada perlunya saja, setelah itu ditinggalkan. |
4 | harimau mengaum takkan menangkap | Orang yang terlalu marah biasanya tidak sampai memukul. |
5 | harum menghilangkan bau | Keburukan telah ditutupi oleh kebaikan. |
6 | harum semerbak mengandung mala | Jasa orang yang dipuji-puji, tetapi jasa itu diperoleh dengan cara curang/tidak baik. (mala = air bangkai yang telah busuk) |
7 | hati bak serangkak dibungkus | Sangat berharap untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan; sangat mengidam-idamkan sesuatu. |
8 | hati gatal mata digaruk | Ingin mengerjakan sesuatu tetapi tidak berdaya karena kurang pengetahuan/kecakapan. |
9 | hendak hinggap tiada berkaki | Ingin melakukan sesuatu tetapi tidak berdaya. |
10 | hendak menggaruk tidak berkuku | Hendak melakukan suatu pekerjaan tetapi tidak berdaya. |
11 | hidup dua muara | Hidup dalam dua macam pencarian/pekerjaan. |
12 | hilang di mata di hati jangan | Walaupun tinggal berjauhan, tetapi hendaklah selalu saling mengingat. |
13 | hilang tak tentu rimbanya | Hilang tanpa jejak/bekas. |
14 | hujan berbalik ke langit | Orang berkuasa yang meminta pertolongan kepada orang kecil/rendahan. |
15 | hujan jatuh ke pasir | Berbuat baik tidak pada tempatnya. |
16 | hujan menimpa bumi | Tidak bisa/mungkin untuk melepaskan diri dari perintah orang-orang yang berkuasa. |
17 | hulu malang pangkal celaka | Asal mula segala bencana/malapetaka. |
18 | Habis adat karena kerelaan | Adat dapat diubah atau ditiadakan melalui musyawarah dan mufakat. |
19 | Habis air setelaga, arang dibasuh tak putih | Orang jahat, walaupun diberi kesenangan, namun kalau sudah mendapatkan kesempatan, pasti akan diulanginya lagi perbuatan jahatnya itu. |
20 | Habis akal baru tawakal | Berserah diri kepada Tuhan sesudah tiada lagi ikhtiar/daya/upaya untuk dilakukan. |
21 | Habis cupak dari pelelehan | Adat yang dilanggar sedikit demi sedikit pada akhirnya akan dilanggar terus. (pelelehan = tiris, bocor) |
22 | Habis geli oleh geletek, habis rasa oleh biasa | Sesuatu yang kurang menyenangkan tidak akan terasa sulit apabila telah menjadi kebiasaan. |
23 | Habis hulubalang bersiak | Apabila sudah tidak ada orang yang akan diperintah, maka dirinya sendirilah yang harus mengerjakannya. (siak = orang yang hidup miskin karena Allah) |
24 | Habis kuman disembelih hendak memberi makan gajah | Menyusahkan orang kecil/rendahan karena hendak menyenangkan orang besar/berkuasa. |
25 | Habis miang karena bergeser | Sesuatu yang kurang menyenangkan tidak akan terasa sulit apabila telah menjadi kebiasaan. |
26 | Habis minyak sepasu, ekor anjing diurut tiada akan lurus | Tabiat orang jahat sangat sukar untuk diubah/diperbaiki. |
27 | Habis sampan kerong-kerong tak dapat | Melakukan pekerjaan yang sia-sia. |
28 | Habis tenggang dan kelakar | Sudah tidak berdaya. |
29 | Habis umpan kerong-kerong tak dapat | Perbuatan/pekerjaan/usaha yang mendatangkan kerugian. |
30 | Hancur badan dikandung tanah, budi baik terkenang juga | Budi pekerti orang yang baik tidak akan dilupakan walaupun sudah mati/meninggal. |
31 | Hang tak kurang sanggul, aku tak kurang tengkolok | Hilang satu, ada lagi pengganti yang lain (tentang lelaki dan perempuan). |
32 | Hangat tiada berapi, sejuk tiada berair | Orang jahat, walaupun diberikan kesenangan, namun kalau sudah mendapatkan kesempatan, pasti akan diulanginya lagi perbuatan jahatnya itu. |
33 | Hangat-hangat tahi ayam | Tidak bersungguh-sungguh; setengah hati. |
34 | Hanya air dingin yang dapat memadamkan api | Hanya tingkah laku dan budi bahasa yang lemah lembut saja yang dapat meredakan kemarahan seseorang. |
