Kamus ini menjelaskan arti kata/frase pecah menanti sebab menurut KBBI Edisi III. Selain arti, mungkin juga disertakan contoh kalimat yang menggunakan kata pecah menanti sebab.
pecah menanti sebab= [pb] sekadar menanti kesempatan untuk membalas dendam
Berbagai contoh kalimat untuk kata atau frase "pecah menanti sebab" tersedia di halaman contoh kalimat. Silakan kunjungi halaman khusus contoh kalimat menggunakan kata pecah menanti sebab untuk melihat berbagai penerapan riil di kehidupan nyata.
Lebih lanjut mengenai pecah menanti sebab
pecah menanti sebab terdiri dari 3 kata. Kata tersebut mempunyai 10 kata terkait yakni sebagai berikut:
dendam |
den.dam [a] berkeinginan keras untuk membalas (kejahatan dsb) |
kesempatan |
ke.sem.pat.an [n] waktu (keluasan, peluang, dsb) untuk: setelah ceramah selesai, pendengar diberi -- untuk bertanya |
membalas |
mem.ba.las [v] (1) menjawab (surat dsb); mengimbangi (kebaikan orang dsb); memberikan (membayar) sesuatu sbg imbangan jasa (perbuatan dsb) yg sudah diterima: orang yg berbudi akan -- kejahatan dng kebaikan; (2) melakukan sesuatu untuk memulangkan kembali perbuatan yg dikenakan kepadanya: meskipun dipukul berkali-kali, ia tidak --; (3) melakukan sesuatu untuk memuaskan sakit hati dsb: -- dendam; (4) cak memutar kembali (kemudi mobil) |
pecah |
pe.cah [v] (1) terbelah menjadi beberapa bagian: piring yg dipegangnya jatuh dan -- berkeping-keping; (2) retak atau rekah (tt kulit, tanah, dsb): krn musim kemarau yg panjang, tanah persawahan banyak yg --; (3) rusak atau belah kulitnya (dindingnya) hingga isinya keluar (tt telur, ban, bisul, dsb): ban mobil itu -- ketika dipompa; bisulnya sudah -- dan nanahnya keluar; (4) menjadi cair atau bergumpal-gumpal (tt air susu, santan, dsb): air susu yg -- tidak baik untuk diminum; (5) bercerai-cerai (tidak bersatu atau tidak kompak lagi); hilang (tt kepercayaan): partai buruh -- menjadi beberapa partai; (6) tersiar (tt kabar, rahasia): -- kabar bahwa raja akan turun takhta; (7) mulai (tt perang): -- lah perang antara dua negara yg bertetangga itu; (8) kalah (tt perang): rakyat kalang kabut sbg negeri -- perangnya; (9) sember (tt bunyi suara): suaranya tidak baik didengar krn --; (10) kl bubar; usai: kemudian -- lah segala orang yg di dl majelis raja; (11) terkalahkan (tt lawan); tercipta (tt rekor baru): rekor lari 100 m -- |
sekadar |
se.ka.dar [adv] (1) sesuai atau seimbang dng; menurut keadaan (kemungkinan, keperluan, dsb); sepadan (dng): ia berbicara ~ perlu dan pentingnya; (2) hanya untuk: ~ memperoleh ketepatan ejaan; semua itu ~ olok-olok; (3) seperlunya; seadanya: hal itu akan kuceritakan ~ nya lihat 1kadar |
untuk |
un.tuk [p] (1) kata depan untuk menyatakan bagi ...; bagian: ini -- ku, yg itu -- mu; (2) sebab atau alasan: -- kesalahan itu, ia dihukum dua tahun; -- semua itu, ia mau berkorban; (3) tujuan atau maksud; bagi: lemari -- (menyimpan) pakaian; pakaian -- segala usia; (4) penggantian (sbg ganti ...); (disediakan, dipergunakan, dipakai) sbg ...: peti itu dipakai -- meja makan; diberi pisau -- senjata; (5) selama: -- beberapa bulan ia terpaksa istirahat di rumah sakit; (6) sudah: -- ketiga kalinya saya memperingatkan [Mk n] bagian dr milik yg dibagi-bagikan [n] kemaluan perempuan (kata penghalus) |
menanti |
me.nan.ti [v] menunggu: telah lama saya ~ Anda di sini |
sebab |
se.bab [n] hal yg menjadikan timbulnya sesuatu; lantaran; karena; (asal) mula: segala akibat ada -- nya; apa -- ( -- apa), mengapa; apa lantarannya; apa mulanya; (2) p oleh krn; terjadi krn; sbg akibat: ia sakit perut -- makan gado-gado yg sangat pedas |
menanti putih gagak hitam |
[pb] mengharap sesuatu yg tidak mungkin didapat |
menantikan ara tak bergetah |
[pb] mengharapkan sesuatu yg tidak mungkin terpenuhi |
Jika informasi mengenai "pecah menanti sebab" ini bermanfaat, silakan anda bagikan ke teman atau simpan di akun media sosial memakai menu berikut.
Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam jaringan atau KBBI daring merupakan versi online dari KBBI edisi ketiga yang diluncurkan pada tahun 2008.
Kamus ini memuat 78.000 lema. Isi (kata dan arti) dalam kamus ini merupakan Hak Cipta Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemdikbud (dahulu Pusat Bahasa).