Kamus ini menjelaskan arti kata/frase baju kuntum menurut KBBI Edisi III. Selain arti, mungkin juga disertakan contoh kalimat yang menggunakan kata baju kuntum.
baju kuntum= baju ragam Melayu
Berbagai contoh kalimat untuk kata atau frase "baju kuntum" tersedia di halaman contoh kalimat. Silakan kunjungi halaman khusus contoh kalimat menggunakan kata baju kuntum untuk melihat berbagai penerapan riil di kehidupan nyata.
Lebih lanjut mengenai baju kuntum
baju kuntum terdiri dari 2 kata. Kata tersebut mempunyai 10 kata terkait yakni sebagai berikut:
baju |
ba.ju [n] pakaian penutup badan bagian atas (banyak ragam dan namanya) |
kuntum |
kun.tum [n] (1) kuncup bunga yg hampir mekar (berkembang: -- mawar merah; (2) penggolong bilangan untuk bunga: tiga -- bunga kemboja; (3) ki gadis muda |
Melayu |
me.la.yu [v] menjadi layu |
ragam |
ra.gam [n] (1) tingkah; laku; ulah: lain orang lain -- nya; (2) macam; jenis: di toko itu banyak -- permainan; (3) lagu langgam; (4) warna; corak; ragi: kain yg bagus -- nya; (5) Ling laras (tt bahasa) [a] bersatu hati; rukun: penduduk kampung itu kurang -- rupanya |
baju (belah) benian |
baju yg halus buatannya dan lubang kancingnya diberi bertali |
baju (kemeja) buntung |
baju (kemeja) yg tidak berlengan |
baju alang |
baju kurung yg berlengan pendek |
baju anggerka |
baju dalam yg panjang dan berkancing (model India) untuk pria |
baju antari |
baju dalam yg panjang dan di luarnya dikenakan jubah model Arab yg bentuknya spt baju anggerka; (2) baju panjang yg dipakai oleh orang yg naik haji |
baju ayat |
baju belah yg berazimat, berlengan pendek dan bertuliskan ayat-ayat Alquran |
Jika informasi mengenai "baju kuntum" ini bermanfaat, silakan anda bagikan ke teman atau simpan di akun media sosial memakai menu berikut.
Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam jaringan atau KBBI daring merupakan versi online dari KBBI edisi ketiga yang diluncurkan pada tahun 2008.
Kamus ini memuat 78.000 lema. Isi (kata dan arti) dalam kamus ini merupakan Hak Cipta Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemdikbud (dahulu Pusat Bahasa).