35 | Hanyut dipintasi, lulus diselami, hilang dicari | Menolong orang lain yang sedang mendapat kesusahan. |
36 | Harap hati hendak peluk gunung, apa akal tangan tak sampai | Kehendak hati terlalu besar, namun tiada upaya untuk dapat meraihnya. |
37 | Harap hendak melonjak, kopiah pesuk | Semua harta kekayaan habis dibelanjakan demi hidup mewah. |
38 | Harap hendak meraup, tidak boleh menggenggam | Semua harta kekayaan habis dibelanjakan demi hidup mewah. |
39 | Harap ke mulut besar cakap, kerja suatu tak boleh cekap | Banyak bicara tetapi tidak bisa membuktikan ucapannya. |
40 | Harap lenggang serdadu, destar teleng, belanja kurang | Bergaya gagah/seperti orang mampu, padahal sebenarnya tidak beruang/miskin. |
41 | Harapkan anak, buta mata sebelah; harapkan teman, buta mata keduanya | Sebaiknya dalam melakukan suatu pekerjaan jangan terlalu berharap kepada orang lain (kerjakan sendiri dengan sungguh-sungguh). |
42 | Harapkan burung terbang tinggi, punai di tangan dilepaskan | Karena mengharapkan keuntungan yang lebih besar namun belum tentu diperoleh, keuntungan yang kecil tetapi sudah pasti (sudah dalam genggaman) pun dilepaskan. |
43 | Harapkan guruh di langit, air tempayan ditumpahkan | Karena mengharapkan keuntungan yang lebih besar namun belum tentu diperoleh, keuntungan yang kecil tetapi sudah pasti (sudah dalam genggaman) pun dilepaskan. (guruh= guntur) |
44 | Harapkan kuning kuah kambeh, cangkuk terubuk ditinggalkan | Karena mengharapkan keuntungan yang lebih besar namun belum tentu diperoleh, keuntungan yang kecil tetapi sudah pasti (sudah dalam genggaman) pun dilepaskan. (kambeh = peria) (cangkuk = pekasam) |
45 | Harapkan si untung menggamit, kain di badan didedahkan | Karena mengharapkan keuntungan yang lebih besar namun belum tentu diperoleh, keuntungan yang kecil tetapi sudah pasti (sudah dalam genggaman) pun dilepaskan. |
46 | Harapkan si untung menggamit, kain koyak diupahkan | Mempercayakan sesuatu pada orang yang sangat malas. |
47 | Hari baik dibuang-buang, hari buruk dikejar-kejar | Waktu yang baik dibiarkan berlalu, kemudian tergopoh-gopoh mengerjakan sesuatu di waktu yang sudah sempit/sedikit. |
48 | Hari guruh takkan hujan | Orang yang terlalu marah biasanya tidak sampai memukul. |
49 | Hari ini patutlah redup | Mengharapkan suatu keuntungan; prasangka yang tidak baik. |
50 | Hari ini sedang panas panjang, kacang telah lupakan kulitnya | Orang miskin yang sudah menjadi orang kaya, namun lupa akan asalnya. |
51 | Hari ini terlebih baik daripada besok | Sebaiknya pekerjaan yang dapat diusahakan/dikerjakan hari ini jangan ditangguhkan sampai besok/berlarut-larut. |
52 | Hari tak selamanya panas | Untung dan rugi datang silih berganti. |
53 | Hari tidak siang saja | Kesenangan tidak akan datang terus-menerus. |
54 | Harimau bertempek takkan makan orang | Orang yang terlalu marah biasanya tidak sampai memukul. |
55 | Harimau ditakuti sebab giginya | Orang besar/berkuasa ditakuti karena kekuasaannya. |
56 | Harimau hendak menghilangkan jejaknya | Orang jahat yang hendak menyembunyikan kejahatannya. |
57 | Harimau mati karena belangnya | Mendapat kesulitan/malapetaka karena kelebihannya. |
58 | Harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan daging, manusia mati meninggalkan nama | Orang baik mati meninggalkan nama/kenangan baik, sedangkan orang jahat mati meninggalkan nama/kenangan jahat. |
59 | Harimau memperlihatkan kukunya | Orang besar/berkuasa yang memperlihatkan kekuasaannya. |
60 | Harimau menunjukkan belangnya | Orang besar/berkuasa yang memperlihatkan kekuasaannya. |
61 | Harimau menyorokkan kuku | Orang yang menyembunyikan kelebihannya. |
62 | Harimau puntung kena penjara, pelanduk kecil menolakkan mara | Ada kalanya kesusahan/kesulitan yang dialami oleh orang besar/berkuasa akan ditolong oleh orang kecil/rendahan. |
63 | Harimau tidak merendahkan dirinya untuk menangkap cicak sebagai mangsanya | Orang besar yang tidak mau melakukan tindakan-tindakan yang dapat merendahkan derajatnya. |
64 | Harta orang hendak digalas | Seseorang yang menginginkan harta milik orang lain. |
65 | Harta orang hendak dikebas | Seseorang yang menginginkan harta milik orang lain. |
66 | Harta pulang ke tuan | Sudah pada tempatnya. |
67 | Haruslah air disauk, dan ranting dipatah; lama hidup banyak merasa, jauh berjalan banyak dilihat | Orang yang merantau haruslah patuh terhadap adat kebiasaan di tempat itu. |
68 | Hati bagai baling-baling | Pendirian yang tidak tetap; goyah. |
69 | Hati bagai pelepah, jantung bagai jantung pisang | Orang yang tidak berperasaan. |
70 | Hati gajah sama dilapah, hati kuman sama dicecah | Pembagian yang adil/merata. |
71 | Hati hendak semua jadi | Jika ada kemauan, maka segala hal dapat dikerjakan. |
72 | Hati orang yang bodoh itu di mulutnya, dan lidah orang yang cerdik itu di belakang hatinya | Orang bodoh berbicara tanpa perhitungan, sedangkan orang pandai berpikir terlebih dahulu sebelum berkata-kata/berbicara. |
73 | Hati yang ringan meringankan beban yang berat | Semua pekerjaan yang dilakukan dengan kerelaan hati, niscaya akan terasa mudah. |
74 | Hati yang suka peringan beban | Semua pekerjaan yang dilakukan dengan kerelaan hati, niscaya akan terasa mudah. |
75 | Hawa pantang kerendahan, nafsu pantang kekurangan | Hawa nafsu untuk tidak mengalah. |
76 | Hemat pangkal kaya, sia-sia hutang tambah | Hemat dan cermat mendatangkan kesenangan, sedangkan boros dan mubazir mendatangkan kesulitan. |
77 | Hempas tulang berisi perut | Orang yang rajin bekerja/berusaha akan mudah mendapatkan rezeki. |
78 | Hempas tulang tak berbalas jasa | Bersusah payah tetapi tidak ada hasilnya. |
79 | Hendak air pancuran terbit | Memperoleh sesuatu yang lebih daripada yang dikehendaki/diinginkan. |
80 | Hendak belajar berenang dapatkan itik, hendak belajar memanjat dapatkan tupai | Hendak mengetahui suatu perkara maka bertanyalah pada orang yang ahli dalam perkara itu. |
81 | Hendak bersunting bunga mala | Hendak memperisteri perempuan tua. |
82 | Hendak bersunting bunga yang belum diseri kumbang | Hendak memperisteri anak gadis/perawan. |
83 | Hendak bertanduk kepala dipahat | Karena hendak menunjukkan kemegahan, rela berhutang atau berbuat sesuatu yang dapat mendatangkan kesulitan pada diri sendiri. |
84 | Hendak dimasukkan ke dalam sumpit tak maut, ke dalam keranjang longgar | Sesuatu yang tidak sempurna/sesuai menyebabkan keadaan menjadi sukar/sulit. |
85 | Hendak ditelan termengkelan, hendak diludah tiada keluar | Menghadapi suatu masalah yang sangat sulit; berada dalam keadaan yang serba salah. |
86 | Hendak harum terlalu hangit | Karena terlalu hendak meninggikan diri, akhirnya hanya mendapat malu. |
87 | Hendak kaya berdikit-dikit, hendak tuah bertabur urai, hendak berani berlawan ramai | Hemat adalah tangga kekayaan, murah hati adalah tangga tuah/kemuliaan, banyak lawan mendatangkan keberanian. |
88 | Hendak kerja golok keling, hendak makan parang punting | Malas bekerja tetapi banyak makan/boros. |
89 | Hendak mara bedil bertinak, hendak undur gelar telah besar | Orang berpangkat/berkuasa yang berada dalam keadaan yang serba salah; hendak memelihara derajat uangnya tidak cukup, tetapi hendak mengundurkan diri malu karena pangkatnya sudah tinggi. |
90 | Hendak masak langsung hangus | Karena terlalu hendak meninggikan diri, akhirnya hanya mendapat malu. |
91 | Hendak melangkah kaki pendek, hendak mencapai tangan tak sampai | Ingin melakukan suatu pekerjaan tetapi tidak berdaya. |
92 | Hendak meluruskan ekor anjing | Sangat susah untuk bisa mengubah tingkah laku yang sudah menjadi tabiat. |
93 | Hendak memadam api tengah menyala, disiramkan minyak pula ke atasnya | Memperburuk keadaan terhadap orang yang sedang marah. |
94 | Hendak memikat balam, balam jugalah penunggunya | Hendak mencari orang pandai, maka orang yang pandai pulalah yang tahu cara mencarinya. |
95 | Hendak menangguk ikan, tertangguk akan batang | Menginginkan laba/keuntungan, tetapi justru mendapatkan kerugian. |
96 | Hendak mendapat pisang terkupas | Menginginkan kesenangan tetapi malas berusaha. |
97 | Hendak menebang merebahkan, hendak mencencang memutuskan | Hendak berbuat sesuka hati tanpa memikirkan hal-hal lain. |
98 | Hendak mengayuhkan perahu tertambat | Hendak menikahi perempuan yang masih dalam ikatan perkawinan. |
99 | Hendak mengepal pasir kering | Ingin melakukan pekerjaan yang sangat sulit untuk dilakukan. |
100 | Hendak panjang terlalu, patah | Karena terlalu hendak meninggikan diri, akhirnya hanya mendapat malu. |
101 | Hendak pergi berotan jangan takut onaknya | Hendak melakukan suatu pekerjaan besar, maka janganlah takut untuk menghadapi percobaan/kesulitan-kesulitan di dalamnya. |
102 | Hendak saja yang besar, masuknya tak seberapa | Banyak bicara, tetapi buktinya sangat sedikit. |
103 | Hendak seribu daya, tak hendak seribu upaya | Setiap ada kemauan/niat, pasti ada jalan. |
104 | Hendak singa di tengah padang lagi, daripada ular di dalam rumput | Lebih baik berhadapan dengan bahaya/kesulitan besar yang sudah jelas daripada dengan bahaya/kesulitan kecil yang belum jelas. |
105 | Hendak sombong berbini banyak, hendak megah berlawan lebih | Hendak memperlihatkan ketinggian diri/derajat tinggi, akhirnya hidup dalam kesusahan. |
106 | Hendak terbang tiada bersayap | Ingin melakukan sesuatu tetapi tidak berdaya. |
107 | Hendak tinggi terlalu, jatuh | Karena terlalu hendak meninggikan diri, akhirnya hanya mendapat malu. |
108 | Hendak ucok dilawan damai, hendak perang giling peluru | Bersedia menghadapi segala kemungkinan. (ucok = berunding mencari jalan damai) |
109 | Hendak ulam, pucuk menjulai | Memperoleh sesuatu lebih daripada yang dikehendaki/diinginkan. |
110 | Hendak untung menjadi buntung | Menginginkan laba/keuntungan, tetapi justru mendapatkan kerugian. |
111 | Hendakkan halus, genting; genting putus sudahnya | Melakukan sesuatu yang melebihi batasnya tentu akhirnya hanya akan mendatangkan kerugian/kesulitan. |
112 | Hendaklah seperti tembikar, pecah satu pecah semuanya | Hendaklah hidup dalam persatuan; senang sama senang, susah sama susah. |
113 | Hidung dicium, pipi digigit | Kasih sayang yang hanya pura-pura saja; menyembunyikan perbuatan jahat dengan perbuatan baik. |
114 | Hidung sudah rampung diatur orang | Orang bodoh yang sombong dan tidak sadar dirinya sedang dibodohi orang lain. |
115 | Hidung tak mancung, pipi tersorong-sorong | Suka ikut campur dalam urusan orang lain; suka menonjolkan diri. |
116 | Hidup di hujung gurun orang | Hidup dalam kemelaratan. |
117 | Hidup dikandung adat, mati dikandung tanah | Selama masih hidup, haruslah mematuhi aturan-aturan yang berlaku, setelah meninggal terserahlah kepada hukum Tuhan. |
118 | Hidup kayu berbuah, hidup manusia biar berjasa | Berbuat baiklah semasih hidup untuk diri sendiri dan untuk masyarakat, sehingga budi baik kita akhirnya dikenang. |
119 | Hidup sandar-menyandar umpama aur dengan tebing | Suami isteri yang saling mengasihi; sahabat setia yang saling tolong-menolong. |
120 | Hidup segan mati tak mau | Hidup melarat/miskin/sakit-sakitan. |
121 | Hidup tidak karena doa, mati tidak karena sumpah | Berusahalah dengan kemampuan sendiri dan jangan terlalu mengharapkan pertolongan dari orang lain. |
122 | Hilang adat tegal muafakat | Adat kebiasaan dapat diubah asalkan dengan persetujuan atau untuk kepentingan orang banyak. |
123 | Hilang bahasa lenyap bangsa | Jika suatu bahasa persatuan sudah tidak terpakai lagi maka lambat-laun hilanglah bangsa itu; hilang budi bahasa, maka hilang pula derajat diri. |
124 | Hilang bini boleh dicari, hilang budi badan celaka | Tabiat buruk dapat mendatangkan kesulitan/malapetaka pada diri sendiri. |
125 | Hilang dicari, terapung digenangi, terbenam diselami | Memeriksa dengan teliti; menolong seseorang yang sedang berada dalam kesulitan. |
126 | Hilang ikan dalam kerabu | Kejahatan akan hilang (tidak lagi disebut kejahatan) apabila setiap orang melakukannya. (kerabu = sejenis makanan) |
127 | Hilang jasa beliung, timbul jasa rimbas | Orang yang berbuat kebaikan (bersusah payah) tidak mendapatkan apa-apa, sementara itu orang lain yang tidak ikut berusaha yang mendapatkan pujian/imbalan. (rimbas = perkakas untuk penarah kayu) |
128 | Hilang kabus, teduh hujan | Mendapatkan kesenangan setelah mengalami/menjalani kesulitan. |
129 | Hilang kemarau setahun oleh hujan sehari | Kebaikan yang hilang karena kejahatan walaupun hanya sedikit. |
130 | Hilang kepala kura-kura ditelan oleh dadanya | Orang kecil/hina tetapi berilmu dan bijaksana tetap akan dihormati oleh banyak orang. |
131 | Hilang kilat dalam kilau | Kepandaian atau kebesaran sudah tidak kelihatan lagi apabila berbaur dengan orang-orang pandai/berkuasa. |
132 | Hilang pelanduk berganti kijang emas | Perempuan yang bercerai dengan suaminya yang miskin/hina dan kemudian menikah dengan seorang lelaki yang mulia/berkuasa. |
133 | Hilang penjahit berkerbau-kerbau | Lebih banyak ongkos untuk suatu perkara dibandingkan dengan harga barang/benda yang diperkarakan. |
134 | Hilang rona karena penyakit, hilang bangsa tidak beruang | Orang yang tidak berharta kurang dihargai oleh orang lain. |
135 | Hilang sepuh nampak senam | Kejahatan yang terungkap setelah rahasianya terbongkar. (sepuh = sadur) (senam = warna acak) |
136 | Hilang tapak tukul, timbul tapak canai | Perbuatan orang (baik maupun buruk) yang terlebih dahulu hilang karena ditutupi oleh perbuatannya kemudian/yang sekarang. (tukul = pemukul kecil) (canai = asah) |
137 | Hilang tentu rimbanya, mati tentu kuburnya | Sesuatu hal atau perkara yang sudah tentu akhirnya. |
138 | Hilang tukul hilanglah pahat | Tidak dapat mengerjakan suatu pekerjaan kalau tidak ada pelengkapnya/pendukungnya. |
139 | Hilir malam mudik tak singgah, daun nipah dikatakan daun labu | Malas berusaha, akhirnya mendapatkan kesulitan; segan/enggan bertanya akhirnya sesat di jalan. |
140 | Hinggap bak langau, titik bak hujan | Suatu hal yang terjadi secara tiba-tiba. |
141 | Hinggap mencengkam, terbang menumpu | Jika hendak merantau maka carilah keluarga atau kenalan yang memiliki tempat untuk menumpang. |
142 | Hinggap saja bagai langau | Suatu hal yang terjadi secara tiba-tiba. |
143 | Hinggap seperti benalu | Orang yang menumpang dan kemudian merusak/mengotori tempat yang ditumpanginya. (benalu = pasilan) |
144 | Hitam bagai buntut belanga | Perihal keburukan sifat seseorang. |
145 | Hitam dikatakan putih, putih dikatakan hitam | Yang buruk dikatakan baik dan yang baik dikatakan buruk; berdusta. |
146 | Hitam gagak tiada siapa yang mencelupnya | Orang yang berbuat jahat dengan kehendaknya sendiri. |
147 | Hitam mata itu takkan boleh bercerai dengan putihnya | Orang yang sedang berkasih-kasihan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. |
148 | Hitam tahan tempa, putih tahan sesah | Dapat diuji keasliannya; tetap (tidak berubah). |
149 | Hitam-hitam bendi, putih-putih sadah | Yang buruk rupa lebih mahal harganya dibandingkan dengan yang rupawan. (bendi = kereta kuda) (sadah = kapur) |
150 | Hitam-hitam gajah, putih-putih udang kepai | Yang hina akan tetap hina (walaupun elok rupanya), yang mulia akan tetap mulia (walaupun buruk rupanya). (udang kepai = udang kecil untuk dibuat belacan) |
151 | Hitam-hitam gula Jawa | Hitam manis. |
152 | Hitam-hitam kereta api, putih-putih kapur sirih | Yang buruk rupa lebih mahal harganya dibandingkan dengan yang rupawan. |
153 | Hitam-hitam tahi minyak dimakan juga, putih-putih hampas kelapa dibuang | Barang yang buruk tetapi berguna disimpan, sedangkan barang yang bagus tetapi tidak berguna dibuang. |
154 | Hujan berpohon, panas berasal | Segala sesuatu tentu ada sebabnya/asal-usulnya. |
155 | Hujan emas di negeri orang, hujan batu di negeri sendiri, baik juga di negeri sendiri | Walau bagaimanapun mewah dan makmurnya negeri orang, namun negeri sendirilah yang lebih baik. |
156 | Hujan emas perak di negeri orang, hujan keris lembing di negeri kita, baik juga di negeri kita | Walau bagaimanapun mewah dan makmurnya negeri orang, namun negeri sendirilah yang lebih baik. |
157 | Hujan keris lembing di negeri kita, hujan emas perak di negeri orang, baik juga di negeri kita | Walau bagaimanapun mewah dan makmurnya negeri orang, namun negeri sendirilah yang lebih baik. |
158 | Hujan panas permainan hari, senang susah permainan hidup | Dalam hidup manusia, ada kalanya senang dan ada kalanya susah. |
159 | Hujan tak sekali jatuh, simpai tak sekali erat | Kebahagian/keuntungan tidak datang sekaligus. (simpai = gelang-gelang daripada rotan) |
160 | Hujan, tempat berteduh; panas, tempat berlindung | Orang yang selalu memberi pertolongan kepada orang-orang yang sedang membutuhkan. |
161 | Hujung lurus, pangkal berkait | Kelihatannya baik, tetapi sebenarnya hatinya jahat. |
162 | Hukum berdiri dengan sakti, adat berdiri dengan tanda | Peraturan terkait keagamaan kuat dengan keterangan-keterangan lisan, sedangkan peraturan terkait adat kuat dengan tanda bukti. |
163 | Hukum yang rata, adat yang datar | Sesuatu yang sama baiknya. |
164 | Hulu mujur pandai bertengkar, hulu baik pandai memakai | Orang yang pandai menempatkan diri dalam pergaulan, selalu selamat dan disukai banyak orang. (hulu mujur = pangkat untung) |
165 | Hutang biduk belum langsai, Hutang pengayuh datang pula | Hutang yang dulu belum dibayar, tetapi sekarang berhutang lagi. |
166 | Hutang emas dapat dibayar, hutang budi dibawa mati | Budi baik orang hendaklah dikenang selama-lamanya, karena budi baik tidak semata-mata dapat dibayar dengan uang. |
167 | Hutang kayu ara | Hutang yang tidak mungkin untuk dibayar. |
168 | Hutang samir belum selesai, hutang kajang tumbuh pula | Hutang yang dulu belum dibayar, tetapi sekarang berhutang lagi. (kajang =benda yang dianyam dari daun nipah) |
169 | Hutang sebelit pinggang | Berhutang sangat banyak. |
170 | Hutang tembilang belum langsai, hutang tajak bila pula | Hutang yang dulu belum dibayar, tetapi sekarang berhutang lagi. |
171 | Hutang tiap helai bulu | Berhutang sangat banyak. |
Kamus Kamus Peribahasa ini merupakan online. Jika anda mencari terjemah atau arti kata menurut kamus Kamus Peribahasa, anda bisa mencari disini. Kamus bisa ditelaah menggunakan abjad atau formulir pencarian.